Sekretariat Pelayanan Tani dan Nelayan Hari Pangan Sedunia merupakan organisasi nirlaba atau Lembaga Swadaya Masyarakat untuk melayani masyarakat tani dan nelayan dalam mewujudkan masyarakat pertanian, kenelayanan dan pedesaan lestari.
Sekretariat Pelayanan Tani dan Nelayan Hari Pangan Sedunia dibentuk berdasar amanat musyawarah tani di bulan Januari tahun 1992 untuk memberikan motivasi, memfasilitasi dan mempromosikan gerakan pertanian, kenelayanan dan pedesaan lestari berdasar visi dan misi Deklarasi Ganjuran.
Pada awalnya Sekretariat bernama Sekretariat Pelayanan Petani Hari Pangan Sedunia.Tahun 1994, nama sekretariat berubah menjadi Sekretariat Pelayanan Tani dan Nelayan Hari Pangan Sedunia dengan bergabungnya nelayan dalam Keluarga Besar Paguyuban Tani Hari Pangan Sedunia
Deklarasi Ganjuran
Amanat pokok Deklarasi Ganjuran tersebut antara lain:
Pelaksanaan dan penyebarluasan pembangunan pertanian dan pedesaan yang lestari, yaitu berwawasan lingkungan (ecologically sound), murah secara ekonomis (economically feasible), sesuai dengan kebudayaan setempat (culturally adapted) dan berkeadilan sosial (socially just), termasuk sikap yang manusiawi terhadap semua mahluk ciptaan Tuhan dalam rangka pembangunan manusia yang utuh menyeluruh serta lestari dan berkelanjutan
Pengakuan hak dan kebebasan kaum tani untuk membentuk organisasi atau paguyuban sendiri, menurut kebutuhan dan aspirasinya.
Gerakan pertanian, kenelayanan dan pedesaan lestari disadari merupakan langkah pembebasan petani dan nelayan dari ketergantungan terhadap pihak luar, baik itu pupuk, benih, teknologi ataupun modal. Ketergantungan terhadap pihak luar ini menyebabkan petani dan nelayan menjadi obyek dan menyebabkan menurunnya kesejahteraan petani dan nelayan. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia sintetis, dan benih hibrida juga telah mengakibatkan rusaknya lingkungan dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Dalam konteks kenelayanan pembabatan hutan bakau, dan pemakaian alat-alat kenelayanan, seperti pestisida, bahan peledak, dll mengakibatkan lingkungan kawasan pantai dan laut rusak. Nelayan semakin sulit mencari ikan. Deklarasi Ganjuran dijabarkan dalam program pelayanan Sekretariat Pelayanan Tani Nelayan Hari Pangan Sedunia. Program yang ada dalam Sekretariat adalah : Penyebaran wawasan pertanian dan kenelayan lestari; Pendampingan paguyuban; Peningkatan ketrampilan; Peningkatan pengetahuan; Pembelaan; dan Penyebarluasan informasi.
Dalam melaksanakan program-program di lapangan Sekretariat Pelayanan Tani Nelayan Hari Pangan Sedunia bermitra dengan paguyuban-paguyuban tani dan nelayan di seluruh Indonesia.
Sekretariat Pelayanan Tani Nelayan Hari Pangan Sedunia mengakui otonomi paguyuban tani dan nelayan dalam melaksanakan dan mengurusi rumah tangga kelompok. Dalam hubungan kemitraan ini Sekretariat dan paguyuban mempunyai kedudukan yang setara. Ikatan pemersatu dari seluruh Paguyuban Tani dan Nelayan Hari Pangan Sedunia adalah tujuan dan wawasan, yaitu melaksanakan dan mewujudkan visi dan misi Deklarasi Ganjuran.
Visi SPTN-HPS (Sekretariat Pelayanan Tani-Nelayan Hari Pangan Sedunia) adalah paguyuban pendamping masyarakat berasas paguyuban dijiwai oleh Deklarasi Ganjuran, yang membangun masyarakat Tani dan Nelayan yang terbuka, kritis, sejahtera, bergaya hidup lestari, bermartabat, mandiri, berkeadilan sosial, dan menghargai kearifan budaya lokal.
MisiBermitra dan bekerja sama dengan masyarakat dan melibatkan generasi muda, membangun dan menguatkan masyarakat sipil lestari (pola produksi dan pola konsumsi) di pedesaan (pertanian dan nelayan) yang bermartabat, setara, sejahtera, menghargai kearifan budaya lokal dengan cara musyawarah, managemen yang baik, mengembangkan tata ekonomi alternatif sebagai perwujudan Deklarasi Ganjuran
Pendekatan Pelayanan
Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut, SPTN HPS mendorong tumbuh dan berkembangnya Paguyuban Tani dan Nelayan Hari Pangan Sedunia. Penumbuhan paguyuban menjadi pilihan strategi didalam pengembangan gerakan pembangunan pertanian, kenelayanan dan pedesaan lestari. Hal ini ditempuh mengingat pentingnya bentuk organisasi alternatif bagi petani yang mampu memberikan peluang bagi petani untuk mengembangkan diri, mandiri dan berdaya. Disamping itu, bagi SPTN HPS sendiri, pendekatan paguyuban dinilai lebih efektif dan efisien, karena pada akhirnya petani sendirilah yang akan mengatur dan menentukan pilihannya sendiri. Di dalam paguyuban, petani saling memperkuat dan memberdayakan untuk menggapai kemandirian
Jumat, 01 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar