Januari 15th, 2009
MENGAPA BERAS ORGANIK?
Beras organik, beras yang bebas dari pestisida, pewarna dan bahan kimia lainnya, sehingga sangat aman dan sehat dikonsumsi oleh balita, orang dewasa, maupun para manula. Dikarenakan beras atau dalam hal ini nasi merupakan makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi sehari-hari maka sangatlah penting untuk memperhatikan keamanan dari makanan pokok kita ini. Bayangkan saja jika dalam setiap butir beras / nasi yang kita makan terkandung zat kimia dari pestisida , pupuk kimia , dll (meskipun sedikit) , bisa dipastikan akan terjadi penumpukan zat kimia di dalam tubuh yang tentunya dapat menyebabkan berbagai penyakit mulai ringan hingga berat.
Beras organik ada beberapa macam warna yakni, hitam, merah, coklat dan putih.Tak heran kalau masyarakat sering menyebutnya beras herbal. Aroma dan rasa beras organik Indonesia bila sudah dimasak sangat berbeda dibanding beras organik yang berasal dari India, Thailand atau negara lainnya. Beras organik dari Indonesia mempunyai keunggulan rasa lebih enak karena struktur tanahnya. Aromanya harum dan tahan lama penyimpanannya.
Keunggulan Beras Organik dari Beras Un-Organik adalah:
Memiliki kandungan nutrisi dan mineral tinggi,
Kandungan glukosa,karbohidrat dan proteinnya mudah terurai,
Aman dan sangat baik dikonsumsi penderita Diabetes,
Aman dikonsumsi oleh penderita Diabetes,
Baik untuk program diet,
Mencegah kanker,jantung,asam urat,darah tinggi, dan vertigo.
Cara penanamannya pun berbeda dengan beras “biasa” misalnya pengairan sawah tidak boleh dicampur dengan sawah yang menggunakan pupuk maupun pestisida kimia, hal ini berlaku pula untuk proses penggilingan yang juga tidak boleh dicampur dengan beras ‘biasa’.
VARIETAS BERAS ORGANIK BERDASARKAN WARNA
1. BERAS HITAM
Dari sisi khasiat dan gizi ternyata pigmen beras yang berwarna hitam mempunyai khasiat paling baik dibanding beras berwarna lainnya. Beras hitam sangat berbeda dibanding ketan hitam, baik rasa, aroma maupun penampilannya. Sangat spesifik dan unik. Bila sudah dimasak beras hitam warnanya benar-benar hitam pekat. Rasanya enak dan aromanya menimbulkan selera makan.
Menurut penelitian para ahli, beras hitam mempunyai khasiat:
• Meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit
• Memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan chirrosis)
• Mencegah gangguan fungsi ginjal
• Mencegah kanker/tumor
• Memperlambat penuaan (Antiaging)
• Sebagai Antioksidan
• Membersihkan kolesterol dalam darah
• Mencegah anemia
2. BERAS MERAH
Keunggulan beras merah:
• Mencegah sembelit
• Cocok untuk Diet
• Mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan
• Meningkatkan perkembangan otak
• Menurunkan kolesterol darah.
• Mencegah kanker dan penyakit degeneratif.
• Menyehatkan jantung
• Mempunyai kandungan vitamin B1 dan mineral lebih tinggi dari pada beras putih.
Kandungan Nutrisi dan Manfaat Beras Merah:
- Mengandung lebih banyak magnesium, yang sangat baik untuk kesehatan kardiovaskular (jantung)
- Kaya akan fiber dan asam lemak Kandungan fibernya yang tinggi dapat mencegah sembelit sehingga memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan fiber yang tinggi juga membuat Anda lebih kenyang dan tidak mudah lapar sehingga cocok untuk pola diet.
- Kaya akan asam amino dan GABA.
Salah satu cara memasak beras merah yang diketahui adalah dengan teknik Gamma-aminobutyric acid (GABA) atau germinated brown rice (GBR) yang dapat meningkatkan hormon pertumbuhan pada manusia.
3. BERAS COKLAT
Warnanya memang coklat, aroma dan rasanya sangat khas,mirip ketan. Brown rice adalah beras yang tidak digiling atau setengah digiling, jadi bisa dikatakan mempunyai rasa sedikit seperti kacang dan lebih kenyal daripada beras putih. Meskipun lebih cepat basi, tetapi brown rice lebih bernutrisi.
Perbedaan Brown Rice dan Beras Putih Sebenarnya antara brown rice dan beras putih biasa tidak terlalu berbeda jauh. Perbedaan keduanya terletak pada pemrosesan dan kandungan nutrisinya. Jika lapisan terluar atau kulit ari/sekam dari biji padi dikupas maka
hasilnya adalah brown rice. Namun jika lapisan dalam atau kulit padi juga dikupas, maka
hasilnya adalah beras putih biasa.
Beberapa jenis vitamin dan mineral akan hilang dalam proses penggilingan butir padi. Akibatnya, beberapa nutrisi yang hilang seperti vitamin B1, B3, dan besi seringkali ditambahkan kembali pada beras putih sehingga berlabel “diperkaya” (enriched). Sementara pada brown rice, satu jenis mineral yang tidak perlu ditambahkan adalah magnesium.
4. BERAS PUTIH
Merupakan jenis beras yang paling banyak dikonsumsi. Beras Putih Organik jika dibandingkan dengan beras putih Un-Organik sangatlah berbeda, karena rasanya lebih pulen dan lebih wangi. Tidak mengandung pestisida kimia sehingga sangat aman dikonsumsi. Masih memiliki kandungan nutrisi dan mineral yang tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh. Info artikel ini dari berbagai sumber yang bisa dipercaya.
Rabu, 25 Februari 2009
Apakah Makanan Organik Itu?
Sunday, 26 October 2008 08:34 administrator
Apa Makanan Organik itu?
Perkataan 'organik' sebenarnya bermaksud 'berasal dari tanah'. Singkatnya, membawa arti 'asli',alami, tidak tercemar dan lain-lain',yaitu sifat-sifat produk pertanian yang dapat digunakan setiap hari. Beberapa contoh produk organik termasuk sayur-sayuran, vitamin, pasta gigi, sabun, sabun cuci dan lain sebagainya.
Bapak teori organik, Dr.Henry Chang, menyatakan bahwa "makanan organik" berarti seluruh produk pertanian yang bebas dari pupuk kimia, bahan kimia atau bahan tambahan sejak permulaan, yaitu seluruhnya alami. Beberapa contoh cara-cara bertani tersebut termasuk membajak tanah secara tradisional, menggunakan pupuk alami atau tanah yang memang subur, atau memasukkan cacing ke dalam tanah untuk menggemburkan tanah melalui kegiatan penggalian lubang yang alami. Hal ini menyebabkan tanah dioksidasikan, sehingga meminimalkan pencemaran tanah, udara, dan air di kawasan tanah tersebut. Walaupun pupuk-pupuk kimia dapat membantu pertumbuhan, meningkatkan produktivitas tanah dan selanjutnya memberikan hasil yang lebih baik, namun hasil tersebut hanya indah dipandang tanpa banyak manfaat. Produk-produk hasil pertanian bahan kimia tersebut, mungkin banyak mengandung air yang mempengaruhi rasa asli sayur-sayuran atau kualitas makanan tumbuh-tumbuhan itu.
Peternakan hewan secara organik juga dimulai dengan pemberian makanan organik. Makanan-makanan tersebut bebas dari hormon pertumbuhan, dan hewan ternak juga tidak perlu disuntik dengan hormon tambahan lain. Misalnya jika sapi penghasil susu diternak di padang rumput organik, maka susu dan daging yang dihasilkan juga dikategorikan sebagai produk organik. Siapa saja yang pernah memakan daging ayam "kampung" tentu saja berpendapat bahwa daging ayam tersebut lebih sedap dibandingkan dengan daging ayam yang berasal dari peternakan komersil.
Oleh karena itu, Dr.Henry Chang yakin bahwa umur manusia dapat mencapai 100 tahun, tetapi sebagian besar manusia tidak dapat berumur panjang karena makanan mereka mengandung terlalu banyak bahan kimia. Hal ini mempengaruhi fungsi-fungsi sistem kekebalan mereka, sehingga mengakibatkan tekanan darah tinggi, kanker darah(leukimia) serta penyakit-penyakit masa kini lainnya. Pada dasarnya banyak negara di dunia telah setuju untuk menuju ke arah mencipta sebuah "bumi organik". Jika makanan organik menjadi popular di seluruh dunia, sehingga dapat mengubah kebiasaan makan dan minum kita, maka tujuan ideal "hidup sehat", panjang umur memang bukan hanya impian.
Manfaat beberapa jenis bahan pangan organik untuk kesehatan:
* Alpukat: baik untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan sel.
* Bawang putih: antikolesterol dan penuaan dini.
* Bawang merah: membantu pencegahan kanker perut.
* Bayam: baik untuk kesehatan otak dan kesehatan penglihatan.
* Buah berry: mencegah infeksi pada prostat dan saluran kencing.
* Brokoli: membantu tubuh membuang bahan-bahan bersifat karsinogen.
* Kol: bermanfaat bagi pencegahan kanker usus, perut dan payudara
* Tomat: membantu pencegahan kanker rahim, pankreas dan usus.
* Wortel: mencegah penuaan dini.
Manfaat makanan organik
* Bekerja membersihkan darah.
* Membuang racun yang menumpuk dalam sel.
* Membantu regenerasi sel-sel baru.
* Menjaga keseimbangan kadar asam basa tanpa obat-obatan, vitamin atau pun suplemen tambahan.
Kelebihan makanan organik
* Memiliki kandungan gizi yang lebih baik. Makanan organik rata-rata mempunyai kandungan vitamin C, mineral, serta phytonutrients (bahan dalam tanaman yang dapat melawan kanker) yang lebih tinggi ketimbang bahan pangan konvensional.
* Makanan organik lebih tahan lama hingga tidak mudah basi.
* Menghemat proses produksi dan mengurangi tingkat kerusakan lingkungan.
Bahaya makanan non organik
a. Efek unsur dan pestisida yang terkandung dalam makanan:
* Menyebabkan gangguan kesadaran (cognitive dysfunction) seperti sulit mengeja, membaca, menulis, membedakan warna, termasuk berbicara.
* Memperbesar risiko terhadap gangguan fisik otak.
* Salah satu penyebab kanker payudara.
* Berpotensi menyebabkan masalah pada produksi sperma.
b. Ancaman pestisida bagi manusiaan.
* Mengancam generasi penerus. Anak-anak berpotensi terkena lebih banyak pestisida daripada orang dewasa.
* Pencemaran air tanah.
* Boros energi, banyak energi yang dibutuhkan untuk memproduksi pupuk kimia daripada untuk mengolah dan memanen tanaman.
Tips mengonsumsi makanan Organik
* Pilihlah sayuran, buah-buahan atau daging yang memang telah meiliki label yang jelas dan resmi.
* Cucilah sayur atau buah organik dengan air yang mengalir ( keran) beberapa kali, agar sayuran terhindar dari telur ulat.
* Rebuslah sayuran dengan suhu panas yang cukup. Sehingga dapat mematikan telur atau bakteri yang menempel.(berbagai sumber)***
Apa Makanan Organik itu?
Perkataan 'organik' sebenarnya bermaksud 'berasal dari tanah'. Singkatnya, membawa arti 'asli',alami, tidak tercemar dan lain-lain',yaitu sifat-sifat produk pertanian yang dapat digunakan setiap hari. Beberapa contoh produk organik termasuk sayur-sayuran, vitamin, pasta gigi, sabun, sabun cuci dan lain sebagainya.
Bapak teori organik, Dr.Henry Chang, menyatakan bahwa "makanan organik" berarti seluruh produk pertanian yang bebas dari pupuk kimia, bahan kimia atau bahan tambahan sejak permulaan, yaitu seluruhnya alami. Beberapa contoh cara-cara bertani tersebut termasuk membajak tanah secara tradisional, menggunakan pupuk alami atau tanah yang memang subur, atau memasukkan cacing ke dalam tanah untuk menggemburkan tanah melalui kegiatan penggalian lubang yang alami. Hal ini menyebabkan tanah dioksidasikan, sehingga meminimalkan pencemaran tanah, udara, dan air di kawasan tanah tersebut. Walaupun pupuk-pupuk kimia dapat membantu pertumbuhan, meningkatkan produktivitas tanah dan selanjutnya memberikan hasil yang lebih baik, namun hasil tersebut hanya indah dipandang tanpa banyak manfaat. Produk-produk hasil pertanian bahan kimia tersebut, mungkin banyak mengandung air yang mempengaruhi rasa asli sayur-sayuran atau kualitas makanan tumbuh-tumbuhan itu.
Peternakan hewan secara organik juga dimulai dengan pemberian makanan organik. Makanan-makanan tersebut bebas dari hormon pertumbuhan, dan hewan ternak juga tidak perlu disuntik dengan hormon tambahan lain. Misalnya jika sapi penghasil susu diternak di padang rumput organik, maka susu dan daging yang dihasilkan juga dikategorikan sebagai produk organik. Siapa saja yang pernah memakan daging ayam "kampung" tentu saja berpendapat bahwa daging ayam tersebut lebih sedap dibandingkan dengan daging ayam yang berasal dari peternakan komersil.
Oleh karena itu, Dr.Henry Chang yakin bahwa umur manusia dapat mencapai 100 tahun, tetapi sebagian besar manusia tidak dapat berumur panjang karena makanan mereka mengandung terlalu banyak bahan kimia. Hal ini mempengaruhi fungsi-fungsi sistem kekebalan mereka, sehingga mengakibatkan tekanan darah tinggi, kanker darah(leukimia) serta penyakit-penyakit masa kini lainnya. Pada dasarnya banyak negara di dunia telah setuju untuk menuju ke arah mencipta sebuah "bumi organik". Jika makanan organik menjadi popular di seluruh dunia, sehingga dapat mengubah kebiasaan makan dan minum kita, maka tujuan ideal "hidup sehat", panjang umur memang bukan hanya impian.
Manfaat beberapa jenis bahan pangan organik untuk kesehatan:
* Alpukat: baik untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan sel.
* Bawang putih: antikolesterol dan penuaan dini.
* Bawang merah: membantu pencegahan kanker perut.
* Bayam: baik untuk kesehatan otak dan kesehatan penglihatan.
* Buah berry: mencegah infeksi pada prostat dan saluran kencing.
* Brokoli: membantu tubuh membuang bahan-bahan bersifat karsinogen.
* Kol: bermanfaat bagi pencegahan kanker usus, perut dan payudara
* Tomat: membantu pencegahan kanker rahim, pankreas dan usus.
* Wortel: mencegah penuaan dini.
Manfaat makanan organik
* Bekerja membersihkan darah.
* Membuang racun yang menumpuk dalam sel.
* Membantu regenerasi sel-sel baru.
* Menjaga keseimbangan kadar asam basa tanpa obat-obatan, vitamin atau pun suplemen tambahan.
Kelebihan makanan organik
* Memiliki kandungan gizi yang lebih baik. Makanan organik rata-rata mempunyai kandungan vitamin C, mineral, serta phytonutrients (bahan dalam tanaman yang dapat melawan kanker) yang lebih tinggi ketimbang bahan pangan konvensional.
* Makanan organik lebih tahan lama hingga tidak mudah basi.
* Menghemat proses produksi dan mengurangi tingkat kerusakan lingkungan.
Bahaya makanan non organik
a. Efek unsur dan pestisida yang terkandung dalam makanan:
* Menyebabkan gangguan kesadaran (cognitive dysfunction) seperti sulit mengeja, membaca, menulis, membedakan warna, termasuk berbicara.
* Memperbesar risiko terhadap gangguan fisik otak.
* Salah satu penyebab kanker payudara.
* Berpotensi menyebabkan masalah pada produksi sperma.
b. Ancaman pestisida bagi manusiaan.
* Mengancam generasi penerus. Anak-anak berpotensi terkena lebih banyak pestisida daripada orang dewasa.
* Pencemaran air tanah.
* Boros energi, banyak energi yang dibutuhkan untuk memproduksi pupuk kimia daripada untuk mengolah dan memanen tanaman.
Tips mengonsumsi makanan Organik
* Pilihlah sayuran, buah-buahan atau daging yang memang telah meiliki label yang jelas dan resmi.
* Cucilah sayur atau buah organik dengan air yang mengalir ( keran) beberapa kali, agar sayuran terhindar dari telur ulat.
* Rebuslah sayuran dengan suhu panas yang cukup. Sehingga dapat mematikan telur atau bakteri yang menempel.(berbagai sumber)***
Makanan Organik Cara Diet Ala Selebritis
Wednesday, 13 August 2008 17:06 administrator
Makanan Organik Cara Diet Ala Selebritis
TPG IMAGES
Makanan Organik Cara Diet Ala Selebritis
Seperti halnya fashion, diet pun mengenal tren. Beberapa waktu lalu muncul istilah fad diet, atau diet populer yang dipopulerkan oleh beberapa selebritis Hollywood. Namun, apakah efektif?
Bagaimana memilih diet yang tepat?
Gunakanlah produk dari makanan-makanan organik. Makanan organik saat ini sedang digandrungi. Banyak selebritis tanah air kita menyenanginya. Makan makanan organik mempunyai asupan gizi yang baik bagi tubuh. Makan Makanan organik juga mampu membunuh toksin dalam tubuh. Makanan organik selain menyehatkan juga dapat melangsingkan badan. Makanan organik merupakan cara diet alami. Makanan organik sebagai suplemen pelangsing tubuh. Selain itu, makanan organik dapat menyembuhkan penyakit secara modern. Makanan organik juga banyak manfaatnya.
Makanan organik adalah makanan yang ditumbuhkan dan disimpan tanpa pupuk buatan, pestisida buatan maupun zat mengawet, zat pewarna ataupun zat penyedap, termasuk daging binatang yang dipelihara tanpa obat-obatan kimiawi.
Yang digolongkan sebagai makanan organik adalah makanan yang paling murni, ditanam atau diproduksi tanpa bantuan zat kimiawi. Kata “organik” merupakan tanda adanya komitmen kepada pertanian yang sesedikit mungkin mengganggu lingkungan. Makanan organik adalah makanan yang sesedikit mungkin diproses demi menjaga segaran makanan itu tanpa menggunakan pestisida buatan, penyemprotan ataupun pupuk buatan. Produksi makanan organik mempertahankan sumber-sumber alami dan mengurangi polusi udara, air dan tanah.
Termasuk dalam kategori Fad Diet:
DIET ATKINS
Penganut diet ini: Catherine Zeta Jones, Gery Halliwel dan Jennifer Lopez. Diet Atkins atau low carbohydrate diet diperkenalkan oleh seorang ahli nutrisi Amerika Serikat Dr. Robert Coleman Atkins, pada 1970. Pantangannya segala macam karbohidrat dalam bentuk apa pun, entah itu roti, keju, beras merah, kentang maupun mi dan nasi. Energi penggantinya didapat dari makanan yang kaya protein dan lemak, seperti daging, ikan, telur dan sebagainya. Hanya dalam enam bulan, penurunan bisa mencapai 10 kg!
Kelehamahan: Diet yang tinggi protein membuat ginjal bekerja ekstra keras untuk menyaring zat sisa makanan. Diet yang minim karbohidrat juga menyebabkan seseorang lesu dan kurang konsentrasi. Penelitian yang diterbitkan New England Journal of Medicine dua tahun lalu sudah menyebutkan, jika diet Atkin dilakukan dalam jangka panjang bisa mengakibatkan gagal ginjal dan dapat memicu gangguan pada usus.
ZONE DIET
Penganut diet ini: Jennifer Aniston, Brad Pitt, Sandra Bullock, Matthew Perry dan Renee Zelweger Diet jenis ini dibawa Dr. Barry Sears dalam bukunya Enter the Zone. Aturan diet ini mengatur ketat asupan karbohidrat, protein dan lemak tak jenuh yang masuk ke tubuh. Komposisinya sekitar 40%-30%-30%. Hasil yang dicapai, dalam seminggu berat badan bisa berkurang hingga 1,5 kg. Untuk menghitung komposisi menu, Dr. Barry Sears menyediakan layanan proporsional yang disusun sendiri olehnya.
Kelemahan: Konsumsi karbohidrat yang hanya 40% tidak cukup bagi individu yang terbilang aktif. Sehingga, pelaku diet akan mudah lelah. Selain itu, penghitungan komposisinya terbilang rumit, dan tak semua orang bisa. Ini menyebabkan timbulnya rasa cemas yang berlebihan akan komposisi makanan yang salah. Pasalnya, bila hitungannya salah, bisa merusak diet mereka. Menu-menu yang diatur secara ketat, juga membuat mereka makin mendambakan makanan sehingga akan terjadi over eating yang membuat berat badan naik lagi.
DIET MAKROBIOTIK
Penganut diet ini: Madonna, Gwyneth Paltrow dan Alicia Silverstone
Diet ini menggunakan metode holistik modern, antara pengaturan makanan dan ritual meditasi atau olahraga yoga. Pelaku diet ini sangat membatasi konsumsi terhadap produk susu, telur dan semua jenis makanan berlemak. Penggantinya kacang-kacangan, gandum, buah, sayuran yang dipadu dengan ikan-ikanan. Biasanya kecenderungan dari diet makrobiotik ini adalah vegetarian. Penurunan badannya sekitar 1 kg dalam seminggu.
Kelemahan: Minimnya jumlah kalsium yang diproduksi dari makanan selain susu menyebabkan pelaku diet ini rawan terkena osteoporosis. Selain itu, kalsium diperlukan untuk membantu mengatur detak jantung, mencegah penggumpalan darah, membantu transmisi saraf dan sebagainya. Banyak kalangan mengkritik diet ini karena pembatasan pemasukan zat gizi mengakibatkan si pelaku diet berlaku obsesif terhadap apa pun yang mereka makan.
THE CABBAGE SOUP DIET
Penganut diet ini: Liz Hurley dan Sarah Michelle Gellar
Metode diet ini mewajibkan pelakunya mengonsumsi sup kubis selama tujuh hari. Nasi boleh dikonsumsi. Diet jenis ini memusuhi semua produk gula, susu, lemak, dan semua makanan yang digoreng.
Kelemahan: Tubuh kurang mendapat vitamin dan mineral. Dampaknya, pendiet akan merasa lemas, tidak bergairah, sering diserang mual dan pusing. Jika terus berlanjut kemungkinan akan bermasalah pada ginjal, bahkan akan terserang osteoporosis dini. Menurut Dr. Samuel, apa yang dikeluarkan dari penurunan drastis ini sebenarnya bukan lemak, tapi hanya cairan yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh. Jadi, berat badan mereka yang sudah turun sebenarnya tidak akan bisa bertahan lama. Kalaupun Anda ingin mengikuti diet ini, pastikan Anda menambah pasokan vitamin dan mineral dari suplemen.
THE SOUTH BEACH DIET
Penganut diet ini: Bill dan Hillary Clinton
Metode ini dikembangkan oleh dr. Arthur Agatston, seorang kardiolog dari South Beach, Miami, Florida, Amerika Serikat. Diet ini memberi kebebasan pada pelakunya untuk memilih makanan yang mereka sukai, hanya saja dianjurkan untuk memilih jenis karbohidrat dan lemak secara tepat.
Tahap pertama, pantangan terhadap karbohidrat yang buruk seperti kentang dan roti. Fase ini dijalani minimal dua minggu sampai satu bulan. Biasanya berat badan langsung turun antara 5-6 kilogram. Tahap kedua, penurunan badan dilakukan secara perlahan sekitar 0,5-1 kg/minggu. Pada tahap ini, makanan yang mengandung karbohidrat, seperti biji-bijian, beras tumbuk atau kacang-kacangan ditingkatkan porsinya. Pantangannya, roti, kentang, wortel, semangka dan nanas. Tahap selanjutnya bertujuan menjaga berat badan yang telah dicapai. Pantangannya hanya menghindari snack. Sedangkan buah-buahan lain, seperti apel, pir, jeruk dan sebagainya, diperbolehkan.
Kelemahan: Diet ini sangat cocok untuk penderita diabetes dan obesitas. Karena landasan ilmiah yang dipakai adalah konsep indeks glikemik (GI), yaitu kecepatan pangan menaikkan kadar gula (glukosa) darah, setelah mengonsumsinya. Makanan yang IG-nya tinggi, mengakibatkan gula darah cepat naik, sehingga menghasilkan insulin berlebih. Selain itu, pantangan terhadap buah-buahan yang banyak mengandung vitamin seperti nanas dan semangka tidak disarankan. Bagi Anda yang tanpa keluhan diabetes dan berat yang ingin diturunkan hanya beberapa kilo saja, ada baiknya langsung mengikuti tahapan kedua dari diet ini.
DIET RENDAH KALORI SEIMBANG
Diet ini bukan termasuk fad diet, tapi dianggap ideal karena metodenya melakukan pendekatan terpadu antara pengaturan makan, olahraga dan berpikir positif sehingga penurunan berat badan berhasil dan bisa dipertahankan dalam jangka panjang.
Dalam setiap porsi makan, mencakup 50% karbohidrat (nasi, mi, kentang, dll), 20% protein (ikan, ayam, tempe, tahu, telur) dan 30% lemak (ikan, alpukat, dll), ditambah vitamin dan mineral (buah dan sayur).
Kelemahan: Diet ini relatif butuh waktu. Penurunan berat badan tidak drastis, karena hanya 5-10% dari berat tubuh dalam jangka waktu 3-6 bulan. Meski butuh proses tapi hasilnya lebih tahan lama dibanding fad diet.
Makanan organik sangat menyehatkan tubuh. Makanan Organik banyak dicari oleh selebritis. Makanan organik dapat menjadi salah satu pilihan diet alami. Makanan organik jadi tren diet sehat. Produk organik memang aman bagi tubuh. Kalau yang organik lebih sehat kenapa tidak pilih yang organik?
Makanan Organik Cara Diet Ala Selebritis
Ika Nurul Syifaa
Makanan Organik Cara Diet Ala Selebritis
TPG IMAGES
Makanan Organik Cara Diet Ala Selebritis
Seperti halnya fashion, diet pun mengenal tren. Beberapa waktu lalu muncul istilah fad diet, atau diet populer yang dipopulerkan oleh beberapa selebritis Hollywood. Namun, apakah efektif?
Bagaimana memilih diet yang tepat?
Gunakanlah produk dari makanan-makanan organik. Makanan organik saat ini sedang digandrungi. Banyak selebritis tanah air kita menyenanginya. Makan makanan organik mempunyai asupan gizi yang baik bagi tubuh. Makan Makanan organik juga mampu membunuh toksin dalam tubuh. Makanan organik selain menyehatkan juga dapat melangsingkan badan. Makanan organik merupakan cara diet alami. Makanan organik sebagai suplemen pelangsing tubuh. Selain itu, makanan organik dapat menyembuhkan penyakit secara modern. Makanan organik juga banyak manfaatnya.
Makanan organik adalah makanan yang ditumbuhkan dan disimpan tanpa pupuk buatan, pestisida buatan maupun zat mengawet, zat pewarna ataupun zat penyedap, termasuk daging binatang yang dipelihara tanpa obat-obatan kimiawi.
Yang digolongkan sebagai makanan organik adalah makanan yang paling murni, ditanam atau diproduksi tanpa bantuan zat kimiawi. Kata “organik” merupakan tanda adanya komitmen kepada pertanian yang sesedikit mungkin mengganggu lingkungan. Makanan organik adalah makanan yang sesedikit mungkin diproses demi menjaga segaran makanan itu tanpa menggunakan pestisida buatan, penyemprotan ataupun pupuk buatan. Produksi makanan organik mempertahankan sumber-sumber alami dan mengurangi polusi udara, air dan tanah.
Termasuk dalam kategori Fad Diet:
DIET ATKINS
Penganut diet ini: Catherine Zeta Jones, Gery Halliwel dan Jennifer Lopez. Diet Atkins atau low carbohydrate diet diperkenalkan oleh seorang ahli nutrisi Amerika Serikat Dr. Robert Coleman Atkins, pada 1970. Pantangannya segala macam karbohidrat dalam bentuk apa pun, entah itu roti, keju, beras merah, kentang maupun mi dan nasi. Energi penggantinya didapat dari makanan yang kaya protein dan lemak, seperti daging, ikan, telur dan sebagainya. Hanya dalam enam bulan, penurunan bisa mencapai 10 kg!
Kelehamahan: Diet yang tinggi protein membuat ginjal bekerja ekstra keras untuk menyaring zat sisa makanan. Diet yang minim karbohidrat juga menyebabkan seseorang lesu dan kurang konsentrasi. Penelitian yang diterbitkan New England Journal of Medicine dua tahun lalu sudah menyebutkan, jika diet Atkin dilakukan dalam jangka panjang bisa mengakibatkan gagal ginjal dan dapat memicu gangguan pada usus.
ZONE DIET
Penganut diet ini: Jennifer Aniston, Brad Pitt, Sandra Bullock, Matthew Perry dan Renee Zelweger Diet jenis ini dibawa Dr. Barry Sears dalam bukunya Enter the Zone. Aturan diet ini mengatur ketat asupan karbohidrat, protein dan lemak tak jenuh yang masuk ke tubuh. Komposisinya sekitar 40%-30%-30%. Hasil yang dicapai, dalam seminggu berat badan bisa berkurang hingga 1,5 kg. Untuk menghitung komposisi menu, Dr. Barry Sears menyediakan layanan proporsional yang disusun sendiri olehnya.
Kelemahan: Konsumsi karbohidrat yang hanya 40% tidak cukup bagi individu yang terbilang aktif. Sehingga, pelaku diet akan mudah lelah. Selain itu, penghitungan komposisinya terbilang rumit, dan tak semua orang bisa. Ini menyebabkan timbulnya rasa cemas yang berlebihan akan komposisi makanan yang salah. Pasalnya, bila hitungannya salah, bisa merusak diet mereka. Menu-menu yang diatur secara ketat, juga membuat mereka makin mendambakan makanan sehingga akan terjadi over eating yang membuat berat badan naik lagi.
DIET MAKROBIOTIK
Penganut diet ini: Madonna, Gwyneth Paltrow dan Alicia Silverstone
Diet ini menggunakan metode holistik modern, antara pengaturan makanan dan ritual meditasi atau olahraga yoga. Pelaku diet ini sangat membatasi konsumsi terhadap produk susu, telur dan semua jenis makanan berlemak. Penggantinya kacang-kacangan, gandum, buah, sayuran yang dipadu dengan ikan-ikanan. Biasanya kecenderungan dari diet makrobiotik ini adalah vegetarian. Penurunan badannya sekitar 1 kg dalam seminggu.
Kelemahan: Minimnya jumlah kalsium yang diproduksi dari makanan selain susu menyebabkan pelaku diet ini rawan terkena osteoporosis. Selain itu, kalsium diperlukan untuk membantu mengatur detak jantung, mencegah penggumpalan darah, membantu transmisi saraf dan sebagainya. Banyak kalangan mengkritik diet ini karena pembatasan pemasukan zat gizi mengakibatkan si pelaku diet berlaku obsesif terhadap apa pun yang mereka makan.
THE CABBAGE SOUP DIET
Penganut diet ini: Liz Hurley dan Sarah Michelle Gellar
Metode diet ini mewajibkan pelakunya mengonsumsi sup kubis selama tujuh hari. Nasi boleh dikonsumsi. Diet jenis ini memusuhi semua produk gula, susu, lemak, dan semua makanan yang digoreng.
Kelemahan: Tubuh kurang mendapat vitamin dan mineral. Dampaknya, pendiet akan merasa lemas, tidak bergairah, sering diserang mual dan pusing. Jika terus berlanjut kemungkinan akan bermasalah pada ginjal, bahkan akan terserang osteoporosis dini. Menurut Dr. Samuel, apa yang dikeluarkan dari penurunan drastis ini sebenarnya bukan lemak, tapi hanya cairan yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh. Jadi, berat badan mereka yang sudah turun sebenarnya tidak akan bisa bertahan lama. Kalaupun Anda ingin mengikuti diet ini, pastikan Anda menambah pasokan vitamin dan mineral dari suplemen.
THE SOUTH BEACH DIET
Penganut diet ini: Bill dan Hillary Clinton
Metode ini dikembangkan oleh dr. Arthur Agatston, seorang kardiolog dari South Beach, Miami, Florida, Amerika Serikat. Diet ini memberi kebebasan pada pelakunya untuk memilih makanan yang mereka sukai, hanya saja dianjurkan untuk memilih jenis karbohidrat dan lemak secara tepat.
Tahap pertama, pantangan terhadap karbohidrat yang buruk seperti kentang dan roti. Fase ini dijalani minimal dua minggu sampai satu bulan. Biasanya berat badan langsung turun antara 5-6 kilogram. Tahap kedua, penurunan badan dilakukan secara perlahan sekitar 0,5-1 kg/minggu. Pada tahap ini, makanan yang mengandung karbohidrat, seperti biji-bijian, beras tumbuk atau kacang-kacangan ditingkatkan porsinya. Pantangannya, roti, kentang, wortel, semangka dan nanas. Tahap selanjutnya bertujuan menjaga berat badan yang telah dicapai. Pantangannya hanya menghindari snack. Sedangkan buah-buahan lain, seperti apel, pir, jeruk dan sebagainya, diperbolehkan.
Kelemahan: Diet ini sangat cocok untuk penderita diabetes dan obesitas. Karena landasan ilmiah yang dipakai adalah konsep indeks glikemik (GI), yaitu kecepatan pangan menaikkan kadar gula (glukosa) darah, setelah mengonsumsinya. Makanan yang IG-nya tinggi, mengakibatkan gula darah cepat naik, sehingga menghasilkan insulin berlebih. Selain itu, pantangan terhadap buah-buahan yang banyak mengandung vitamin seperti nanas dan semangka tidak disarankan. Bagi Anda yang tanpa keluhan diabetes dan berat yang ingin diturunkan hanya beberapa kilo saja, ada baiknya langsung mengikuti tahapan kedua dari diet ini.
DIET RENDAH KALORI SEIMBANG
Diet ini bukan termasuk fad diet, tapi dianggap ideal karena metodenya melakukan pendekatan terpadu antara pengaturan makan, olahraga dan berpikir positif sehingga penurunan berat badan berhasil dan bisa dipertahankan dalam jangka panjang.
Dalam setiap porsi makan, mencakup 50% karbohidrat (nasi, mi, kentang, dll), 20% protein (ikan, ayam, tempe, tahu, telur) dan 30% lemak (ikan, alpukat, dll), ditambah vitamin dan mineral (buah dan sayur).
Kelemahan: Diet ini relatif butuh waktu. Penurunan berat badan tidak drastis, karena hanya 5-10% dari berat tubuh dalam jangka waktu 3-6 bulan. Meski butuh proses tapi hasilnya lebih tahan lama dibanding fad diet.
Makanan organik sangat menyehatkan tubuh. Makanan Organik banyak dicari oleh selebritis. Makanan organik dapat menjadi salah satu pilihan diet alami. Makanan organik jadi tren diet sehat. Produk organik memang aman bagi tubuh. Kalau yang organik lebih sehat kenapa tidak pilih yang organik?
Makanan Organik Cara Diet Ala Selebritis
Ika Nurul Syifaa
GAYA HIDUP ORGANIK TANPA PENCEMARAN
Gaya Hidup Organik Tanpa Pencemaran
Sunday, 26 October 2008 09:04 administrator
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mendambakan kesehatan, kebaikan dan kecantikan. Namun yang paling diutamakan dalam mencapai keinginan2nya adalah kesehatan tubuh.
Pencegahan penyakit adalah langkah paling efektif dari semua teknologi tinggi dibidang pengobatan karena ada pepatah ‘ cegah sebelum terjadi ‘ patut menjadi pedoman hidup.
Kita perlu memahami sebab-sebab setiap jenis penyakit lebih dulu. Misal : kanker berawal dari gaya hidup yang tidak sesuai dan lingkungan yang tidak sehat. Oleh sebab itu kita harus hati-hati memilih makanan dan obat-obatan. Tekanan darah tinggi, lemah jantung, dll kebanyakan berawal dari masalah peredaran darah jadi kita harus hati-hati memilih makanan dan rajin berolah raga untuk meningkatkan dan melancarkan peredaran darah serta metabolisme tubuh. Semua ini terlihat rumit namun sebenarnya mudah dilaksanakan.
Masyarakat modern pada umumnya tidak memperoleh vitamin, serat, mineral yang mencukupi karena kurangnya konsumsi buah dan sayur, tapi lebih suka daging, susu, telur, makanan ringan dan manis secara berlebihan.
Menurut penyelidikan ahli kesehatan Amerika Serikat tahun 2000, kira-kira 30% penyakit kronik berawal dari cara makan yang tidak sehat. Penambahan bahan pengawet dan pewarna, cara masak dengan suhu panas, menggoreng merupakan penyebab hilangnya kandungan yang bermanfaat dalam makanan.
Faktor lainnya adalah terlalu sibuk dan capek dengan jadual kerja, kurang tidur, kurang istirahat menjadikan badan kita lemah. Badan yang lemah mengganggu fungsi badan yang normal, menurunkan keaktifan enzim, melemahkan daya tahan sekaligus memperlambat kadar metabolisme. Keadaan ini mengaktifkan pembiakan bakteri dan sel kanker. Dan inilah yang membuat masyarakat diserang berbagai penyakit modern.
Pusat Organik yang berpusat di Colorado, AS sering bekerjasama dengan universitas dari AS dan Eropa untuk menjalankan kajian dan penelitian atas tanaman organik, mendapatkan kandungan khasiat yang ada dalam makanan organic 25 % lebih tinggi dari tanaman biasa. Kajian tersebut juga membuktikan makanan atau sayuran dan buah organic meningkatkan fungsi antioksida dalam tubuh 30%.
Tanaman organic di tanam di tanah yang bebas besi dan bahan kimia, di siram dengan air yang tidak tercemar dan cukup dapat sinar matahari.
Tanaman tersebut dapat menyerap dengan sepenuhnya mineral dan unsur yang bermanfaat yang terkandung dalam tanah. Oleh karena itu biasanya sayuran dan buah organic kaya akan vitamin, mineral, serat, khlorofil dan unsur-unsur bermanfaat lainnya. Selain bermanfaat juga makanan organic lebih tahan lama dan lebih sedap di makan.
Gaya hidup organic telah menjadi aliran popular di seluruh dunia. Produk-produk organic juga mulai disukai banyak orang. Makanan organic bisa di peroleh di mana-mana, maka tubuh yang sehat dan hidup sejahtera bukan lagi impian.
Last Updated ( Sunday, 26 October 2008 09:17 )
Sunday, 26 October 2008 09:04 administrator
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mendambakan kesehatan, kebaikan dan kecantikan. Namun yang paling diutamakan dalam mencapai keinginan2nya adalah kesehatan tubuh.
Pencegahan penyakit adalah langkah paling efektif dari semua teknologi tinggi dibidang pengobatan karena ada pepatah ‘ cegah sebelum terjadi ‘ patut menjadi pedoman hidup.
Kita perlu memahami sebab-sebab setiap jenis penyakit lebih dulu. Misal : kanker berawal dari gaya hidup yang tidak sesuai dan lingkungan yang tidak sehat. Oleh sebab itu kita harus hati-hati memilih makanan dan obat-obatan. Tekanan darah tinggi, lemah jantung, dll kebanyakan berawal dari masalah peredaran darah jadi kita harus hati-hati memilih makanan dan rajin berolah raga untuk meningkatkan dan melancarkan peredaran darah serta metabolisme tubuh. Semua ini terlihat rumit namun sebenarnya mudah dilaksanakan.
Masyarakat modern pada umumnya tidak memperoleh vitamin, serat, mineral yang mencukupi karena kurangnya konsumsi buah dan sayur, tapi lebih suka daging, susu, telur, makanan ringan dan manis secara berlebihan.
Menurut penyelidikan ahli kesehatan Amerika Serikat tahun 2000, kira-kira 30% penyakit kronik berawal dari cara makan yang tidak sehat. Penambahan bahan pengawet dan pewarna, cara masak dengan suhu panas, menggoreng merupakan penyebab hilangnya kandungan yang bermanfaat dalam makanan.
Faktor lainnya adalah terlalu sibuk dan capek dengan jadual kerja, kurang tidur, kurang istirahat menjadikan badan kita lemah. Badan yang lemah mengganggu fungsi badan yang normal, menurunkan keaktifan enzim, melemahkan daya tahan sekaligus memperlambat kadar metabolisme. Keadaan ini mengaktifkan pembiakan bakteri dan sel kanker. Dan inilah yang membuat masyarakat diserang berbagai penyakit modern.
Pusat Organik yang berpusat di Colorado, AS sering bekerjasama dengan universitas dari AS dan Eropa untuk menjalankan kajian dan penelitian atas tanaman organik, mendapatkan kandungan khasiat yang ada dalam makanan organic 25 % lebih tinggi dari tanaman biasa. Kajian tersebut juga membuktikan makanan atau sayuran dan buah organic meningkatkan fungsi antioksida dalam tubuh 30%.
Tanaman organic di tanam di tanah yang bebas besi dan bahan kimia, di siram dengan air yang tidak tercemar dan cukup dapat sinar matahari.
Tanaman tersebut dapat menyerap dengan sepenuhnya mineral dan unsur yang bermanfaat yang terkandung dalam tanah. Oleh karena itu biasanya sayuran dan buah organic kaya akan vitamin, mineral, serat, khlorofil dan unsur-unsur bermanfaat lainnya. Selain bermanfaat juga makanan organic lebih tahan lama dan lebih sedap di makan.
Gaya hidup organic telah menjadi aliran popular di seluruh dunia. Produk-produk organic juga mulai disukai banyak orang. Makanan organic bisa di peroleh di mana-mana, maka tubuh yang sehat dan hidup sejahtera bukan lagi impian.
Last Updated ( Sunday, 26 October 2008 09:17 )
Makanan Organik untuk penyembuhan Alami
Sunday, 26 October 2008 08:39 administrator
Makanan Organik untuk penyembuhan Alami
Penyembuhan alami bagaimanapun berkaitan dengan makanan organic. Makanan organic terdiri dari unsur-unsur penghilang toksin yang ampuh dan dapat merangsang serta mempercepat fungsi penyembuhan tubuh secara alami.
Tubuh anda akan mengalami 4 (empat) proses positif regenerasi internal.
1. Reaksi makanan organik pada system tubuh anda
Gizi pada makanan organic akan meningkatakan pertukaran zat dalam tubuh anda, yang menghasilkan beberapa reaksi :
a. Meningkatkan pemulihan kerusakan mental
b. Meningkatkan kesehatan jasmani
c. Mengurangi kecendrungan kelelahan
d. Wajah terlihat lebih berseri/bercahaya
e. Menambah sifat kejantanan
f. Anda mungkin akan merasa lemah dan mengalami pusing untuk sementara;
hal tersebut disebabkan oleh anda mulai menjadi lebih waspada dan tidak memerlukan tidur yang terlalu banyak-sehingga anda tidak akan merasa lemah sama sekali.
2. Penghilang Toksin akan mempunyai dampak
Hal tersebut berdasarkan filsafat penyembuhan alami bahwa manusia akan menjadi tidak sehat disebakan oleh toksin. Saat ini, setiap orang menjadi cendrung makan dan minum apa saja yang disukai. Makanan yang dicerna mungkin mengandung banyak tambahan zat kimia. Walaupun pada waktu usus kosong, tidak semua toksin dapat dikeluarkan tubuh.Tekanan yang berkepanjangan, pengambilan obat-obatan dan pengobatan yang berlebihan merupakan salah satu penyebab dan sumber penumpukan toksin di dalam tubuh. Toksin-toksin tersebut merupakan sumber utama dari berbagai penyakit didalam tubuh. Bila kita ingin bebas dari penyakit, kita harus menghilangkan toksin-toksin tersebut dari tubuh kita.
3. Kemungkinan timbul rasa sakit pada badan
Gizi pada makanan organic dan bahan-bahan penghilang toksin akan memperlancar peredaran darah serta merangsang proses pemulihan badan secara alami. Namun, hal tersebut dapat menyebabkan bagian tubuh yang lemah akan merasakan beberapa bentuk rasa sakit atau menambah rasa nyeri yang sudah ada sebelumnya. Namun, hal tersebut bersifat sementara dan akan menghilang dalam waktu beberapa hari.
4. Pemulihan sel-sel tubuh pada tahap tidak aktif
Kandungan gizi dan unsur penghilang toksin yang berasal dari makanan organic sangat manjur. Hal tersebut akan merangsang penyembuhan alami dalam tubuh. Pada waktu proses berjalan, tubuh anda akan diatur dan anda akan mengalami rasa kantuk dan lemah namun rasa tersebut akan menghilang sedikit demi sedikit.
Makanan Organik untuk penyembuhan Alami
Penyembuhan alami bagaimanapun berkaitan dengan makanan organic. Makanan organic terdiri dari unsur-unsur penghilang toksin yang ampuh dan dapat merangsang serta mempercepat fungsi penyembuhan tubuh secara alami.
Tubuh anda akan mengalami 4 (empat) proses positif regenerasi internal.
1. Reaksi makanan organik pada system tubuh anda
Gizi pada makanan organic akan meningkatakan pertukaran zat dalam tubuh anda, yang menghasilkan beberapa reaksi :
a. Meningkatkan pemulihan kerusakan mental
b. Meningkatkan kesehatan jasmani
c. Mengurangi kecendrungan kelelahan
d. Wajah terlihat lebih berseri/bercahaya
e. Menambah sifat kejantanan
f. Anda mungkin akan merasa lemah dan mengalami pusing untuk sementara;
hal tersebut disebabkan oleh anda mulai menjadi lebih waspada dan tidak memerlukan tidur yang terlalu banyak-sehingga anda tidak akan merasa lemah sama sekali.
2. Penghilang Toksin akan mempunyai dampak
Hal tersebut berdasarkan filsafat penyembuhan alami bahwa manusia akan menjadi tidak sehat disebakan oleh toksin. Saat ini, setiap orang menjadi cendrung makan dan minum apa saja yang disukai. Makanan yang dicerna mungkin mengandung banyak tambahan zat kimia. Walaupun pada waktu usus kosong, tidak semua toksin dapat dikeluarkan tubuh.Tekanan yang berkepanjangan, pengambilan obat-obatan dan pengobatan yang berlebihan merupakan salah satu penyebab dan sumber penumpukan toksin di dalam tubuh. Toksin-toksin tersebut merupakan sumber utama dari berbagai penyakit didalam tubuh. Bila kita ingin bebas dari penyakit, kita harus menghilangkan toksin-toksin tersebut dari tubuh kita.
3. Kemungkinan timbul rasa sakit pada badan
Gizi pada makanan organic dan bahan-bahan penghilang toksin akan memperlancar peredaran darah serta merangsang proses pemulihan badan secara alami. Namun, hal tersebut dapat menyebabkan bagian tubuh yang lemah akan merasakan beberapa bentuk rasa sakit atau menambah rasa nyeri yang sudah ada sebelumnya. Namun, hal tersebut bersifat sementara dan akan menghilang dalam waktu beberapa hari.
4. Pemulihan sel-sel tubuh pada tahap tidak aktif
Kandungan gizi dan unsur penghilang toksin yang berasal dari makanan organic sangat manjur. Hal tersebut akan merangsang penyembuhan alami dalam tubuh. Pada waktu proses berjalan, tubuh anda akan diatur dan anda akan mengalami rasa kantuk dan lemah namun rasa tersebut akan menghilang sedikit demi sedikit.
Minggu, 22 Februari 2009
Irigasi di Jawa, dari Taruma sampai Majapahit
Oleh
Djulianto Susantio
Sejak lama sebutan negara agraris sudah melekat pada tanah air kita. Selama berabad-abad, pertanian merupakan mata pencarian utama masyarakat, begitu pula dengan peternakan.
Pertanian atau peternakan membutuhkan teknologi sederhana dibandingkan kemaritiman atau kelautan, misalnya. Di Indonesia diperkirakan kegiatan pertanian sudah muncul pada zaman neolitik, yaitu suatu babakan dalam periode prasejarah.
Pada zaman itu, masyarakat yang sebelumnya hidup secara nomaden, mulai hidup secara menetap, menanam berbagai macam tumbuhan dan menjinakkan hewan untuk dipelihara. Hutan belukar dibuka, lalu dijadikan ladang dalam tingkat yang paling sederhana. Bukti-bukti arkeologi berupa cangkul batu atau perunggu, mata bajak, banyak ditemukan di berbagai situs di seluruh Indonesia (Edhie Wurjantoro, 1977).
Selama hidup menetap inilah masyarakat mengolah tanah agar menjadi subur. Salah satu caranya adalah memberikan pengairan yang teratur. Mulai saat itulah, pertanian sawah dikenal orang.
Salah satu sumber sejarah kuno yang mengungkapkan data pertanian adalah prasasti, yang sebagian terbesar ditemukan di Jawa. Dari sumber-sumber itu diketahui bahwa penduduk Jawa mengenal dua jenis pertanian, yaitu gaga (ladang) dan sawah (sawah).
Sejauh ini bukti tertua tentang petunjuk adanya kegiatan pertanian diperlihatkan oleh Prasasti Tugu (abad ke-5 Masehi) yang ditemukan di wilayah Jakarta Utara sekarang. Isinya antara lain mengatakan bahwa Raja Purnawarman dari Kerajaan Taruma memerintahkan penggalian saluran Gomati sepanjang 12 kilometer.
Kemungkinan saluran Gomati dibuat untuk mengendalikan banjir, pengairan, atau pelayaran. Tak hanya itu, ditemukan juga alat-alat pertanian dari batu dan logam di daerah-daerah yang diduga menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Taruma. Ini tentu lebih menunjukkan bahwa saluran itu ada hubungannya dengan pertanian.
Menurut penelitian para arkeolog, petunjuk yang lebih pasti tentang adanya sawah, baru dijumpai pada awal abad ke-9 Masehi di Jawa Tengah. Uniknya, kerajaan-kerajaan tertua justru terdapat di Kalimantan Timur, Sumatra Selatan, dan Jawa Barat. Mengapa pertanian lebih berkembang di Jawa Tengah, mungkin saja karena di daerah-daerah itu masih banyak terdapat tanah kosong.
Undang-Undang Majapahit
Meskipun prasasti lebih banyak memberitakan masalah politik, adanya sebutan pendek tentang cara bertani di ladang (gaga) dan pembangunan bendungan cukup memberi kesan bahwa pertanian sudah memperoleh perhatian besar dari kerajaan. Begitu pula adanya penetapan daerah bebas pajak berupa sawah dan kebun, sebagaimana tersimpul dari Prasasti Kamalagi (821 M) dan Prasasti Watukura I (912 M).
Suatu hal yang mengherankan adalah golongan atau kelompok yang mata pencariannya sebagai petani baru dikenal pada prasasti tembaga Airkali (927 M). Kelompok petani itu dinamakan anak thani. Sejak saat itu, kelompok petani sering disinggung dalam prasasti, yakni thani, thani bala, atau tanayan thani.
Selain secara samar-samar, sejumlah prasasti sering menyebut secara gamblang tentang perhatian raja kepada pertanian. Menurut Prasasti Harinjing (804 M), raja memberikan hak sima (tanah yang dilindungi) kepada para pendeta di daerah Culangi karena mereka telah berjasa membuat sebuah saluran sungai bernama Harinjing.
Lain lagi menurut Prasasti Bakalan atau Wulig (933 M). Dikatakan, pada masa pemerintahan Raja Kadiri Mpu Sindok, telah dibuat bendungan untuk pengairan daerah Kapulungan, Wuatan Wulas, dan Wuatan Tamya.
Pada zaman Raja Airlangga rupa-rupanya kegiatan pertanian semakin maju. Hal ini terlihat di dalam prasasti-prasasti yang dikeluarkan pada masanya. Ketika itu, banyak prasasti sering menyebut-nyebut golongan masyarakat petani di dalamnya.
Bahkan di dalam Prasasti Kamalagyan (1115 M), Airlangga memerintahkan pengendalian Sungai Brantas yang selalu meluap setiap tahunnya. Agar tidak memusnahkan banyak tanah pertanian, dibangunlah bendungan Kamalagyan. Sejak itu, para petani berhasil meningkatkan produk pertanian mereka.
Kegiatan pertanian mencapai puncak perkembangannya pada masa Kerajaan Majapahit. Terbukti, saat itu perhatian dari pihak penguasa terhadap pertanian sangat besar. Agar petani dapat bekerja dengan tenang dan baik, raja memberikan perlindungan kepada mereka. Pemakaian tanah juga diatur oleh undang-undang.
Di dalam undang-undang Agama disebutkan “Barang siapa membakar padi di ladang, tidak pandang besar atau kecil, si pelaku harus mengembalikan lima kali lipat kepada pemiliknya. Ditambah lagi dengan denda dua laksa oleh raja yang berkuasa (Perundang-undangan Majapahit, 1967).
Saluran Irigasi yang Sempurna
Pada masa itu, menurut Edhie Wurjantoro (Majalah Arkeologi, 1977), bendungan-bendungan (dawuhan) untuk keperluan pengairan dibangun atas perintah Bhatara Matahun demi kesejahteraan rakyatnya. Yang banyak disebut adalah bendungan batu Kusmala untuk mengairi daerah sebelah timur Kadiri sebagaimana disebutkan Prasasti Kandangan (1350 M).
Pengairan di Majapahit juga diorganisasi secara teratur. Menurut Prasasti Jiwu (1486 M), air dialirkan ke sawah-sawah melalui saluran-saluran bertanggul. Pengaturan perairan dilakukan oleh seorang panghulu banu atau hulair (pada masa sekarang ulu-ulu).
Di samping itu, sejumlah prasasti menyebutkan adanya sejumlah pejabat yang tugasnya berhubungan dengan sawah atau pertanian, seperti hulu wras (mungkin semacam Bulog), pangulung padi (mungkin semacam KUD), dan ambekel tuwuh (pejabat yang mengurusi hasil bumi).
Ketika melakukan ekskavasi di situs Trowulan, yakni bekas ibu kota Kerajaan Majapahit, H. Maclaine Point berhasil menemukan sejumlah bendungan yang ternyata mempunyai saluran-saluran irigasi yang sempurna. Tak pelak, sektor pertanian menjadi unggulan sehingga rakyat Majapahit menjadi makmur. Banjir atau pengendalian air pun benar-benar diperhatikan.
Sementara menurut para musafir Tiongkok yang dibukukan dalam Kitab Sejarah Para Dinasti, hasil pertanian merupakan barang dagangan yang penting dari Jawa. Beras, gula, minyak kelapa, kapas, pinang, bawang, buah-buahan, mengkudu, dan daun sirih sering diperdagangkan antarpulau dan diekspor.
Banyak kerajaan kuno di Indonesia menjadi besar karena memerhatikan produk pertanian. Salah satunya adalah Majapahit yang dianggap sebagai kerajaan bercorak agraris terbesar di Indonesia.
Kalau saja pembesar-pembesar pusat dan daerah sekarang bersungguh-sungguh menangani sektor pertanian, tidak mustahil kejayaan kita akan sejajar bahkan melebihi Majapahit. Kita, misalnya, tidak akan mengimpor lagi kacang kedelai dan beras. Bukankah tanah pertanian kita begitu luas?
Sayang, kita terlalu bermimpi untuk menjadi negara industrialis sehingga melupakan masalah agraris. Keterampilan bangsa kita masih sebatas pertanian, bukan teknologi. Lalu bisakah kita menjadi negara agraris sebesar Majapahit, mengapa tidak? n
Djulianto Susantio
Sejak lama sebutan negara agraris sudah melekat pada tanah air kita. Selama berabad-abad, pertanian merupakan mata pencarian utama masyarakat, begitu pula dengan peternakan.
Pertanian atau peternakan membutuhkan teknologi sederhana dibandingkan kemaritiman atau kelautan, misalnya. Di Indonesia diperkirakan kegiatan pertanian sudah muncul pada zaman neolitik, yaitu suatu babakan dalam periode prasejarah.
Pada zaman itu, masyarakat yang sebelumnya hidup secara nomaden, mulai hidup secara menetap, menanam berbagai macam tumbuhan dan menjinakkan hewan untuk dipelihara. Hutan belukar dibuka, lalu dijadikan ladang dalam tingkat yang paling sederhana. Bukti-bukti arkeologi berupa cangkul batu atau perunggu, mata bajak, banyak ditemukan di berbagai situs di seluruh Indonesia (Edhie Wurjantoro, 1977).
Selama hidup menetap inilah masyarakat mengolah tanah agar menjadi subur. Salah satu caranya adalah memberikan pengairan yang teratur. Mulai saat itulah, pertanian sawah dikenal orang.
Salah satu sumber sejarah kuno yang mengungkapkan data pertanian adalah prasasti, yang sebagian terbesar ditemukan di Jawa. Dari sumber-sumber itu diketahui bahwa penduduk Jawa mengenal dua jenis pertanian, yaitu gaga (ladang) dan sawah (sawah).
Sejauh ini bukti tertua tentang petunjuk adanya kegiatan pertanian diperlihatkan oleh Prasasti Tugu (abad ke-5 Masehi) yang ditemukan di wilayah Jakarta Utara sekarang. Isinya antara lain mengatakan bahwa Raja Purnawarman dari Kerajaan Taruma memerintahkan penggalian saluran Gomati sepanjang 12 kilometer.
Kemungkinan saluran Gomati dibuat untuk mengendalikan banjir, pengairan, atau pelayaran. Tak hanya itu, ditemukan juga alat-alat pertanian dari batu dan logam di daerah-daerah yang diduga menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Taruma. Ini tentu lebih menunjukkan bahwa saluran itu ada hubungannya dengan pertanian.
Menurut penelitian para arkeolog, petunjuk yang lebih pasti tentang adanya sawah, baru dijumpai pada awal abad ke-9 Masehi di Jawa Tengah. Uniknya, kerajaan-kerajaan tertua justru terdapat di Kalimantan Timur, Sumatra Selatan, dan Jawa Barat. Mengapa pertanian lebih berkembang di Jawa Tengah, mungkin saja karena di daerah-daerah itu masih banyak terdapat tanah kosong.
Undang-Undang Majapahit
Meskipun prasasti lebih banyak memberitakan masalah politik, adanya sebutan pendek tentang cara bertani di ladang (gaga) dan pembangunan bendungan cukup memberi kesan bahwa pertanian sudah memperoleh perhatian besar dari kerajaan. Begitu pula adanya penetapan daerah bebas pajak berupa sawah dan kebun, sebagaimana tersimpul dari Prasasti Kamalagi (821 M) dan Prasasti Watukura I (912 M).
Suatu hal yang mengherankan adalah golongan atau kelompok yang mata pencariannya sebagai petani baru dikenal pada prasasti tembaga Airkali (927 M). Kelompok petani itu dinamakan anak thani. Sejak saat itu, kelompok petani sering disinggung dalam prasasti, yakni thani, thani bala, atau tanayan thani.
Selain secara samar-samar, sejumlah prasasti sering menyebut secara gamblang tentang perhatian raja kepada pertanian. Menurut Prasasti Harinjing (804 M), raja memberikan hak sima (tanah yang dilindungi) kepada para pendeta di daerah Culangi karena mereka telah berjasa membuat sebuah saluran sungai bernama Harinjing.
Lain lagi menurut Prasasti Bakalan atau Wulig (933 M). Dikatakan, pada masa pemerintahan Raja Kadiri Mpu Sindok, telah dibuat bendungan untuk pengairan daerah Kapulungan, Wuatan Wulas, dan Wuatan Tamya.
Pada zaman Raja Airlangga rupa-rupanya kegiatan pertanian semakin maju. Hal ini terlihat di dalam prasasti-prasasti yang dikeluarkan pada masanya. Ketika itu, banyak prasasti sering menyebut-nyebut golongan masyarakat petani di dalamnya.
Bahkan di dalam Prasasti Kamalagyan (1115 M), Airlangga memerintahkan pengendalian Sungai Brantas yang selalu meluap setiap tahunnya. Agar tidak memusnahkan banyak tanah pertanian, dibangunlah bendungan Kamalagyan. Sejak itu, para petani berhasil meningkatkan produk pertanian mereka.
Kegiatan pertanian mencapai puncak perkembangannya pada masa Kerajaan Majapahit. Terbukti, saat itu perhatian dari pihak penguasa terhadap pertanian sangat besar. Agar petani dapat bekerja dengan tenang dan baik, raja memberikan perlindungan kepada mereka. Pemakaian tanah juga diatur oleh undang-undang.
Di dalam undang-undang Agama disebutkan “Barang siapa membakar padi di ladang, tidak pandang besar atau kecil, si pelaku harus mengembalikan lima kali lipat kepada pemiliknya. Ditambah lagi dengan denda dua laksa oleh raja yang berkuasa (Perundang-undangan Majapahit, 1967).
Saluran Irigasi yang Sempurna
Pada masa itu, menurut Edhie Wurjantoro (Majalah Arkeologi, 1977), bendungan-bendungan (dawuhan) untuk keperluan pengairan dibangun atas perintah Bhatara Matahun demi kesejahteraan rakyatnya. Yang banyak disebut adalah bendungan batu Kusmala untuk mengairi daerah sebelah timur Kadiri sebagaimana disebutkan Prasasti Kandangan (1350 M).
Pengairan di Majapahit juga diorganisasi secara teratur. Menurut Prasasti Jiwu (1486 M), air dialirkan ke sawah-sawah melalui saluran-saluran bertanggul. Pengaturan perairan dilakukan oleh seorang panghulu banu atau hulair (pada masa sekarang ulu-ulu).
Di samping itu, sejumlah prasasti menyebutkan adanya sejumlah pejabat yang tugasnya berhubungan dengan sawah atau pertanian, seperti hulu wras (mungkin semacam Bulog), pangulung padi (mungkin semacam KUD), dan ambekel tuwuh (pejabat yang mengurusi hasil bumi).
Ketika melakukan ekskavasi di situs Trowulan, yakni bekas ibu kota Kerajaan Majapahit, H. Maclaine Point berhasil menemukan sejumlah bendungan yang ternyata mempunyai saluran-saluran irigasi yang sempurna. Tak pelak, sektor pertanian menjadi unggulan sehingga rakyat Majapahit menjadi makmur. Banjir atau pengendalian air pun benar-benar diperhatikan.
Sementara menurut para musafir Tiongkok yang dibukukan dalam Kitab Sejarah Para Dinasti, hasil pertanian merupakan barang dagangan yang penting dari Jawa. Beras, gula, minyak kelapa, kapas, pinang, bawang, buah-buahan, mengkudu, dan daun sirih sering diperdagangkan antarpulau dan diekspor.
Banyak kerajaan kuno di Indonesia menjadi besar karena memerhatikan produk pertanian. Salah satunya adalah Majapahit yang dianggap sebagai kerajaan bercorak agraris terbesar di Indonesia.
Kalau saja pembesar-pembesar pusat dan daerah sekarang bersungguh-sungguh menangani sektor pertanian, tidak mustahil kejayaan kita akan sejajar bahkan melebihi Majapahit. Kita, misalnya, tidak akan mengimpor lagi kacang kedelai dan beras. Bukankah tanah pertanian kita begitu luas?
Sayang, kita terlalu bermimpi untuk menjadi negara industrialis sehingga melupakan masalah agraris. Keterampilan bangsa kita masih sebatas pertanian, bukan teknologi. Lalu bisakah kita menjadi negara agraris sebesar Majapahit, mengapa tidak? n
Guano Bahan Pupuk Organik yang Diremehkan
Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi besar sebagai pupuk organik. Sekitar 1.000 gua di Indonesia diprediksi berpotensi menjadi salah satu solusi atas problem kesulitan pupuk di negara kita saat ini.
Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi besar sebagai pupuk organik. Sekitar 1.000 gua di Indonesia diprediksi berpotensi menjadi salah satu solusi atas problem kesulitan pupuk di negara kita saat ini.
Salah satu penelitian yang mampu membuktikan kegunaan guano sebagai bahan dasar pupuk organik adalah penelitian Universitas Cornell di New York-Amerika Serikat. Hasil penelitian yang dilansir dalam situs www.css.Cornell menyatakan bahwa guano memiliki tingkat nitrogen terbesar setelah kotoran merpati. Namun, menduduki urutan pertama dalam bagian kadar unsur fosfat dan menduduki urutan ketiga terbesar bersama kotoran sapi perah dalam kadar kalium.
Dari keterangan tersebut guano kelelawar mengandung paling banyak fosfat. Fosfat merupakan bahan utama penyusun pupuk di samping nitrogen dan Potasium. Di samping tiga unsur utama tersebut, guano mengandung semua unsur atau mineral mikro yang dibutuhkan tanaman. Tidak seperti pupuk kimia buatan, guano tidak mengandung zat pengisi. Guano tinggal lebih lama dalam jaringan tanah, meningkatkan produktivitas tanah dan menyediakan makanan bagi tanaman lebih lama dari pada pupuk kimia buatan.
Indonesia sendiri sebagai negara agraris seharusnya melihat potensi ini. Sebagian besar industri pertanian tersebut pasti membutuhkan pupuk sebagai pendukung keberhasilan.
Namun, hingga kini untuk memenuhi permintaan petani terhadap pupuk, pemerintah masih mengandalkan impor terhadap bahan dasar pupuk tersebut. Misalnya, untuk membuat pupuk TSP (Triplesuperphosphate), hampir 100% bahan dasarnya diimpor.
Sebagai contoh, menurut data Statistik Impor, Indonesia telah mengimpor triplesuperphosphate pada Mei 2001 sebanyak 7.570 ton dengan nilai US$ 892.847 atau sekitar Rp 8.035.623.000 atau sekitar 8 triliun per bulan. Sehingga hal ini diperkirakan dalam satu tahun menghabiskan devisa sekitar 96 triliun rupiah. Jelas hal ini amat merugikan kita.
Indonesia mempunyai banyak kekayaan hayati, baik flora maupun fauna, namun belum mengetahui atau belum dapat mengelola sumberdaya tersebut sebagai pemenuhan berbagai kebutuhan hidup manusia.
Pada akhirnya, sumberdaya tersebut banyak dieksploitasi asing dengan harga murah dan dijual kembali ke Indonesia dengan berbagai kemasan dan harga yang lebih mahal. Seperti halnya pupuk TSP, kita mengimpor total bahan tersebut padahal Indonesia sendiri mempunyai banyak potensi.
Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi besar sebagai pupuk organik. Sekitar 1.000 gua di Indonesia diprediksi berpotensi menjadi salah satu solusi atas problem kesulitan pupuk di negara kita saat ini.
Salah satu penelitian yang mampu membuktikan kegunaan guano sebagai bahan dasar pupuk organik adalah penelitian Universitas Cornell di New York-Amerika Serikat. Hasil penelitian yang dilansir dalam situs www.css.Cornell menyatakan bahwa guano memiliki tingkat nitrogen terbesar setelah kotoran merpati. Namun, menduduki urutan pertama dalam bagian kadar unsur fosfat dan menduduki urutan ketiga terbesar bersama kotoran sapi perah dalam kadar kalium.
Dari keterangan tersebut guano kelelawar mengandung paling banyak fosfat. Fosfat merupakan bahan utama penyusun pupuk di samping nitrogen dan Potasium. Di samping tiga unsur utama tersebut, guano mengandung semua unsur atau mineral mikro yang dibutuhkan tanaman. Tidak seperti pupuk kimia buatan, guano tidak mengandung zat pengisi. Guano tinggal lebih lama dalam jaringan tanah, meningkatkan produktivitas tanah dan menyediakan makanan bagi tanaman lebih lama dari pada pupuk kimia buatan.
Indonesia sendiri sebagai negara agraris seharusnya melihat potensi ini. Sebagian besar industri pertanian tersebut pasti membutuhkan pupuk sebagai pendukung keberhasilan.
Namun, hingga kini untuk memenuhi permintaan petani terhadap pupuk, pemerintah masih mengandalkan impor terhadap bahan dasar pupuk tersebut. Misalnya, untuk membuat pupuk TSP (Triplesuperphosphate), hampir 100% bahan dasarnya diimpor.
Sebagai contoh, menurut data Statistik Impor, Indonesia telah mengimpor triplesuperphosphate pada Mei 2001 sebanyak 7.570 ton dengan nilai US$ 892.847 atau sekitar Rp 8.035.623.000 atau sekitar 8 triliun per bulan. Sehingga hal ini diperkirakan dalam satu tahun menghabiskan devisa sekitar 96 triliun rupiah. Jelas hal ini amat merugikan kita.
Indonesia mempunyai banyak kekayaan hayati, baik flora maupun fauna, namun belum mengetahui atau belum dapat mengelola sumberdaya tersebut sebagai pemenuhan berbagai kebutuhan hidup manusia.
Pada akhirnya, sumberdaya tersebut banyak dieksploitasi asing dengan harga murah dan dijual kembali ke Indonesia dengan berbagai kemasan dan harga yang lebih mahal. Seperti halnya pupuk TSP, kita mengimpor total bahan tersebut padahal Indonesia sendiri mempunyai banyak potensi.
Kenapa Produk Pertanian Kalah Bersaing?
Kalau mau iseng-iseng mikir coba cari sebabnya kenapa produk pertanian di Indonesia, katakanlah beras, kalah bersaing alias kalah populer dibandingkan produk-produk lain terutama elektronik, seperti komputer. Memang kelihatannya kurang fair membandingkan dua produk ini tapi tak ada salahnya khan kalau sedikit kita usil.... .
Setahun yang lalu......katakanlah harga beras seliter Rp. 2000,-. Harga komputer katakanlah Rp. 5 Juta,-. Tapi yang terjadi setahun kemudian.......harga beras dengan 'nama' yang sama naik jadi Rp. 3000,- itu juga tidak semuanya beras...terkadang juga bercampur dengan batu, gabah dan binatang-binatang yang merayap di atasnya. Itu yang terjadi pada produk pertanian ...kalo pada komputer...?. Setahun berlalu.....dengan mengeluarkan uang yang sama besarnya, akan didapatkan komputer dengan mutu lebih baik, prosesor terbaru.....dan akan membuat orang menyesal keburu-buru pengen beli komputer tahun kemaren.
Ilustras di atas tentu saja bukan untuk mengejek produsen atau penjual beras (yang nakal) tapi sekedar untuk mengingatkan kenapa pertanian kita jadi amburadul begini. Inovasi.....alias terus-menerus melakukan perbaikan kayaknya belum sempat kita lakukan. Efiisiensi dalam kerja dan kegiatan produksi juga harus mulai kita pikirkan. Bagaimana kita mau berkompetisi kalau harga makin melambung sedangkan mutu makin merosot.....kalau yang namanya beli beras harus bilang 'Ga' pake Batu'.
Coba tengok tetangga kita Vietnam... . Tahun 70-an mereka masih sibuk perang....Amerika membungihanguskan bumi Vietnam. Kita di Indonesia.....dengan booming minyak saat itu.......Indonesia dapat dikatakan telah cukup makmur dibandingkan Vietnam. Tapi tunggu......itu dulu..... . Sekarang, bagaimana... ?. Sekarang yang terjadi adalah sebaliknya. Kalau dulu tahun 1980-an Indonesia dikatakan telah swasembada pangan (yang benar tidaknya saya juga kurang tahu), tapi sekarang......walah mak.....Indonesia mengimpor beras dari Vietnam......Indonesia menukar pesawat dengan beras dengan Thailand....untuk bikin tempe Indonesia masih saja mengimpor kedelai transgenik dari Amerika (yang satu bilang tempe bagus untuk kesehatan..yang satu bilang produk transgenik berbahaya bagi manusia) dan.....gula yang menjadi komoditas ekspor andalan Belanda yang kebanyakan jaman baheula alias jaman dulu berasal dari Indonesia....kini tinggal sejarah...karena Indonesia terus-menerus impor gula.
Kalau mau lebih jeli lagi bandingkan harga jeruk impor di supermarket dengan jeruk lokal. Dengan beban pajak dan ongkos kirim yang harus dipikul oleh buah impor.....namun harga yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan produk lokal. Gimana konsumen tidak tergiur..apalagi dengan bentuk dan warna yang menarik. Soal rasa....tidak perlu diragukan lagi.
Inovasi.....perbaikan terus-menerus untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi pertanian menjadi kuncinya. Nah...tinggal Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang punya kewenangan....punya keahlian.....mau tidak bersama-sama melakukannya... . Tidak usah mencari banyak orang untuk memulainya......saya sudah memulainya dengan mengangkat tangan untuk ikut bergabung...... Bagaimana dengan lain.....ada yang mau bergabung ?????....angkat tangan.........!!!!!!!. Nah.....gitu......dong ikutan angkat tangan.... . Loh...itu yang dibelakang kok ga ikutan angkat tangan ???. Oooohhhhh.....lagi sakit gigi ya.......he..he.he..boleh kok kalau mau lihat-lihat dulu....baru nanti ikut bergabung............... .
Ya...ya..ya...memang semuanya serba asal dan sedikit usil.....tapi kapan lagi kalau tidak sekarang dimulainya....benar tidak.... ????.
Setahun yang lalu......katakanlah harga beras seliter Rp. 2000,-. Harga komputer katakanlah Rp. 5 Juta,-. Tapi yang terjadi setahun kemudian.......harga beras dengan 'nama' yang sama naik jadi Rp. 3000,- itu juga tidak semuanya beras...terkadang juga bercampur dengan batu, gabah dan binatang-binatang yang merayap di atasnya. Itu yang terjadi pada produk pertanian ...kalo pada komputer...?. Setahun berlalu.....dengan mengeluarkan uang yang sama besarnya, akan didapatkan komputer dengan mutu lebih baik, prosesor terbaru.....dan akan membuat orang menyesal keburu-buru pengen beli komputer tahun kemaren.
Ilustras di atas tentu saja bukan untuk mengejek produsen atau penjual beras (yang nakal) tapi sekedar untuk mengingatkan kenapa pertanian kita jadi amburadul begini. Inovasi.....alias terus-menerus melakukan perbaikan kayaknya belum sempat kita lakukan. Efiisiensi dalam kerja dan kegiatan produksi juga harus mulai kita pikirkan. Bagaimana kita mau berkompetisi kalau harga makin melambung sedangkan mutu makin merosot.....kalau yang namanya beli beras harus bilang 'Ga' pake Batu'.
Coba tengok tetangga kita Vietnam... . Tahun 70-an mereka masih sibuk perang....Amerika membungihanguskan bumi Vietnam. Kita di Indonesia.....dengan booming minyak saat itu.......Indonesia dapat dikatakan telah cukup makmur dibandingkan Vietnam. Tapi tunggu......itu dulu..... . Sekarang, bagaimana... ?. Sekarang yang terjadi adalah sebaliknya. Kalau dulu tahun 1980-an Indonesia dikatakan telah swasembada pangan (yang benar tidaknya saya juga kurang tahu), tapi sekarang......walah mak.....Indonesia mengimpor beras dari Vietnam......Indonesia menukar pesawat dengan beras dengan Thailand....untuk bikin tempe Indonesia masih saja mengimpor kedelai transgenik dari Amerika (yang satu bilang tempe bagus untuk kesehatan..yang satu bilang produk transgenik berbahaya bagi manusia) dan.....gula yang menjadi komoditas ekspor andalan Belanda yang kebanyakan jaman baheula alias jaman dulu berasal dari Indonesia....kini tinggal sejarah...karena Indonesia terus-menerus impor gula.
Kalau mau lebih jeli lagi bandingkan harga jeruk impor di supermarket dengan jeruk lokal. Dengan beban pajak dan ongkos kirim yang harus dipikul oleh buah impor.....namun harga yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan produk lokal. Gimana konsumen tidak tergiur..apalagi dengan bentuk dan warna yang menarik. Soal rasa....tidak perlu diragukan lagi.
Inovasi.....perbaikan terus-menerus untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi pertanian menjadi kuncinya. Nah...tinggal Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang punya kewenangan....punya keahlian.....mau tidak bersama-sama melakukannya... . Tidak usah mencari banyak orang untuk memulainya......saya sudah memulainya dengan mengangkat tangan untuk ikut bergabung...... Bagaimana dengan lain.....ada yang mau bergabung ?????....angkat tangan.........!!!!!!!. Nah.....gitu......dong ikutan angkat tangan.... . Loh...itu yang dibelakang kok ga ikutan angkat tangan ???. Oooohhhhh.....lagi sakit gigi ya.......he..he.he..boleh kok kalau mau lihat-lihat dulu....baru nanti ikut bergabung............... .
Ya...ya..ya...memang semuanya serba asal dan sedikit usil.....tapi kapan lagi kalau tidak sekarang dimulainya....benar tidak.... ????.
Pandan Wangi dan Wangi Pandan
Butir-butir beras itu berbentuk bulat-panjang. Pada bagian tengah butir-butir beras itu terdapat titik kapur, yang berwarna keputihan. Bila dicium baunya terasa wangi, seperti bau pandan.
Butir-butir beras itu berbentuk bulat-panjang. Pada bagian tengah butir-butir beras itu terdapat titik kapur, yang berwarna keputihan. Bila dicium baunya terasa wangi, seperti bau pandan. Itulah beras Pandan Wangi, bukan wangi karena aroma daun pandan.
Di berbagai pusat perbelanjaan, pasar beras tradisional hingga toko-toko hampir dipastikan menjual beras Pandan Wangi. Di pusat perbelanjaan bahkan kerap kita jumpai beras dengan label "Pandan Wangi". Ada pula yang mengklaim Pandan Wangi yang mereka jual asli produksi Cianjur, Jawa Barat.
Jika Anda ingin membeli beras Pandan Wangi, sudahkah Anda tahu ciri-cirinya? Benarkah beras Pandan Wangi atau karuhun (warisan nenek moyang) yang dijual itu asli dari Cianjur, atau jangan-jangan beras oplosan yang diberi aroma pandan.
Yang dimaksud beras Pandan Wangi oplosan adalah beras Pandan Wangi yang dicampur beras lain yang memiliki ciri fisik sama atau bahkan berbeda sama sekali, tetapi kualitasnya lebih rendah. Persentase beras Pandan Wangi hanya 15-40 persen. Dengan begitu keuntungan yang diperoleh pedagang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan menjual beras asli Pandan Wangi.
Butir-butir beras itu berbentuk bulat-panjang. Pada bagian tengah butir-butir beras itu terdapat titik kapur, yang berwarna keputihan. Bila dicium baunya terasa wangi, seperti bau pandan. Itulah beras Pandan Wangi, bukan wangi karena aroma daun pandan.
Di berbagai pusat perbelanjaan, pasar beras tradisional hingga toko-toko hampir dipastikan menjual beras Pandan Wangi. Di pusat perbelanjaan bahkan kerap kita jumpai beras dengan label "Pandan Wangi". Ada pula yang mengklaim Pandan Wangi yang mereka jual asli produksi Cianjur, Jawa Barat.
Jika Anda ingin membeli beras Pandan Wangi, sudahkah Anda tahu ciri-cirinya? Benarkah beras Pandan Wangi atau karuhun (warisan nenek moyang) yang dijual itu asli dari Cianjur, atau jangan-jangan beras oplosan yang diberi aroma pandan.
Yang dimaksud beras Pandan Wangi oplosan adalah beras Pandan Wangi yang dicampur beras lain yang memiliki ciri fisik sama atau bahkan berbeda sama sekali, tetapi kualitasnya lebih rendah. Persentase beras Pandan Wangi hanya 15-40 persen. Dengan begitu keuntungan yang diperoleh pedagang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan menjual beras asli Pandan Wangi.
RAHASIA BERAS
Beras adalah makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia.
Dalam susunan makanan penduduk Indonesia , sebagian besar
kebutuhan akan protein (80%)dipenuhi oleh protein yang
berasal dari beras. Pada kenyataannya daerah yang
penduduknya meggunakan bahan makanan lain sebagai makanan
pokok, kadar zat putih telur dalam makanan mereka sangat
rendah, sehingga sering mengakibatkan terjadinya pnyakit
busung lapar.
Beras, disamping kadar hidrat arang dan protein yang
dimilikinya tinggi juga mengandung unsur gizi lain, terutama
vitamin-vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B,
yaitu vitamin B1 dalam jumlah yang cukup. Akan tetapi kadar
vitamin ini tidak tetap karena tergantung pada cara
pengolahan beras tersebut sampai menjadi nasi. Kekurangan
vitamin B1 seperti inilah yang menimbulkan penyakit
beri-beri.
Vitamin B1 terutama terdapat pada bagian dalam kulit ari
beras. Kulit ari ini sering hilang pada proses penggilingan
beras maupun pada waktu pencucian ketika hendak dimasak.
Bila kulit ari ini hilang berarti vitamin B1 yang terkandung
di dalamnya juga hilang.. itulah sebabnya bila dipandang
dari segi gizi , beras tumbuk mempunyai nilai yang lebih
baik daripada beras yang digiling, meski beras giling
warnana lebih putih.
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengahadapi kenyataan yang
berlawanan. Orang lebih menyukai beras yang putih daripada
beras yang berwarna kemerahan karena tidak digiling dengan
sempurna. Para pedagang dan pabrik-pabrik penggilingan beras
lebih senang untuk menggiling beras seputih mungkin, karena
beras ini dalam dunia penggilingan mempunyai harga yang jauh
lebih tinggi . Di beberapa negara bagian seperti India,
Philipina dan lain-lain, diusahakan suatu cara guna
mempertahankan kadar vitamin B1 dalam beras agar tidak
hilang saat digiling dan dicuci. Sebelumnya beras tersebut
diolah sedemikian rupa sehingga semua vitamin B1 yang ada di
dalamnya dapat merasuk ke dalam butir-butir beras. Dengan
demikian meski kulit ari beras hilang, vitamin B1 nya masih
tetap ada di dalam butiran beras.
Telah disebutkan di atas bahwa beras yang kita makan
sehari-hari telah kehilangan sebagian besar kandungan
gizinya, maka kita perlu mengkonsumsi tepung mata beras
merah . Tepung mata beras merah diolah dengan teknologi
modern, sehingga semua kandungan gizi yang ada pada beras
tidak hilang. Yang dimaksud dengan beras merah di sini
bukanlah beras yang berwarna merah, melainkan beras yang
belum di slip , jadi masih ada kulit ari dan mata padinya.
Beras merah mengandung tiga bagian utama yaitu, kulit beras
berserat, mata padi dan bagian isi beras. Bagian mata padi
dan kulit beras berserat mengandung banyak jenis vitamin ,
sedang kandungan utama dari isi beras adalah karbohidrat.
Mata padi dan serbuk beras mengandung zat makanan yang
paling penting untuk peumbuhan yang sehat bagi setiap
individu. Menurut laporan FDA (Food and Drug Association,
sebuah lembaga yang mengurusi makanan dan obat-obatan di
USA), kandungan mata padi tiap 10 gram adalah ; putih telur
(3g), lemak (1,2g), vitamin B1,B2 dan B3 (2,5 g), vitamin E
(1,8 g), vitamin C (50mg), vitamin A (50 mg), besi 20 mcg,
magnesium (15 mcg) dan fosfor (15 mcg).
Manfaat Tepung Mata Beras yang telah teruji antara lain :
1. Menghaluskan kulit yang kasar
2. Menyembuhkan asma
3. Menyembuhkan kadar gula darah yang tinggi
4. Meningkatkan stamina
5. Mengatasi insomnia (susah tidur)
6. Mengatasi kaki tangan yang dingin
7. Menyembuhkan sembelit
8. Membantu memperbaiki pencernakan
9. Membantu pencegahan terhadap sel kanker
10. Sebagai makanan alami program diet
11. Membantu menyembuhkan wasir
Demikianlah sekelumit catatan tentang beras dan rahasia yang
terkandung di dalamnya, yang bahkan kita sendiri pun kadang
tidak menduga kelebihan manfaatnya. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi anda yang membacanya, sebagaimana
orang-orang yang telah merasakan manfaat dari Tepung Mata
Beras.
Ditulis kembali oleh mhmd_thoriq@... dari divisi
komunikasi FYI Pusat Jakarta
Dalam susunan makanan penduduk Indonesia , sebagian besar
kebutuhan akan protein (80%)dipenuhi oleh protein yang
berasal dari beras. Pada kenyataannya daerah yang
penduduknya meggunakan bahan makanan lain sebagai makanan
pokok, kadar zat putih telur dalam makanan mereka sangat
rendah, sehingga sering mengakibatkan terjadinya pnyakit
busung lapar.
Beras, disamping kadar hidrat arang dan protein yang
dimilikinya tinggi juga mengandung unsur gizi lain, terutama
vitamin-vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B,
yaitu vitamin B1 dalam jumlah yang cukup. Akan tetapi kadar
vitamin ini tidak tetap karena tergantung pada cara
pengolahan beras tersebut sampai menjadi nasi. Kekurangan
vitamin B1 seperti inilah yang menimbulkan penyakit
beri-beri.
Vitamin B1 terutama terdapat pada bagian dalam kulit ari
beras. Kulit ari ini sering hilang pada proses penggilingan
beras maupun pada waktu pencucian ketika hendak dimasak.
Bila kulit ari ini hilang berarti vitamin B1 yang terkandung
di dalamnya juga hilang.. itulah sebabnya bila dipandang
dari segi gizi , beras tumbuk mempunyai nilai yang lebih
baik daripada beras yang digiling, meski beras giling
warnana lebih putih.
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengahadapi kenyataan yang
berlawanan. Orang lebih menyukai beras yang putih daripada
beras yang berwarna kemerahan karena tidak digiling dengan
sempurna. Para pedagang dan pabrik-pabrik penggilingan beras
lebih senang untuk menggiling beras seputih mungkin, karena
beras ini dalam dunia penggilingan mempunyai harga yang jauh
lebih tinggi . Di beberapa negara bagian seperti India,
Philipina dan lain-lain, diusahakan suatu cara guna
mempertahankan kadar vitamin B1 dalam beras agar tidak
hilang saat digiling dan dicuci. Sebelumnya beras tersebut
diolah sedemikian rupa sehingga semua vitamin B1 yang ada di
dalamnya dapat merasuk ke dalam butir-butir beras. Dengan
demikian meski kulit ari beras hilang, vitamin B1 nya masih
tetap ada di dalam butiran beras.
Telah disebutkan di atas bahwa beras yang kita makan
sehari-hari telah kehilangan sebagian besar kandungan
gizinya, maka kita perlu mengkonsumsi tepung mata beras
merah . Tepung mata beras merah diolah dengan teknologi
modern, sehingga semua kandungan gizi yang ada pada beras
tidak hilang. Yang dimaksud dengan beras merah di sini
bukanlah beras yang berwarna merah, melainkan beras yang
belum di slip , jadi masih ada kulit ari dan mata padinya.
Beras merah mengandung tiga bagian utama yaitu, kulit beras
berserat, mata padi dan bagian isi beras. Bagian mata padi
dan kulit beras berserat mengandung banyak jenis vitamin ,
sedang kandungan utama dari isi beras adalah karbohidrat.
Mata padi dan serbuk beras mengandung zat makanan yang
paling penting untuk peumbuhan yang sehat bagi setiap
individu. Menurut laporan FDA (Food and Drug Association,
sebuah lembaga yang mengurusi makanan dan obat-obatan di
USA), kandungan mata padi tiap 10 gram adalah ; putih telur
(3g), lemak (1,2g), vitamin B1,B2 dan B3 (2,5 g), vitamin E
(1,8 g), vitamin C (50mg), vitamin A (50 mg), besi 20 mcg,
magnesium (15 mcg) dan fosfor (15 mcg).
Manfaat Tepung Mata Beras yang telah teruji antara lain :
1. Menghaluskan kulit yang kasar
2. Menyembuhkan asma
3. Menyembuhkan kadar gula darah yang tinggi
4. Meningkatkan stamina
5. Mengatasi insomnia (susah tidur)
6. Mengatasi kaki tangan yang dingin
7. Menyembuhkan sembelit
8. Membantu memperbaiki pencernakan
9. Membantu pencegahan terhadap sel kanker
10. Sebagai makanan alami program diet
11. Membantu menyembuhkan wasir
Demikianlah sekelumit catatan tentang beras dan rahasia yang
terkandung di dalamnya, yang bahkan kita sendiri pun kadang
tidak menduga kelebihan manfaatnya. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi anda yang membacanya, sebagaimana
orang-orang yang telah merasakan manfaat dari Tepung Mata
Beras.
Ditulis kembali oleh mhmd_thoriq@... dari divisi
komunikasi FYI Pusat Jakarta
Rabu, 28 Januari 2009
BERAS ORGANIK HIJAU
Adalah beras yang dihasilkan dari proses budidaya secara alami tradisional dengan mempertimbangkan keseimbangan alam.
PROSES PENGELOLAAN
TAHAPAN BUDIDAYA
1. IDENTIFIKASI POTENSI EKOSISTEM
2. PENGOLAHAN LAHAN
3. PEMBENIHAN
4. PENGELOLAAN PUPUK
5. PROSES BUDIDAYA
6. PENGELOLAAN HASIL
Pengolahan Lahan
1. Pengolahan lahan dengan memperhatikan prinsip Ekologi Tanah dan Ekosistem di dalam tanah.
2. Pemupukan dengan pupuk alami ( kompos, kotoran ternak, atau bahan organik yang ada disekitar kita).
PEMBENIHAN
1. Benih diperoleh dari benih unggul lokal.
2. Benih dihasilkan dari Sekolah Lapang Pembenihan.
PENGELOLAAN PUPUK
1. Pupuk diperoleh dari proses pengomposan, kotoran ternak dan pupuk hijau.
2. Penggunaan pupuk alami 20 ton / ha.
3. Diberikan pada fase pembibitan dan fase pertumbuhan tanaman dilahan.
PROSES BUDIDAYA
a. Proses Budidaya :
Pembudidayaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Sekolah Lapang PHT.
Pengobatan alami dapat diterapkan sebagai pilihan akhir.
b. Proses Panen :
Panen dilakukan secara cermat dibedakan antara panenan untuk benih dan untuk konsumsi, untuk benih lebih tua 7 hari dari untuk konsumsi.
Tanda panen untuk konsumsi bulir telah menguning 80%-90% (remegap).
Pengelolaan Hasil Panen
1. Penjemuran : dijemur 3 kali dengan ketebalan 2 -3 cm, menggunakan alas dan didapat kadar air gabah maks. 15%.
2. Penyimpanan : Penyimpanan diberi alas setinggi 0.5 m dari dasar lantai.
3. Penggilingan : Sebelum digiling dijemur selama 2 jam, sehingga beras yang dihasilkan utuh dengan kadar air 10% - 12%.
4. Prosesing beras : Beras disaring dan diblower, sehingga menghasilkan beras yang bersih dengan kadar menir maks. 7%.
5. Packing : Beras dikemas dalam kemasan 5 kg, 2 kg, 25 kg atau sesuai permintaan konsumen.
6. Beras dijamin sehat tanpa pengawet dan bahan pemutih
PROSES PENGELOLAAN
TAHAPAN BUDIDAYA
1. IDENTIFIKASI POTENSI EKOSISTEM
2. PENGOLAHAN LAHAN
3. PEMBENIHAN
4. PENGELOLAAN PUPUK
5. PROSES BUDIDAYA
6. PENGELOLAAN HASIL
Pengolahan Lahan
1. Pengolahan lahan dengan memperhatikan prinsip Ekologi Tanah dan Ekosistem di dalam tanah.
2. Pemupukan dengan pupuk alami ( kompos, kotoran ternak, atau bahan organik yang ada disekitar kita).
PEMBENIHAN
1. Benih diperoleh dari benih unggul lokal.
2. Benih dihasilkan dari Sekolah Lapang Pembenihan.
PENGELOLAAN PUPUK
1. Pupuk diperoleh dari proses pengomposan, kotoran ternak dan pupuk hijau.
2. Penggunaan pupuk alami 20 ton / ha.
3. Diberikan pada fase pembibitan dan fase pertumbuhan tanaman dilahan.
PROSES BUDIDAYA
a. Proses Budidaya :
Pembudidayaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Sekolah Lapang PHT.
Pengobatan alami dapat diterapkan sebagai pilihan akhir.
b. Proses Panen :
Panen dilakukan secara cermat dibedakan antara panenan untuk benih dan untuk konsumsi, untuk benih lebih tua 7 hari dari untuk konsumsi.
Tanda panen untuk konsumsi bulir telah menguning 80%-90% (remegap).
Pengelolaan Hasil Panen
1. Penjemuran : dijemur 3 kali dengan ketebalan 2 -3 cm, menggunakan alas dan didapat kadar air gabah maks. 15%.
2. Penyimpanan : Penyimpanan diberi alas setinggi 0.5 m dari dasar lantai.
3. Penggilingan : Sebelum digiling dijemur selama 2 jam, sehingga beras yang dihasilkan utuh dengan kadar air 10% - 12%.
4. Prosesing beras : Beras disaring dan diblower, sehingga menghasilkan beras yang bersih dengan kadar menir maks. 7%.
5. Packing : Beras dikemas dalam kemasan 5 kg, 2 kg, 25 kg atau sesuai permintaan konsumen.
6. Beras dijamin sehat tanpa pengawet dan bahan pemutih
Prinsip-prinsip Pertanian Organik There are no translations available.
Prakata
Kelompok tani dampingan lesman yand berada di 3 kabupaten selama ini mengembangkan budidaya pertanian dengan Prinsip-prinsip pertanian organik atau alami. Hal ini dilakukan oleh kelompok tani dampingan lesman untuk mengembangkan pinsip-prinsip dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan pertanian organik. Prinsip-prinsip dasar ini berisi tentang sumbangan yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara global. Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena semua orang perlu makan setiap hari. Nilai-nilai sejarah, budaya dan komunitas menyatu dalam pertanian. Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip-prinsip tersebut menyangkut bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan hidup, berhubungan satu sama lain dan menentukan warisan untuk generasi mendatang.
Prinsip-prinsip tersebut mengilhami gerakan organik dengan segala keberagamannya. Prinsip-prinsip ini menjadi panduan bagi pengembangan posisi, program dan standar-standar IFOAM. Selanjutnya, prinsip-prinsip ini diwujudkan dalam visi yang digunakan di seluruh dunia.
Pertanian organik didasarkan pada:
Prinsip kesehatan
Prinsip ekologi
Prinsip keadilan
Prinsip perlindungan
Setiap prinsip dinyatakan melalui suatu pernyataan disertai dengan penjelasannya. Prinsip-prinsip ini harus digunakan secara menyeluruh dan dibuat sebagai prinsip-prinsip etis yang mengilhami tindakan.
Prinsip Kesehatan
Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.
Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.
Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial dan ekologi. Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri merupakan hal mendasar untuk menuju sehat.
Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan. Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.
Prinsip Ekologi
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan.
Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan perairan.
Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus-siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan-bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan-bahan dan energi secara efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam.
Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi produk-produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air.
Prinsip Keadilan
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.
Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang lain.
Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.
Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan. Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan maupun produk lainnya dengan kualitas yang baik.
Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam kondisi dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin kesejahteraannya.
Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan yang sebenarnya.
Prinsip Perlindungan
Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup.
Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya. Karenanya, teknologi baru dan metode-metode yang sudah ada perlu dikaji dan ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem dan pertanian yang tidak utuh.
Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung jawab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian organik. Ilmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering). Segala keputusan harus mempertimbangkan nilai-nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses-proses yang transparan dan partisipatif.
Kelompok tani dampingan lesman yand berada di 3 kabupaten selama ini mengembangkan budidaya pertanian dengan Prinsip-prinsip pertanian organik atau alami. Hal ini dilakukan oleh kelompok tani dampingan lesman untuk mengembangkan pinsip-prinsip dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan pertanian organik. Prinsip-prinsip dasar ini berisi tentang sumbangan yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara global. Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena semua orang perlu makan setiap hari. Nilai-nilai sejarah, budaya dan komunitas menyatu dalam pertanian. Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip-prinsip tersebut menyangkut bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan hidup, berhubungan satu sama lain dan menentukan warisan untuk generasi mendatang.
Prinsip-prinsip tersebut mengilhami gerakan organik dengan segala keberagamannya. Prinsip-prinsip ini menjadi panduan bagi pengembangan posisi, program dan standar-standar IFOAM. Selanjutnya, prinsip-prinsip ini diwujudkan dalam visi yang digunakan di seluruh dunia.
Pertanian organik didasarkan pada:
Prinsip kesehatan
Prinsip ekologi
Prinsip keadilan
Prinsip perlindungan
Setiap prinsip dinyatakan melalui suatu pernyataan disertai dengan penjelasannya. Prinsip-prinsip ini harus digunakan secara menyeluruh dan dibuat sebagai prinsip-prinsip etis yang mengilhami tindakan.
Prinsip Kesehatan
Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.
Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.
Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial dan ekologi. Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri merupakan hal mendasar untuk menuju sehat.
Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan. Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.
Prinsip Ekologi
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan.
Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan perairan.
Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus-siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan-bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan-bahan dan energi secara efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam.
Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi produk-produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air.
Prinsip Keadilan
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.
Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang lain.
Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.
Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan. Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan maupun produk lainnya dengan kualitas yang baik.
Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam kondisi dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin kesejahteraannya.
Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan yang sebenarnya.
Prinsip Perlindungan
Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup.
Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya. Karenanya, teknologi baru dan metode-metode yang sudah ada perlu dikaji dan ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem dan pertanian yang tidak utuh.
Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung jawab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian organik. Ilmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering). Segala keputusan harus mempertimbangkan nilai-nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses-proses yang transparan dan partisipatif.
Pertanian Berkelanjutan adalah Masa Depan Kita
Sabtu, 03-01-2009 07:28:23 oleh: Mediansyah
Kanal: Iptek
Setiap musim tanam selalu saja petani kita “berteriak” memelas karena pupuk langka. Sering pula hama yang ada berubah makin ganas dan menjadi kebal terhadap “obat” pertanian yang ada. Kemudian, walaupun ada sebagian petani dengan bercocok tanam secara organik, namun ternyata pupuk organik sulit didapat dan tergantung juga pada produsen pupuk (organik). Ketiga hal ini paling tidak menunjukkan bahwa pola pertanian kita masih jauh dari standar berkelanjutan.
Ada beberapa definisi yang menjelaskan batasan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Secara garis besar Zamor (1995) mengemukakan kriteria sistem pertanian berkelanjutan, yakni:
Keberlanjutan Secara Ekonomi
Pola pertanian yang dikembangkan bisa menjamin infestasi dalam bentuk tenaga dan biaya yang telah dikeluarkan petani, dan hasil yang didapat petani mencukupi kebutuhan keluarganya secara layak. Keberlanjutan ekonomi berarti juga meminimalkan atau bahkan meniadakan biaya eksternal dalam proses produksi pertanian.
Dalam poin keberlanjutan ekonomi ini, masih banyak terlihat bahwa petani (dan pertanian) kita belum sustain secara ekonomi dalam pengelolaan pertaniannya. Sebagai contoh, di lapangan penulis banyak menjumpai petani yang harus (terus-menerus) berutang menjelang musim tanam (untuk biaya produksi dan alat). Ketergantungan petani atas input dari luar (terutama pupuk dan pestisida) adalah bukti paling nyata.
Jadi kita harus memulai (saat ini juga) memperkenalkan kepada para petani kita beberapa alternatif model pertanian, semisal LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture). Dimana dengan LEISA ini kemandirian petani lebih terjamin, selain itu juga ramah lingkungan. Di beberapa tempat lain, system pertanian hutan-tani (agroforestry) justru dapat menjadi jalan keluar.
Keberlanjutan Ekologi
Keberlanjutan ekologis adalah upaya mengembangkan agroekosistem agar memiliki kemampuan untuk bertahan dalam kurun waktu yang lama melalui pengelolaan terpadu untuk memelihara dan mendorong peningkatan fungsi sumber daya alam yang ada. Pengembangan sistem juga berorientasi pada keragaman hayati (biodiversity).
Praktik-praktik budidaya tanaman yang menyebabkan dampak negatif pada lingkungan harus di hindari. Penulis menjumpai di lapangan, bahwa petani sering menyemprot pestisida pabrikan walaupun tidak ada hama. Seolah ada ketakutan yang dalam jika tidak disemprot pastilah akan kena serangan hama. Tanaman melon di Kab Sukoharjo Jateng misalnya, sejak menjelang berbunga hingga menjelang panen, dapat di semprot dengan pestisida hingga tiga kali sehari oleh petani.
Saking akrabnya petani dengan pola asal semprot-semprot ini ditunjukkan dengan kebiasaan mereka menyebut pestisida sebagai obat. Padahal pestisida adalah racun (pest=hama sida=racun) bukan obat. Bahkan banyak pula petugas penyuluh yang menyebut pestisida sebagai obat. Padahal sudah banyak ulasan tentang bahaya residu pestisida terhadap petani, lingkungan dan konsumen.
Hal lain, kebiasaan menyemprot pestisida secara over-dosis ini dapat menyebabkan tumbuhnya kekebalan pada hama yang selamat. Sehingga generasi hama berikutnya tidak lagi mempan disemprot dengan dosis yang sama, atau pestisida yang sama. Di lapangan dijumpai kebiasaan petani meng-oplos berbagai merk pestisida untuk mendapatkan hasil yang lebih ampuh (dalam banyak kasus, justeru penyuluh pertanianlah yang mengajarkan petani akan perihal berbahaya ini).
Selain berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan, syarat mutlak sistem pertanian berkelanjutan adalah keadilan sosial, dan kesesuaian dengan budaya lokal. Yakni penghargaan martabat dan hak asasi individu serta kelompok untuk mendapat perlakuan adil. Misalnya adanya perlindungan yang lebih tegas atas hak petani dalam penguasaan lahan, benih dan teknologi lokal yang sering “dibajak” oleh kaum pemodal.
Sistem yang harus dibangun juga menyediakan fasilitas untuk mengakses informasi, pasar dan sumberdaya yang terkait pertanian. Hal mana harus menjamin “harga keringat petani” untuk mendapat nilai tukar yang layak, untuk kesejahteraan keluarga tani dan keberlanjutan modal usaha tani.
Khususnya akses atas lahan harus kembali dievaluasi dalam rangka menegakkan keadilan, dengan tanpa membedakan jenis kelamin, posisi sosial, agama dan etnis. Contoh adanya ketimpangan keadilan adalah (dalam konvensi di Indonesia?) bila si istri melakukan transaksi hak atas tanah, oleh Notaris akan dimintakan surat kuasa dari suaminya.
Sementara itu, budaya pertanian lokal sering kali dilecehkan. Misalnya, sistem ladang berpindah orang Dayak sering dituduh merusak lingkungan (yang benar, orang Dayak menggilirkan lahan secara berputar/siklus, bukan berladang berpindah-pindah). Padahal sistem itu justeru melestarikan lingkungan dan sudah teruji berabad-abad. Namun kebiasaan orang Dayak menggulirkan siklus lahan ini dijadikan kambing hitam atas dosa lingkungan dari jaringan penjarah kayu serta penjarah hutan hak ulayat suku.
Praktik Pertanian Berkelanjutan
Sebenarnya, dalam ekosistem terdapat komponen biotik, baik flora maupun fauna yang menyediakan jasa ekologi seperti: Proses dekomposisi bahan organik (daur ulang unsur hara) guna mempertahankan kesuburan tanah. Alam juga telah menyediakan pengatur dan pengendali populasi hama dan penyebab penyakit tanaman. Kemudian, alam menyediakan proses penyerbukan oleh serangga/hewan penyerbuk yang menjaga keberlanjutan reproduksi tanaman.
Kesemua hal di atas itu (anggota penyusun komponen biotik) berinteraksi sesuai proses evolusi ekosistem. Apabila satu komponen hilang akan timbul goncangan ekologi yang ditandai pelonjakan salah satu komponen (misal hama), atau proses perkembangan ekosistem berjalan tidak normal (Misal: karena input pestisida dan pupuk kimia yang ngawur, tanah menjadi tidak gembur karena kehilangan mikroba pengurai).
Indikator sukses
Selama ini indikator sukses pertanian kita adalah sekadar jumlah atau hasil produksi pertanian, untuk memenuhi permintaan pasar. Dalam pertanian berkelanjutan, tujuan yang ingin dicapai bukanlah sekadar target produksi jangka pendek, tetapi lebih ditekankan pada upaya keberlanjutan sistem produksi jangka panjang.
Sehingga inovasi yang dilakukan, dalam pertanian berkelanjutan adalah dalam rangka peningkatan secara optimal proses-proses biologi dan ekologi dalam ekosistem.
Untuk inilah, kini saatnya (terutama) para penyuluh pertanian untuk mengajari petani kita (yang sudah lupa) cara-cara mengembangkan kesuburan tanah, prinsip pengendalian hama alami dan pengoptimalisasi peran musuh alami, pengelolaan tanaman (memilih jenis, pola tanam, mengatur waktu tanam yang tepat) guna memanipulasi interaksi musim-tanaman-hama.
Hal lain, harus dipikirkan pula pengembangan jenis-jenis kultiva tanaman yang tidak rakus pupuk dan relative tahan terhadap hama dan penyakit. Pengembangan varietas unggul lokal (yang sudah beradaptasi sesuai dengan kondisi setempat) perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan bibit unggul spesifik lokasi.
Kiranya, masih ada harapan di Indonesia, untuk mempertahankan keberadaan ekosistem pertanian, memelihara potensinya untuk jangka waktu lama, tidak berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan, akan dapat memberi keuntungan terus-menerus (jangka panjang dan turun temurun) pula.
Daftar Pustaka:
Blake, F. 1994. Oerganic farming growing. The Crowood Press Ltd. Wiltshire. U.K.
Fukuoka, M. 1991. Revolusi Sebatang Jerami: Sebuah Pengantar Menuju Pertanian Alami (Terjemahan S. Hardjosoediro), yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Zamor,O.B. 1995. Contextualizing the Indicators of Sustainable Agriculture. Working Paper on The Sustainable Agriculture Indicator Workshop on May 30, 1995. SEAMO Regional Centre for Graduade Study and Research in Agriculture.
Kanal: Iptek
Setiap musim tanam selalu saja petani kita “berteriak” memelas karena pupuk langka. Sering pula hama yang ada berubah makin ganas dan menjadi kebal terhadap “obat” pertanian yang ada. Kemudian, walaupun ada sebagian petani dengan bercocok tanam secara organik, namun ternyata pupuk organik sulit didapat dan tergantung juga pada produsen pupuk (organik). Ketiga hal ini paling tidak menunjukkan bahwa pola pertanian kita masih jauh dari standar berkelanjutan.
Ada beberapa definisi yang menjelaskan batasan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Secara garis besar Zamor (1995) mengemukakan kriteria sistem pertanian berkelanjutan, yakni:
Keberlanjutan Secara Ekonomi
Pola pertanian yang dikembangkan bisa menjamin infestasi dalam bentuk tenaga dan biaya yang telah dikeluarkan petani, dan hasil yang didapat petani mencukupi kebutuhan keluarganya secara layak. Keberlanjutan ekonomi berarti juga meminimalkan atau bahkan meniadakan biaya eksternal dalam proses produksi pertanian.
Dalam poin keberlanjutan ekonomi ini, masih banyak terlihat bahwa petani (dan pertanian) kita belum sustain secara ekonomi dalam pengelolaan pertaniannya. Sebagai contoh, di lapangan penulis banyak menjumpai petani yang harus (terus-menerus) berutang menjelang musim tanam (untuk biaya produksi dan alat). Ketergantungan petani atas input dari luar (terutama pupuk dan pestisida) adalah bukti paling nyata.
Jadi kita harus memulai (saat ini juga) memperkenalkan kepada para petani kita beberapa alternatif model pertanian, semisal LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture). Dimana dengan LEISA ini kemandirian petani lebih terjamin, selain itu juga ramah lingkungan. Di beberapa tempat lain, system pertanian hutan-tani (agroforestry) justru dapat menjadi jalan keluar.
Keberlanjutan Ekologi
Keberlanjutan ekologis adalah upaya mengembangkan agroekosistem agar memiliki kemampuan untuk bertahan dalam kurun waktu yang lama melalui pengelolaan terpadu untuk memelihara dan mendorong peningkatan fungsi sumber daya alam yang ada. Pengembangan sistem juga berorientasi pada keragaman hayati (biodiversity).
Praktik-praktik budidaya tanaman yang menyebabkan dampak negatif pada lingkungan harus di hindari. Penulis menjumpai di lapangan, bahwa petani sering menyemprot pestisida pabrikan walaupun tidak ada hama. Seolah ada ketakutan yang dalam jika tidak disemprot pastilah akan kena serangan hama. Tanaman melon di Kab Sukoharjo Jateng misalnya, sejak menjelang berbunga hingga menjelang panen, dapat di semprot dengan pestisida hingga tiga kali sehari oleh petani.
Saking akrabnya petani dengan pola asal semprot-semprot ini ditunjukkan dengan kebiasaan mereka menyebut pestisida sebagai obat. Padahal pestisida adalah racun (pest=hama sida=racun) bukan obat. Bahkan banyak pula petugas penyuluh yang menyebut pestisida sebagai obat. Padahal sudah banyak ulasan tentang bahaya residu pestisida terhadap petani, lingkungan dan konsumen.
Hal lain, kebiasaan menyemprot pestisida secara over-dosis ini dapat menyebabkan tumbuhnya kekebalan pada hama yang selamat. Sehingga generasi hama berikutnya tidak lagi mempan disemprot dengan dosis yang sama, atau pestisida yang sama. Di lapangan dijumpai kebiasaan petani meng-oplos berbagai merk pestisida untuk mendapatkan hasil yang lebih ampuh (dalam banyak kasus, justeru penyuluh pertanianlah yang mengajarkan petani akan perihal berbahaya ini).
Selain berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan, syarat mutlak sistem pertanian berkelanjutan adalah keadilan sosial, dan kesesuaian dengan budaya lokal. Yakni penghargaan martabat dan hak asasi individu serta kelompok untuk mendapat perlakuan adil. Misalnya adanya perlindungan yang lebih tegas atas hak petani dalam penguasaan lahan, benih dan teknologi lokal yang sering “dibajak” oleh kaum pemodal.
Sistem yang harus dibangun juga menyediakan fasilitas untuk mengakses informasi, pasar dan sumberdaya yang terkait pertanian. Hal mana harus menjamin “harga keringat petani” untuk mendapat nilai tukar yang layak, untuk kesejahteraan keluarga tani dan keberlanjutan modal usaha tani.
Khususnya akses atas lahan harus kembali dievaluasi dalam rangka menegakkan keadilan, dengan tanpa membedakan jenis kelamin, posisi sosial, agama dan etnis. Contoh adanya ketimpangan keadilan adalah (dalam konvensi di Indonesia?) bila si istri melakukan transaksi hak atas tanah, oleh Notaris akan dimintakan surat kuasa dari suaminya.
Sementara itu, budaya pertanian lokal sering kali dilecehkan. Misalnya, sistem ladang berpindah orang Dayak sering dituduh merusak lingkungan (yang benar, orang Dayak menggilirkan lahan secara berputar/siklus, bukan berladang berpindah-pindah). Padahal sistem itu justeru melestarikan lingkungan dan sudah teruji berabad-abad. Namun kebiasaan orang Dayak menggulirkan siklus lahan ini dijadikan kambing hitam atas dosa lingkungan dari jaringan penjarah kayu serta penjarah hutan hak ulayat suku.
Praktik Pertanian Berkelanjutan
Sebenarnya, dalam ekosistem terdapat komponen biotik, baik flora maupun fauna yang menyediakan jasa ekologi seperti: Proses dekomposisi bahan organik (daur ulang unsur hara) guna mempertahankan kesuburan tanah. Alam juga telah menyediakan pengatur dan pengendali populasi hama dan penyebab penyakit tanaman. Kemudian, alam menyediakan proses penyerbukan oleh serangga/hewan penyerbuk yang menjaga keberlanjutan reproduksi tanaman.
Kesemua hal di atas itu (anggota penyusun komponen biotik) berinteraksi sesuai proses evolusi ekosistem. Apabila satu komponen hilang akan timbul goncangan ekologi yang ditandai pelonjakan salah satu komponen (misal hama), atau proses perkembangan ekosistem berjalan tidak normal (Misal: karena input pestisida dan pupuk kimia yang ngawur, tanah menjadi tidak gembur karena kehilangan mikroba pengurai).
Indikator sukses
Selama ini indikator sukses pertanian kita adalah sekadar jumlah atau hasil produksi pertanian, untuk memenuhi permintaan pasar. Dalam pertanian berkelanjutan, tujuan yang ingin dicapai bukanlah sekadar target produksi jangka pendek, tetapi lebih ditekankan pada upaya keberlanjutan sistem produksi jangka panjang.
Sehingga inovasi yang dilakukan, dalam pertanian berkelanjutan adalah dalam rangka peningkatan secara optimal proses-proses biologi dan ekologi dalam ekosistem.
Untuk inilah, kini saatnya (terutama) para penyuluh pertanian untuk mengajari petani kita (yang sudah lupa) cara-cara mengembangkan kesuburan tanah, prinsip pengendalian hama alami dan pengoptimalisasi peran musuh alami, pengelolaan tanaman (memilih jenis, pola tanam, mengatur waktu tanam yang tepat) guna memanipulasi interaksi musim-tanaman-hama.
Hal lain, harus dipikirkan pula pengembangan jenis-jenis kultiva tanaman yang tidak rakus pupuk dan relative tahan terhadap hama dan penyakit. Pengembangan varietas unggul lokal (yang sudah beradaptasi sesuai dengan kondisi setempat) perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan bibit unggul spesifik lokasi.
Kiranya, masih ada harapan di Indonesia, untuk mempertahankan keberadaan ekosistem pertanian, memelihara potensinya untuk jangka waktu lama, tidak berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan, akan dapat memberi keuntungan terus-menerus (jangka panjang dan turun temurun) pula.
Daftar Pustaka:
Blake, F. 1994. Oerganic farming growing. The Crowood Press Ltd. Wiltshire. U.K.
Fukuoka, M. 1991. Revolusi Sebatang Jerami: Sebuah Pengantar Menuju Pertanian Alami (Terjemahan S. Hardjosoediro), yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Zamor,O.B. 1995. Contextualizing the Indicators of Sustainable Agriculture. Working Paper on The Sustainable Agriculture Indicator Workshop on May 30, 1995. SEAMO Regional Centre for Graduade Study and Research in Agriculture.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN
Oleh :
Made Suwena
G.361020041
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha-usaha pokok yang dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian sesuai dengan wawasan yang telah digariskan, antara lain adalah diversifikasi, ekstensifikasi, dan intensifikasi
Dalam melaksakan usaha-usaha tersebut seringkali dijumpai beberapa kendala, misalnya dalam diversifikasi terbatasannya ketersediaan karbohidrat dalam bentuk siap saji, baik dalam bentuk macam hidangan yang diolah, harga yang dapat dijangkau masyarakat maupun sebagai bahan industri. Hal ini terjadi karena dewasa ini orientasi pangan masyarakat masih betitik berat pada beras. Usaha ekstensifikasi atau perluasan lahan pertanian dihadapkan pada semakin berkurangnya lahan-lahan produktif dari tahun ketahun akibat dari pemanfaatan lahan untuk keperluan non pertanian, seperti untuk perumahan, industri perkantoran dan sebagainya. Sedangkan usaha intensifikasi sering mengalami kendala, akibat dari penerapan paket teknologi yang kurang tepat dalam penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan dosis jauh lebih tinggi dari dosis anjuran, sehingga dapat menurunkan efesiensi usahatani dan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Dalam usaha intensifikas, anggapan petani bahwa penggunaan bahan kimia buatan baik pupuk maupun pestisida adalah satu-satunya alat yang dapat meningkatan produksi pertanian sangatlah berbahaya, karena bagaimanapun juga bahan-bahan kimia ini dapat merusak ekosistem pertanian. Menurut Muntoyoh (1994), pupuk kimia dan pestisida pada kenyataannya memang dapat meningkatkan produksi pertanian. Namun hal ini hanya berlangsung dalam jangka pendek, sedangkan dalam jangka panjang bahan-bahan tersebut dapat menurunkan produksi pertanian baik secara kualitas mapun kuantitas. Dampak yang lebih parah adalah mengakibatkan kerusakan pada tanah hingga tidak dapat lagi dipergunakan untuk kehidupan tanaman sebagai akibat dari akumulasi residu kimia di dalam tanah, serta timbulnya hama dan penyakit baru yang menyerang tanaman.
Dalam kaitannya dengan efesiensi usahatani dan menanggulangi bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia tersebut, dewasa ini banyak ahli pertanian mencoba menerapkan kembali prinsip-prinsip pertanian alami yang pernah diterapkan oleh nenek moyang dahulu yang dikenal dengan cara bertani akrab lingkungan.
Petanian akrab lingkungan (Natural Farming) adalah suatu cara bertani yang tidak merusak ekosistem alami untuk menghasilkan produk pertanian yang sehat dan cara berkesinambungan, tanpa atau dengan mengurangi penggunan pestisida, pupuk kimia dan zat-zat kimia lainnya. Pandangan dari cara bertani ini adalah sistematis dengan tujuan untuk mengenal jaringan yang berfungsi yang terdapat didalamnya. Dengan demikian, dalam menilai kondisi ekologis tidak hanya skala ekologis yang berlaku akan tetapi hubungan antara manusia dan alam yang sifatnya normatif – kultural, hiegenis – medis, politis dan teknologis haruslah diperhitungkan dalam tingkat yang sama (Egger, 1987).
Organissasi yang bergerak dalam pertanian yang berwawasan lingkungan dikenal dengan berbagai nama, diantaranya dikenal dengan : pertanian organik, pertanian alternatif, pertanian biaya rendah, pertanian berkelanjutan, pertanian terpadu, pertanian akrab lingkungan (Wididana, 1994), low sustainable agriculture atau yang lebih dikenal dengan LISA (Silitonga, 1994), bertani selaras alam (ekofarming)
Produktivitas dapat diartikan sebagai suatu keluaran dari setiap produk persatuan (baik satuan total maupun tambahan) terhadap setiap masukan atau faktor produksi tertentu, misalnya sebagai hasil per satuan benih, tenaga kerja, atau air selain terhadap satuan luas lahan (Hildebran, 1987).
B. Permasalahan
Peningkatan input energi seperti pupuk kimia, pestisida maupun bahan-bahan kimia lainnya dalam pertanian dengan tanpa melihat kompleksitas lingkungan disamping membutuhkan biaya usahatani yang tinggi, juga merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan. Penggunaan pupuk dan pestisida di luar kontrol akan dapat merusak tanah dan tolerannya suatu jenis hama dan penyakit tertentu terhadap pestisida disamping juga dapat menghilangkan jenis predator dan parasitoid yang bermanfaat. Bahan-bahan kimia tersebut dapat tetap tinggal sebagai residu pada hasil tanaman, tanah tercuci ke dalam air sungai akibatnya dapat berbahaya bagi kehidupan manusia maupun hewan. Di lain pihak, lahan pertanian produktif semakin sempit akibat dimanfaatkan untuk keperluan non pertanian.
Dari uraian di atas, maka dapat diketahui permasalahan-permasalahan yang ada dan akan muncul dalam usaha peningkatan produksi pertanian selama ini, yaitu dintaranya :
1.Penggunaan paket teknologi seperti pupuk anorganik dan pestisida secara tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, disamping dibutuhkan biaya usahatani yang tinggi.
2.Lahan pertanian produktif semakin sempit sementara pergeseran ke arah lahan marginal dibutuhkan penambahan paket teknologi yang khusus, yang berrti diperlukan kemampuan (skill) dan input yang lebih tinggi.
3.Sistem pertanian secara monokultur akibat terpaku pada usahatani padi menyebabkan terkuranya unsur-unsur hara tertentu yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanah, disamping juga kenutuhan keragaman pangan tidak terpenuhi.
Melihat permasalahan-permasalahan tersebut, guna mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, maka pengelaolaan sumberdaya secara efektif dari segi ekologi maupun ekonomi mutlak dilakukan. Pertanyaan yang timbul kiranya langkah-langkah apa saja yang mungkin dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut ?
C. Tujuan
Sehubungan dengan permasahan-permasalahan yang dihadapi dalam usaha pembangunan petanian yang berwawasan lingkunga, dikaitkan dengan beberapa alternatif pemecahan masalah yang akan dikemukan pada bab II berikut, maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji lebih jauh peluang-peluang yang mungkin dapat dilakukan dalam usaha meningkatkan produktivitas lahan dengan sistem pertanian yang berwawasan lingkungan.
II. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Beberapa alternatif yang dapat dikemukakan dalam usaha peningkatan produktivitas lahan pertanian dengan sistem akrab lingkungan menurut Fukoka (1994), adalah tanpa pengolahan tanah, tanpa pupuk kimia, tanpa mengholangkan gulma dengan mengerjakan tanah atau dengan herbisida, dan tidak tergantung pada bahan-bahan kimia. Hal ini dapat dilakuan melalui penanaman secara tumpangsari, penggunaan biofertilizer, dan pemanfaatan bahan organik :
A. Bercocok Tanam Secara Tumpangsari
Bertani secara tumpangsari adalah penanaman dua atau lebih jenis tanaman sekaligus pada sebidang tanah yang sama dan pada hakekatnya merupakan usaha tani yang intensif berdasarkan pemanfaatan waktu dan ruang tumbuh (Andrews dan Kassam, 1979).
Intensifikasi dengan cara ini dapat meningkatkan hasil per satuan luas pahan persatuan waktu, mengurangi resiko kegagalan panen, serta meningkatkan produksi lahan, tenaga, waktu dan sumber usahatani yang tersedia selama satu musim tanam (Thahir dan Hatmadi, 1986).
Tumpangsari tanaman leguminosa dengan serelia merupakan suatu kombinasi yang telah umum dilakukan oleh petani. Menurut Trenbath (1976), penggunaan tanaman leguminosa seeprti kacang-kacangan sebagai tanaman sela dapat menguntungkan bagi tanaman pokok, karena banyak menghasilkan nitrogen, dapat memperbaiki struktur tanah serta dapat menekan tumbuhnya rumput-rumputan. Selanjutnya Lingga (1986) menyatakan, bintil-bintil akar yang umumnya erdapat pada tanaman leguminosa juka bersimbiose dengan tanaman lain mempunyai kemampuan mengikat unsur nitrogen dari udara bebas. Hal ini sangat menguntungkan, selain dapat menambah nitrogen dalam tanah juga dapat memenuhi kebutuhan nitrogen bagi tanaman lain (Munandar, 1984). Seperti diktahui, unsur nitrogen merupakan unsur makro yang paling menonjol diantara unsur-unsur yang diprlukan oleh tanaman. Menurut Gardner, Pearce dan Mitchell (1985) pertanian sangat tergantung pada nitrogen yang dihasilkan oleh organisme yang mampu menambat nitrogen untuk produksi tanaman budidaya.
Chapman dan Myers (1987) menyatakan bahwa hasil fiksasi nitrogen oleh legum dalam tumpangsari dapat tersedia bagi tanaman nono legum yang berada di sekitarnya selama musim pertumbuhannya. Pembususkan akar dan nodul erupakan hal penting dalam tranfer nitrogen, walaupun organ-organ tersebut umumnya mengandung hanya sebagian kecil dari total tanaman. Sebagai contoh, hanya 3 – 40 kg nitrogen per hektar mungkin yang terdapat dalam bintil akar legum yang ditumbuhkan di lapangan.
Selain keuntungan dalam bentuk kontribusi nitrogen yang dapat diberikan dalam penanaman secara tumpangsari, juga dapat mematahkan siklus hidup dari patgen atau hama tertentu melalui rotasi tanaman (Palaniappan, 1988). Dengan adanya rotasi tanaman berarti sumber makanan inang hama maupun penyakit menjadi tidak ada atau berkurang sehingga perkembangan dari organisme pengganggu tanaman tersebut menjadi terhambat (Alexander, 1977). Masih banyak keunggulan-keunggulan yang lain didapat dari penanaman secara tumpangsari seperti keanekaragaman hasil panen, efesiensi dalam tenaga, modal dan sebagainya.
B. Pemanfaatan Biofertilizer
Beberapa penelitian untuk menghasilkan teknologi yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan tanpa menggunakan pupuk kimia buatan telah banyak di lakukan. Salah satu teknologi yang saat ini dikembangkan adalaha pengelolaan hara terpadu yang mendukung pemupukan organik dan pemanfaatan biofertilizer.
Pengertian biofertilizer secara umum adalah pemanfaatan strain-strain unggul baik berupa sel hidup ataupun dalam bentuk laten dari mikroba penambat nitrogen (N), mikroba pelarut phosphat (P), atau mikroba perombak selulosa yang diberikan ke biji, tanah ataupun tempat pengomposan dengan tujuan meningkatkan jumlah mikroba dan mempercepat proses terjadinya hara bagi tanaman. Biofertilizer yang umum digunakan adalah effective microorganisms (EM), inokulum Rhizogin, Azotobacter, Pseudomonas, Bacillus, Trichoderma, dan VA Mycorrhiza. Pemanfaatan biofertilizer yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dan organik memberikan prospek cukup baik untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah (Prihatini, Kentjanasari, dan Sri Adiningsih, 1966).
Effective microorganisms (EM) merupakan salah satu jenis biofertolizer yang dikemas dalam larutan sebagai EM-3, EM-4, dan EM-5. Namun yang paling dikenal dikalangan petani adalah EM-4. EM-4 diformulasikan dalam bentuk cairan dengan warna coklat kekuning-kuningan, berbau asam mengandung 90% bakteri Lactobacillus sp dan tiga jenis mikroorganisme lainnya, yaitu bakteri fotosintetik, streptomyces sp, dan yeast (mikroorganisme fermentasi). Mikroorganisme tersebut dalam fase istirahat dan bila diaplikasikan dapat dengan cepat menjadi aktif merombak bahan organik dalam tanah. Hasil rombakan bahan organik tersebut berupa senyawa organik, antibiotik (alkohol dan asam laktat) vitamin (A dan C), dan polisakarida (Higa dan Wididana, 1994). Selain menghasilkan senyawa-senyawa organik tersebut, EM-4 juga dapat merangsang perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme lain yang menguntungkan seperti bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat, mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap patogen, serta dapat, menekan pertumbuhan jamur patagen tular tanah (Wididana dan Higa, 1993; Muntoyah, 1994).
Penggunaan effective microorganisms di dalam tanah hampir sama pengarunya dengan rotasi tanaman. Penerapan rotasi tanaman dapat memberikan kesempatan bagi mikrooganisme yang menguntungkan untuk beregenerasi sehingga dapat menekan mikroorganisme yang merugikan tanaamn. Dengan penambahan microorganisme kedalam tanah berarti pola tanam monokultur secara kontinyu dapat dilakukan tanpa mengakibatkan penurunan produksi tanaman (Higa, 1994)
Pencampuran bahan organik seperti pupuk kandang atau limbah rumah tangga dan limbah pertanian dengan EM-4 merupakan pupuk organik yang sangat efektif untuk meningkatkan produksi pertanian. Campuran ini disamping dapat sebagai starter mikroorganisme yang menguntungkan yang ada di dalam tanah juga dapat memberikan respon positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Wididana, Wigenasantana dan Higa, 1994)
C. Bahan Organik
Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis, sehingga unsur C merupakan penyususn utama dari bahan organik tersebut yang berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida. Melaui penambahan bahan organik, tanah yang mulanya berat menjadi berstruktur remah yang realtif lebih ringan. Infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat, sehingga aliran permukaan dan erosi dapat diperkecil, demikian pula aerasi tanah dapat lebih baik karena ruang pori bertambah akibat dari terbentuknya agregat (Sugito, Nuraini, dan Nurhayati). Bahan organik juga berfungsi sebagai bahan nutrisi bagi makro dan mikro fauna (Prihatini, Kentjanasari, dan Sri Adiningsih, 1996).Kondisi demikian ini pada akhirnya akan dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diusahakan.
III. P E N U T U P
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam rangka usaha peningkatan produktivitas lahan melalui sitem bertani akrab lingkungan, masih banyak kiranya permasalahan-permasalahan yang berlum terungkap, sebagai contoh dalam penerapan sistem tumpangsari kejelian pemilihan antar jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan, kesesuain waktu tanam, jarak tanam, pola penanaman, populasi tanaman, dan sebagainya. Demikian halnya dengan penggunaan biofertilizer maupun bahan organik, ketepatan dosis, macam atau jenis biofertilizer atau bahan organik, dan waktu aplikasinya kesenuanya itu akan sangat berpengaruh terhadap hasil tanaman yang diusahakan, sehingga diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam.
Secara ringkas dapat dikemukakan kesimpulan dari tulisan ini, yaitu :
1.Pemanfaatan teknologi bahan-bahan kimia, seperti pupuk dan pestisida dapat menurunkan produktivitas lahan dan pencemaran lingkungan.
2.Usaha peningkatan produktivitas lahan yang berorientasi akrab lingkungan dapat ditempuh melalui perbaikan cara bercocok bertanam, diantaranya dengan cara tumpangsari, penggunaan biofertilizer, dan penggunaan pupuk organik.
Dari urain di atas diharapkan dapat membuka cakrawala berfikir kita semua baik sebagai peneliti, petani, atau semua orang yang bergerak dalam bidang pertanian dan penyelamat lingkungan terutama terhadap aspek-aspek yang belum dikaji, sehingga akhirnya produksi pertanian terus dapat ditingkatkan dengan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.
DAFTAR PUSATAKA
Alexander, M., 1977. Introduction to Soil Microbiology. Second Edition. Cornel University, USA
Andrews, D.J. and A.H. Kassam, 1976. The Importance of Multiple Cropping in Increasing World Food Supplies. Matthias Satelly (ed). Multiple Cropping American Society of Agronomy. Crop Science Society of America and Soil Science of America Inc. Visconsin.
Chapmen A.L. and R.J.K Myers, 1987. Nitrogen Contribution by Grain Legumes to Rice Growth in Rotation on the Cucunura Soil of the Ord Irigation Area West Australia. Aust. J.Exp.Agric (27): 155 – 163.
Eggar, K., 1987. Berbagai Cara dan Kemungkinan Pelaksanaan Ekofarming di Daerah Pegunungan Afrika Timur. Penyunting Joachim Metzner & N. Daldjoeni. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta : 211 – 260
Fukoka, M., 1994. Empat Azas Bertani Alami. Kyusei Nature Farming, 03 (2) : 42 – 46.
Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell, 1985. Physiology of Crop Plant. Iowa, State University Press.
Higa, T., 1994. Effective Microorganisms. Dimensi Baru dalam Kyusei Nature Farming, Jakarta.
Higa, T., dan G. N. Wididana,1994. Effective Microorganisms. Dimensi Baru dalam Kyusei Nature Farming. Tumbuh, Jakarta.
Hildebrand, P. E., 1987. Sistem Bertanam Tumpang Gilir ; Segi Ekonomi dan Agronomi Ekofarming. Penyunting Joachim Metzner & N. Daldjoeni. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta : 401 – 420
Lingga P., 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta
Munandar, R., 1984. Tanah dan Seluk Beluknya Bagi Pertanian. Sinar Baru, Bandung.
Muntoya, 1994. Menuju Pertanian Alami dengan Teknologi Effective Microorganisms. Tumbuh :24 – 26, Jakarta.
Palaniappan, S.P., 1988. Cropping System in The Tropic. Wiley Eastern Limited and and Tamil Nadu Agricultural university.
Prihatini, T., A. Kentjanasari dan J. Sri Adiningsih, 1996. Peningkatan Kesuburan Tanah Melalui Pemanfaatan Biofertilizer dan Bahan Organik. Makalah dsampaikan dalam Seminar Nasional Pengelolaan Tanah Masam Secara Biologi. Universitas Brawijaya, Malang.
Silitonga, C., 1994. LISA, sistem Pertanian Akrab. Buletin Kyusei Nature Farming 03 (2) : 69 - 70.
Sugito, Y., Nuraini, dan E. Nihayati, 1995. Sistem Pertanian Organik. Faperta. Unibra, Malang.
Thahir dan Hatmadi, 1985. Tumpang Gilir (Multiple Cropping). Direktorat Penyuluhan Pertanian Pasar Minggu, Jakarta.
Trenbath, B. R., 1976. Plant Interaction in Mixed Crop Communities. . Matthias Satelly (ed). Multiple Cropping American Society of Agronomy. Crop Science Society of America and Soil Science of America Inc. Visconsin.129 - 169
Wididana G.N, dan T. Higa, 1994. Effective of Microorganisms on The Growth and Production of Crop. Buletin Kyusei Nature Farming 03 (2) : 27 - 35.
Wididana G.N, dan T. Higa1994. Penuntun Bercocok Tanam Padi dengan Teknologi EM-4. PT. Songgolangit Persada, Jakarta
Wididana G.N, M. S Wigenasantana, dan T. Higa, 1994. Application of Effective Microorganisms (EM) and Bokashi onNatural Farming. Buletin Kyusei Nature Farming 03 (2) : 47 - 54.
Made Suwena
G.361020041
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha-usaha pokok yang dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian sesuai dengan wawasan yang telah digariskan, antara lain adalah diversifikasi, ekstensifikasi, dan intensifikasi
Dalam melaksakan usaha-usaha tersebut seringkali dijumpai beberapa kendala, misalnya dalam diversifikasi terbatasannya ketersediaan karbohidrat dalam bentuk siap saji, baik dalam bentuk macam hidangan yang diolah, harga yang dapat dijangkau masyarakat maupun sebagai bahan industri. Hal ini terjadi karena dewasa ini orientasi pangan masyarakat masih betitik berat pada beras. Usaha ekstensifikasi atau perluasan lahan pertanian dihadapkan pada semakin berkurangnya lahan-lahan produktif dari tahun ketahun akibat dari pemanfaatan lahan untuk keperluan non pertanian, seperti untuk perumahan, industri perkantoran dan sebagainya. Sedangkan usaha intensifikasi sering mengalami kendala, akibat dari penerapan paket teknologi yang kurang tepat dalam penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan dosis jauh lebih tinggi dari dosis anjuran, sehingga dapat menurunkan efesiensi usahatani dan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Dalam usaha intensifikas, anggapan petani bahwa penggunaan bahan kimia buatan baik pupuk maupun pestisida adalah satu-satunya alat yang dapat meningkatan produksi pertanian sangatlah berbahaya, karena bagaimanapun juga bahan-bahan kimia ini dapat merusak ekosistem pertanian. Menurut Muntoyoh (1994), pupuk kimia dan pestisida pada kenyataannya memang dapat meningkatkan produksi pertanian. Namun hal ini hanya berlangsung dalam jangka pendek, sedangkan dalam jangka panjang bahan-bahan tersebut dapat menurunkan produksi pertanian baik secara kualitas mapun kuantitas. Dampak yang lebih parah adalah mengakibatkan kerusakan pada tanah hingga tidak dapat lagi dipergunakan untuk kehidupan tanaman sebagai akibat dari akumulasi residu kimia di dalam tanah, serta timbulnya hama dan penyakit baru yang menyerang tanaman.
Dalam kaitannya dengan efesiensi usahatani dan menanggulangi bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia tersebut, dewasa ini banyak ahli pertanian mencoba menerapkan kembali prinsip-prinsip pertanian alami yang pernah diterapkan oleh nenek moyang dahulu yang dikenal dengan cara bertani akrab lingkungan.
Petanian akrab lingkungan (Natural Farming) adalah suatu cara bertani yang tidak merusak ekosistem alami untuk menghasilkan produk pertanian yang sehat dan cara berkesinambungan, tanpa atau dengan mengurangi penggunan pestisida, pupuk kimia dan zat-zat kimia lainnya. Pandangan dari cara bertani ini adalah sistematis dengan tujuan untuk mengenal jaringan yang berfungsi yang terdapat didalamnya. Dengan demikian, dalam menilai kondisi ekologis tidak hanya skala ekologis yang berlaku akan tetapi hubungan antara manusia dan alam yang sifatnya normatif – kultural, hiegenis – medis, politis dan teknologis haruslah diperhitungkan dalam tingkat yang sama (Egger, 1987).
Organissasi yang bergerak dalam pertanian yang berwawasan lingkungan dikenal dengan berbagai nama, diantaranya dikenal dengan : pertanian organik, pertanian alternatif, pertanian biaya rendah, pertanian berkelanjutan, pertanian terpadu, pertanian akrab lingkungan (Wididana, 1994), low sustainable agriculture atau yang lebih dikenal dengan LISA (Silitonga, 1994), bertani selaras alam (ekofarming)
Produktivitas dapat diartikan sebagai suatu keluaran dari setiap produk persatuan (baik satuan total maupun tambahan) terhadap setiap masukan atau faktor produksi tertentu, misalnya sebagai hasil per satuan benih, tenaga kerja, atau air selain terhadap satuan luas lahan (Hildebran, 1987).
B. Permasalahan
Peningkatan input energi seperti pupuk kimia, pestisida maupun bahan-bahan kimia lainnya dalam pertanian dengan tanpa melihat kompleksitas lingkungan disamping membutuhkan biaya usahatani yang tinggi, juga merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan. Penggunaan pupuk dan pestisida di luar kontrol akan dapat merusak tanah dan tolerannya suatu jenis hama dan penyakit tertentu terhadap pestisida disamping juga dapat menghilangkan jenis predator dan parasitoid yang bermanfaat. Bahan-bahan kimia tersebut dapat tetap tinggal sebagai residu pada hasil tanaman, tanah tercuci ke dalam air sungai akibatnya dapat berbahaya bagi kehidupan manusia maupun hewan. Di lain pihak, lahan pertanian produktif semakin sempit akibat dimanfaatkan untuk keperluan non pertanian.
Dari uraian di atas, maka dapat diketahui permasalahan-permasalahan yang ada dan akan muncul dalam usaha peningkatan produksi pertanian selama ini, yaitu dintaranya :
1.Penggunaan paket teknologi seperti pupuk anorganik dan pestisida secara tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, disamping dibutuhkan biaya usahatani yang tinggi.
2.Lahan pertanian produktif semakin sempit sementara pergeseran ke arah lahan marginal dibutuhkan penambahan paket teknologi yang khusus, yang berrti diperlukan kemampuan (skill) dan input yang lebih tinggi.
3.Sistem pertanian secara monokultur akibat terpaku pada usahatani padi menyebabkan terkuranya unsur-unsur hara tertentu yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanah, disamping juga kenutuhan keragaman pangan tidak terpenuhi.
Melihat permasalahan-permasalahan tersebut, guna mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, maka pengelaolaan sumberdaya secara efektif dari segi ekologi maupun ekonomi mutlak dilakukan. Pertanyaan yang timbul kiranya langkah-langkah apa saja yang mungkin dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut ?
C. Tujuan
Sehubungan dengan permasahan-permasalahan yang dihadapi dalam usaha pembangunan petanian yang berwawasan lingkunga, dikaitkan dengan beberapa alternatif pemecahan masalah yang akan dikemukan pada bab II berikut, maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji lebih jauh peluang-peluang yang mungkin dapat dilakukan dalam usaha meningkatkan produktivitas lahan dengan sistem pertanian yang berwawasan lingkungan.
II. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Beberapa alternatif yang dapat dikemukakan dalam usaha peningkatan produktivitas lahan pertanian dengan sistem akrab lingkungan menurut Fukoka (1994), adalah tanpa pengolahan tanah, tanpa pupuk kimia, tanpa mengholangkan gulma dengan mengerjakan tanah atau dengan herbisida, dan tidak tergantung pada bahan-bahan kimia. Hal ini dapat dilakuan melalui penanaman secara tumpangsari, penggunaan biofertilizer, dan pemanfaatan bahan organik :
A. Bercocok Tanam Secara Tumpangsari
Bertani secara tumpangsari adalah penanaman dua atau lebih jenis tanaman sekaligus pada sebidang tanah yang sama dan pada hakekatnya merupakan usaha tani yang intensif berdasarkan pemanfaatan waktu dan ruang tumbuh (Andrews dan Kassam, 1979).
Intensifikasi dengan cara ini dapat meningkatkan hasil per satuan luas pahan persatuan waktu, mengurangi resiko kegagalan panen, serta meningkatkan produksi lahan, tenaga, waktu dan sumber usahatani yang tersedia selama satu musim tanam (Thahir dan Hatmadi, 1986).
Tumpangsari tanaman leguminosa dengan serelia merupakan suatu kombinasi yang telah umum dilakukan oleh petani. Menurut Trenbath (1976), penggunaan tanaman leguminosa seeprti kacang-kacangan sebagai tanaman sela dapat menguntungkan bagi tanaman pokok, karena banyak menghasilkan nitrogen, dapat memperbaiki struktur tanah serta dapat menekan tumbuhnya rumput-rumputan. Selanjutnya Lingga (1986) menyatakan, bintil-bintil akar yang umumnya erdapat pada tanaman leguminosa juka bersimbiose dengan tanaman lain mempunyai kemampuan mengikat unsur nitrogen dari udara bebas. Hal ini sangat menguntungkan, selain dapat menambah nitrogen dalam tanah juga dapat memenuhi kebutuhan nitrogen bagi tanaman lain (Munandar, 1984). Seperti diktahui, unsur nitrogen merupakan unsur makro yang paling menonjol diantara unsur-unsur yang diprlukan oleh tanaman. Menurut Gardner, Pearce dan Mitchell (1985) pertanian sangat tergantung pada nitrogen yang dihasilkan oleh organisme yang mampu menambat nitrogen untuk produksi tanaman budidaya.
Chapman dan Myers (1987) menyatakan bahwa hasil fiksasi nitrogen oleh legum dalam tumpangsari dapat tersedia bagi tanaman nono legum yang berada di sekitarnya selama musim pertumbuhannya. Pembususkan akar dan nodul erupakan hal penting dalam tranfer nitrogen, walaupun organ-organ tersebut umumnya mengandung hanya sebagian kecil dari total tanaman. Sebagai contoh, hanya 3 – 40 kg nitrogen per hektar mungkin yang terdapat dalam bintil akar legum yang ditumbuhkan di lapangan.
Selain keuntungan dalam bentuk kontribusi nitrogen yang dapat diberikan dalam penanaman secara tumpangsari, juga dapat mematahkan siklus hidup dari patgen atau hama tertentu melalui rotasi tanaman (Palaniappan, 1988). Dengan adanya rotasi tanaman berarti sumber makanan inang hama maupun penyakit menjadi tidak ada atau berkurang sehingga perkembangan dari organisme pengganggu tanaman tersebut menjadi terhambat (Alexander, 1977). Masih banyak keunggulan-keunggulan yang lain didapat dari penanaman secara tumpangsari seperti keanekaragaman hasil panen, efesiensi dalam tenaga, modal dan sebagainya.
B. Pemanfaatan Biofertilizer
Beberapa penelitian untuk menghasilkan teknologi yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan tanpa menggunakan pupuk kimia buatan telah banyak di lakukan. Salah satu teknologi yang saat ini dikembangkan adalaha pengelolaan hara terpadu yang mendukung pemupukan organik dan pemanfaatan biofertilizer.
Pengertian biofertilizer secara umum adalah pemanfaatan strain-strain unggul baik berupa sel hidup ataupun dalam bentuk laten dari mikroba penambat nitrogen (N), mikroba pelarut phosphat (P), atau mikroba perombak selulosa yang diberikan ke biji, tanah ataupun tempat pengomposan dengan tujuan meningkatkan jumlah mikroba dan mempercepat proses terjadinya hara bagi tanaman. Biofertilizer yang umum digunakan adalah effective microorganisms (EM), inokulum Rhizogin, Azotobacter, Pseudomonas, Bacillus, Trichoderma, dan VA Mycorrhiza. Pemanfaatan biofertilizer yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dan organik memberikan prospek cukup baik untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah (Prihatini, Kentjanasari, dan Sri Adiningsih, 1966).
Effective microorganisms (EM) merupakan salah satu jenis biofertolizer yang dikemas dalam larutan sebagai EM-3, EM-4, dan EM-5. Namun yang paling dikenal dikalangan petani adalah EM-4. EM-4 diformulasikan dalam bentuk cairan dengan warna coklat kekuning-kuningan, berbau asam mengandung 90% bakteri Lactobacillus sp dan tiga jenis mikroorganisme lainnya, yaitu bakteri fotosintetik, streptomyces sp, dan yeast (mikroorganisme fermentasi). Mikroorganisme tersebut dalam fase istirahat dan bila diaplikasikan dapat dengan cepat menjadi aktif merombak bahan organik dalam tanah. Hasil rombakan bahan organik tersebut berupa senyawa organik, antibiotik (alkohol dan asam laktat) vitamin (A dan C), dan polisakarida (Higa dan Wididana, 1994). Selain menghasilkan senyawa-senyawa organik tersebut, EM-4 juga dapat merangsang perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme lain yang menguntungkan seperti bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat, mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap patogen, serta dapat, menekan pertumbuhan jamur patagen tular tanah (Wididana dan Higa, 1993; Muntoyah, 1994).
Penggunaan effective microorganisms di dalam tanah hampir sama pengarunya dengan rotasi tanaman. Penerapan rotasi tanaman dapat memberikan kesempatan bagi mikrooganisme yang menguntungkan untuk beregenerasi sehingga dapat menekan mikroorganisme yang merugikan tanaamn. Dengan penambahan microorganisme kedalam tanah berarti pola tanam monokultur secara kontinyu dapat dilakukan tanpa mengakibatkan penurunan produksi tanaman (Higa, 1994)
Pencampuran bahan organik seperti pupuk kandang atau limbah rumah tangga dan limbah pertanian dengan EM-4 merupakan pupuk organik yang sangat efektif untuk meningkatkan produksi pertanian. Campuran ini disamping dapat sebagai starter mikroorganisme yang menguntungkan yang ada di dalam tanah juga dapat memberikan respon positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Wididana, Wigenasantana dan Higa, 1994)
C. Bahan Organik
Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis, sehingga unsur C merupakan penyususn utama dari bahan organik tersebut yang berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida. Melaui penambahan bahan organik, tanah yang mulanya berat menjadi berstruktur remah yang realtif lebih ringan. Infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat, sehingga aliran permukaan dan erosi dapat diperkecil, demikian pula aerasi tanah dapat lebih baik karena ruang pori bertambah akibat dari terbentuknya agregat (Sugito, Nuraini, dan Nurhayati). Bahan organik juga berfungsi sebagai bahan nutrisi bagi makro dan mikro fauna (Prihatini, Kentjanasari, dan Sri Adiningsih, 1996).Kondisi demikian ini pada akhirnya akan dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diusahakan.
III. P E N U T U P
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam rangka usaha peningkatan produktivitas lahan melalui sitem bertani akrab lingkungan, masih banyak kiranya permasalahan-permasalahan yang berlum terungkap, sebagai contoh dalam penerapan sistem tumpangsari kejelian pemilihan antar jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan, kesesuain waktu tanam, jarak tanam, pola penanaman, populasi tanaman, dan sebagainya. Demikian halnya dengan penggunaan biofertilizer maupun bahan organik, ketepatan dosis, macam atau jenis biofertilizer atau bahan organik, dan waktu aplikasinya kesenuanya itu akan sangat berpengaruh terhadap hasil tanaman yang diusahakan, sehingga diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam.
Secara ringkas dapat dikemukakan kesimpulan dari tulisan ini, yaitu :
1.Pemanfaatan teknologi bahan-bahan kimia, seperti pupuk dan pestisida dapat menurunkan produktivitas lahan dan pencemaran lingkungan.
2.Usaha peningkatan produktivitas lahan yang berorientasi akrab lingkungan dapat ditempuh melalui perbaikan cara bercocok bertanam, diantaranya dengan cara tumpangsari, penggunaan biofertilizer, dan penggunaan pupuk organik.
Dari urain di atas diharapkan dapat membuka cakrawala berfikir kita semua baik sebagai peneliti, petani, atau semua orang yang bergerak dalam bidang pertanian dan penyelamat lingkungan terutama terhadap aspek-aspek yang belum dikaji, sehingga akhirnya produksi pertanian terus dapat ditingkatkan dengan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.
DAFTAR PUSATAKA
Alexander, M., 1977. Introduction to Soil Microbiology. Second Edition. Cornel University, USA
Andrews, D.J. and A.H. Kassam, 1976. The Importance of Multiple Cropping in Increasing World Food Supplies. Matthias Satelly (ed). Multiple Cropping American Society of Agronomy. Crop Science Society of America and Soil Science of America Inc. Visconsin.
Chapmen A.L. and R.J.K Myers, 1987. Nitrogen Contribution by Grain Legumes to Rice Growth in Rotation on the Cucunura Soil of the Ord Irigation Area West Australia. Aust. J.Exp.Agric (27): 155 – 163.
Eggar, K., 1987. Berbagai Cara dan Kemungkinan Pelaksanaan Ekofarming di Daerah Pegunungan Afrika Timur. Penyunting Joachim Metzner & N. Daldjoeni. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta : 211 – 260
Fukoka, M., 1994. Empat Azas Bertani Alami. Kyusei Nature Farming, 03 (2) : 42 – 46.
Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell, 1985. Physiology of Crop Plant. Iowa, State University Press.
Higa, T., 1994. Effective Microorganisms. Dimensi Baru dalam Kyusei Nature Farming, Jakarta.
Higa, T., dan G. N. Wididana,1994. Effective Microorganisms. Dimensi Baru dalam Kyusei Nature Farming. Tumbuh, Jakarta.
Hildebrand, P. E., 1987. Sistem Bertanam Tumpang Gilir ; Segi Ekonomi dan Agronomi Ekofarming. Penyunting Joachim Metzner & N. Daldjoeni. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta : 401 – 420
Lingga P., 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta
Munandar, R., 1984. Tanah dan Seluk Beluknya Bagi Pertanian. Sinar Baru, Bandung.
Muntoya, 1994. Menuju Pertanian Alami dengan Teknologi Effective Microorganisms. Tumbuh :24 – 26, Jakarta.
Palaniappan, S.P., 1988. Cropping System in The Tropic. Wiley Eastern Limited and and Tamil Nadu Agricultural university.
Prihatini, T., A. Kentjanasari dan J. Sri Adiningsih, 1996. Peningkatan Kesuburan Tanah Melalui Pemanfaatan Biofertilizer dan Bahan Organik. Makalah dsampaikan dalam Seminar Nasional Pengelolaan Tanah Masam Secara Biologi. Universitas Brawijaya, Malang.
Silitonga, C., 1994. LISA, sistem Pertanian Akrab. Buletin Kyusei Nature Farming 03 (2) : 69 - 70.
Sugito, Y., Nuraini, dan E. Nihayati, 1995. Sistem Pertanian Organik. Faperta. Unibra, Malang.
Thahir dan Hatmadi, 1985. Tumpang Gilir (Multiple Cropping). Direktorat Penyuluhan Pertanian Pasar Minggu, Jakarta.
Trenbath, B. R., 1976. Plant Interaction in Mixed Crop Communities. . Matthias Satelly (ed). Multiple Cropping American Society of Agronomy. Crop Science Society of America and Soil Science of America Inc. Visconsin.129 - 169
Wididana G.N, dan T. Higa, 1994. Effective of Microorganisms on The Growth and Production of Crop. Buletin Kyusei Nature Farming 03 (2) : 27 - 35.
Wididana G.N, dan T. Higa1994. Penuntun Bercocok Tanam Padi dengan Teknologi EM-4. PT. Songgolangit Persada, Jakarta
Wididana G.N, M. S Wigenasantana, dan T. Higa, 1994. Application of Effective Microorganisms (EM) and Bokashi onNatural Farming. Buletin Kyusei Nature Farming 03 (2) : 47 - 54.
Jumat, 23 Januari 2009
Mengapa Organik ????
Ada delapan alasan mengapa harus mengkonsumsi pangan organik :
1. Untuk menjadi sehat minimal kita dapat mulai dengan apa yang kita makan
sehari-hari. Karena nasi (beras) adalah 60% s/d 70% dari total yang kita makan setiap hari , jadi nasi ( beras ) sangatlah berpengaruh bagi kesehatan kita. Bayangkan berapa milli gram unsur kimia yang masuk dalam tubuh kita setiap hari .?????
2. Berhenti mengkonsumsi bahan-bahan kimia.
Semua panganan yang dibudidaya secara konvensional menggunakan pestisida sintetis/kimia) mengandung residu bahan-bahan kimia. Semua jenis pestisida merupakan bahan Karsinogenic (Zat yang ditimbulkan karena pembakaran yang bisa merangsang tumbuhnya kanker).
3. Melindungi Anak.
Anak-anak mudah terserang racun daripada orang dewasa. Sebuah penelitian dilakukan pada tahun 1980-an menyimpulkan bahwa rata-rata anak-anak terkena bahan beracun penyebab kanker empat kali lebih banyak dari pada orang dewasa, dimana sebagian berasal dari jenis-jenis makanan anak-anak yang mereka makan. Memilih makanan memiliki sebuah efek penting bagi kesehatan anak di masa depan.
4. Melindungi kualitas air, udara dan tanah.
Mengkonsumsi pangan organis berarti kita ikut serta dalam pemulihan ekosistem yang telah rusak serta berperan serta secara aktif menjaga keseimbangan alam.
Ada beberapa racun-racun POP (Persistent Org Pollutant)yang perlu diwaspadai akibat dari pemakaian pestisida sintetis/kimia selain DDT yang terdapat dalam tanah, udara dan air, diantaranya adalah :
aldrin, chlordane, dieldrin, endrin, heptachlor, mirex, toxaphenyl,
hexachlorobenzene, PCB (polychlorinated biphenyls), dioxin, furans.
5. Melindungi Kesehatan Pekerja Pertanian.
Dengan mengkonsumsi produk organis berarti turut membantu perjuangan
mereka bagi sebuah lingkungan kerja yang sehat.
Contoh kasus :
a. 18 Penduduk transmigrasi di Lampung Utara meninggal akibat racun tikus, TBC atau kanker saluran pernafasan.
b. 12 orang petani di klaten meninggal dunia akibat racun DDT.
6. Mendukung Petani-petani Lokal Bersakala Kecil.
Membantu komunitas kita untuk mencapai ketahanan pangan.
7. Produk Organis Sebenarnya Tidak Mahal.
Banyak biaya tersembunyi jika kita membeli produk-produk yang diproduksi secara konvensional. Harga rendah pangan-pangan konvensional menandakan bahwa para pekerja pertanian tidak menerima upah yang adil.
Seorang ibu berkomentar setelah mengkonsumsi pangan organis, diantaranya adalah : "semenjak makan beras organik, keluhan rasa sakit mulai berkurang. Jadi kami bisa menghemat uang untuk ke Dokter dan berobat dan suami dapat bekerja seperti biasa". "Produk organis lebih tahan lama,tidak cepat basi, begitupun berasnya, beras organis tidak cepat bau apek, sehingga saya dapat menyimpan sayuran organis dan berasnya lebih lama. Inikan dapat menghemat uang belanja!".
8. Rasa Pangan organis Lebih Baik.
Menurut orang yang terbiasa mengkonsumsi pangan organis, terasa lebih manis dan renyah, dan kesegarannya juga lebih beraroma wangi, empuk, dan lebih awet.
PESTISIDA PERANAN DAN BAHAYANYA.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pestisida adalah salah satu hasil teknologi modern dan mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Penggunaannya dengan cara yang tepat dan aman adalah hal mutlak yang harus dilakukan mengingat walau bagaimanapun, pestisida adalah bahan yang beracun.
Penggunaan pestisida yang salah atau pengelolaannya yang tidak bijaksana akan dapat menimbulkan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Mengutip data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Program Lingkungan Persatuan Bangsa-bangsa (UNEP), 1-5 juta kasus keracunan pestisida terjadi pada pekerja yang bekerja di sector pertanian.
Sebagian besar kasus keracunan pestisida tersebut terjadi di negara berkembang, yang 20.000 diantaranya berakibat fatal. Jumlah keracunan yang sebenarnya terjadi diperkirakan lebih tinggi lagi, mengingat angka tersebut didapati dari kasus yang dilaporkan sendiri oleh korban, maupun dari angka statistik.
Banyak kasus keracunan yang terjadi di lapangan tidak dilaporkan oleh korban sehingga tidak tercatat oleh instansi yang terkait. Di Indonesia sebagai negara agraris di mana sebagian besar Penduduknya bermata pencaharian di sector pertanian, sejak repelita ke-3 telah melakukan berbagai program untuk Penyehatan Lingkungan Pemukiman dalam upaya pengamanan pestisida.
Namun hingga kini masih didapat kasus-kasus keracunan pestisida yang cukup serius pada para pelakuk di sector pertanian.
FAKTA DAN DATA AKIBAT BURUK PESTISIDA.
Fakta-fakta dilapangan menunjukkan bahwa :
1. Diketemukannya data penyakit-penyakit akut yang diderita pada kelompok petani, seperti hamil anggur pada isteri-isteri petani di Lembang.
2. 12 orang petani di Klaten meninggal dunia akibat keracunan pestisida.
3. 18 penduduk transmigrasi di Lampung Utara meninggal akibat racun tikus, penyakit kulit eksim basah, TBC, kanker saluran pernafasan.
4. Ditemukan katak cacat tanpa sebelah kaki akibat penggunaan pestisida kimia oleh staf pengajar Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan Fak. Kehutanan IPB.
5. Penipisan cangkang telur burung elang.
6. 25% dari 2400 wanita pada tahun antara 1959 - 1966 yang pernah melahirkan bayi dengan bobot di bawah normal memiliki kandungan DDT yang telah terurai pada darahnya lima kali lebih besar dari kadar normal.
7. Tahun 2001 terjadi kematian pada ayam-ayam di sekitar lahan pertanian akibat akumulasi paparan pestisida yang terbawa angin. (Kusnadi Umar Said,Puncak Jawa Barat).
Data tersebut diatas di ambil dari berbagai sumber termasuk informasi darimajalah pertanian. Jadi prospek 2 sampai 5 tahun mendatang pangan organic merupakan trend komoditas bisnis yang sangat bagus.
Apabila dalam memenuhi pasar lokal yang masih minim prosentasenya dalam menguinakan pangan organik. Sementara pemerintah kita sedang gencar - gencarnya untuk menanam pertanian Organik.
Berbagai seminar- seminar sudah sering dilakukan baik itu pihak departement pertanian , departement kesehatan , para pejabat teras, bulog bahkan LSM-LSM pun turut serta dalam berpartisipasi agar masyarakat indonesia dan para petaninya agar untuk mengkosumsi dan menanam pangan Organik.
Sekarang rata-rata para petani di Indonesia sudah banyak yang membuka lahan dan mengembangkan pertanian organic. Terbukti menurut Komentar para Petani yang sudah 5 sampai dengan 8 tahun mengembangkan dan membudidayakan pertanian organik , income dari petani tanaman organic menuju keadaan membaik daripada petani dengan pertanian kimiawi / anorganik.
Alasannya disamping pendapatan hasil pertaniannya meningkat plus mereka juga menikmatipola dan gaya sehat secara alamiah dan murah.
1. Untuk menjadi sehat minimal kita dapat mulai dengan apa yang kita makan
sehari-hari. Karena nasi (beras) adalah 60% s/d 70% dari total yang kita makan setiap hari , jadi nasi ( beras ) sangatlah berpengaruh bagi kesehatan kita. Bayangkan berapa milli gram unsur kimia yang masuk dalam tubuh kita setiap hari .?????
2. Berhenti mengkonsumsi bahan-bahan kimia.
Semua panganan yang dibudidaya secara konvensional menggunakan pestisida sintetis/kimia) mengandung residu bahan-bahan kimia. Semua jenis pestisida merupakan bahan Karsinogenic (Zat yang ditimbulkan karena pembakaran yang bisa merangsang tumbuhnya kanker).
3. Melindungi Anak.
Anak-anak mudah terserang racun daripada orang dewasa. Sebuah penelitian dilakukan pada tahun 1980-an menyimpulkan bahwa rata-rata anak-anak terkena bahan beracun penyebab kanker empat kali lebih banyak dari pada orang dewasa, dimana sebagian berasal dari jenis-jenis makanan anak-anak yang mereka makan. Memilih makanan memiliki sebuah efek penting bagi kesehatan anak di masa depan.
4. Melindungi kualitas air, udara dan tanah.
Mengkonsumsi pangan organis berarti kita ikut serta dalam pemulihan ekosistem yang telah rusak serta berperan serta secara aktif menjaga keseimbangan alam.
Ada beberapa racun-racun POP (Persistent Org Pollutant)yang perlu diwaspadai akibat dari pemakaian pestisida sintetis/kimia selain DDT yang terdapat dalam tanah, udara dan air, diantaranya adalah :
aldrin, chlordane, dieldrin, endrin, heptachlor, mirex, toxaphenyl,
hexachlorobenzene, PCB (polychlorinated biphenyls), dioxin, furans.
5. Melindungi Kesehatan Pekerja Pertanian.
Dengan mengkonsumsi produk organis berarti turut membantu perjuangan
mereka bagi sebuah lingkungan kerja yang sehat.
Contoh kasus :
a. 18 Penduduk transmigrasi di Lampung Utara meninggal akibat racun tikus, TBC atau kanker saluran pernafasan.
b. 12 orang petani di klaten meninggal dunia akibat racun DDT.
6. Mendukung Petani-petani Lokal Bersakala Kecil.
Membantu komunitas kita untuk mencapai ketahanan pangan.
7. Produk Organis Sebenarnya Tidak Mahal.
Banyak biaya tersembunyi jika kita membeli produk-produk yang diproduksi secara konvensional. Harga rendah pangan-pangan konvensional menandakan bahwa para pekerja pertanian tidak menerima upah yang adil.
Seorang ibu berkomentar setelah mengkonsumsi pangan organis, diantaranya adalah : "semenjak makan beras organik, keluhan rasa sakit mulai berkurang. Jadi kami bisa menghemat uang untuk ke Dokter dan berobat dan suami dapat bekerja seperti biasa". "Produk organis lebih tahan lama,tidak cepat basi, begitupun berasnya, beras organis tidak cepat bau apek, sehingga saya dapat menyimpan sayuran organis dan berasnya lebih lama. Inikan dapat menghemat uang belanja!".
8. Rasa Pangan organis Lebih Baik.
Menurut orang yang terbiasa mengkonsumsi pangan organis, terasa lebih manis dan renyah, dan kesegarannya juga lebih beraroma wangi, empuk, dan lebih awet.
PESTISIDA PERANAN DAN BAHAYANYA.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pestisida adalah salah satu hasil teknologi modern dan mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Penggunaannya dengan cara yang tepat dan aman adalah hal mutlak yang harus dilakukan mengingat walau bagaimanapun, pestisida adalah bahan yang beracun.
Penggunaan pestisida yang salah atau pengelolaannya yang tidak bijaksana akan dapat menimbulkan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Mengutip data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Program Lingkungan Persatuan Bangsa-bangsa (UNEP), 1-5 juta kasus keracunan pestisida terjadi pada pekerja yang bekerja di sector pertanian.
Sebagian besar kasus keracunan pestisida tersebut terjadi di negara berkembang, yang 20.000 diantaranya berakibat fatal. Jumlah keracunan yang sebenarnya terjadi diperkirakan lebih tinggi lagi, mengingat angka tersebut didapati dari kasus yang dilaporkan sendiri oleh korban, maupun dari angka statistik.
Banyak kasus keracunan yang terjadi di lapangan tidak dilaporkan oleh korban sehingga tidak tercatat oleh instansi yang terkait. Di Indonesia sebagai negara agraris di mana sebagian besar Penduduknya bermata pencaharian di sector pertanian, sejak repelita ke-3 telah melakukan berbagai program untuk Penyehatan Lingkungan Pemukiman dalam upaya pengamanan pestisida.
Namun hingga kini masih didapat kasus-kasus keracunan pestisida yang cukup serius pada para pelakuk di sector pertanian.
FAKTA DAN DATA AKIBAT BURUK PESTISIDA.
Fakta-fakta dilapangan menunjukkan bahwa :
1. Diketemukannya data penyakit-penyakit akut yang diderita pada kelompok petani, seperti hamil anggur pada isteri-isteri petani di Lembang.
2. 12 orang petani di Klaten meninggal dunia akibat keracunan pestisida.
3. 18 penduduk transmigrasi di Lampung Utara meninggal akibat racun tikus, penyakit kulit eksim basah, TBC, kanker saluran pernafasan.
4. Ditemukan katak cacat tanpa sebelah kaki akibat penggunaan pestisida kimia oleh staf pengajar Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan Fak. Kehutanan IPB.
5. Penipisan cangkang telur burung elang.
6. 25% dari 2400 wanita pada tahun antara 1959 - 1966 yang pernah melahirkan bayi dengan bobot di bawah normal memiliki kandungan DDT yang telah terurai pada darahnya lima kali lebih besar dari kadar normal.
7. Tahun 2001 terjadi kematian pada ayam-ayam di sekitar lahan pertanian akibat akumulasi paparan pestisida yang terbawa angin. (Kusnadi Umar Said,Puncak Jawa Barat).
Data tersebut diatas di ambil dari berbagai sumber termasuk informasi darimajalah pertanian. Jadi prospek 2 sampai 5 tahun mendatang pangan organic merupakan trend komoditas bisnis yang sangat bagus.
Apabila dalam memenuhi pasar lokal yang masih minim prosentasenya dalam menguinakan pangan organik. Sementara pemerintah kita sedang gencar - gencarnya untuk menanam pertanian Organik.
Berbagai seminar- seminar sudah sering dilakukan baik itu pihak departement pertanian , departement kesehatan , para pejabat teras, bulog bahkan LSM-LSM pun turut serta dalam berpartisipasi agar masyarakat indonesia dan para petaninya agar untuk mengkosumsi dan menanam pangan Organik.
Sekarang rata-rata para petani di Indonesia sudah banyak yang membuka lahan dan mengembangkan pertanian organic. Terbukti menurut Komentar para Petani yang sudah 5 sampai dengan 8 tahun mengembangkan dan membudidayakan pertanian organik , income dari petani tanaman organic menuju keadaan membaik daripada petani dengan pertanian kimiawi / anorganik.
Alasannya disamping pendapatan hasil pertaniannya meningkat plus mereka juga menikmatipola dan gaya sehat secara alamiah dan murah.
Mari Hidup Sehat
Residu pestisida kimia yang terdapat dalam bahan pangan yang dikonsumsi akan terakumulasi dalam tubuh kita dan dapat membahayakan kesehatan. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan aktif yang bersifat racun dari pestisida kimia tidak terbuang ke luar tubuh, tetapi akan terakumulasi di dalam jaringan dan dapat memicu timbulnya kangker, penurunan kesuburan, gangguan fungsi syaraf, kerusakan hati, ginjal, dan paru-paru.
Beras dan sayuran sebagai bahan pangan utama yang kita konsumsi setiap hari sangat berpotensi mengandung residu pestisida berbahaya. Sebab menurut hasil analisa laboratorium menunjukkan bahwa sebagian besar beras yang dihasilkan dari jalur Pantura - Jawa Barat telah tercemar 5 jenis residu insektisida berbahaya, yaitu Klorporifos , Lindan, Endosulfan, BPMC, dan Karbofuran dengan residu yang telah melebihi batas aman.
Siapkah Anda mempertaruhkan kesehatan Anda setelah mengetahui fakta-fakta tersebut? Kita masih mempunyai banyak pilihan untuk menuju gaya hidup sehat. Diantaranya dengan memulai mengkonsumsi bahan makanan yang sehat dan bebas residu pestisida berbahaya.
Beras dan sayuran sebagai bahan pangan utama yang kita konsumsi setiap hari sangat berpotensi mengandung residu pestisida berbahaya. Sebab menurut hasil analisa laboratorium menunjukkan bahwa sebagian besar beras yang dihasilkan dari jalur Pantura - Jawa Barat telah tercemar 5 jenis residu insektisida berbahaya, yaitu Klorporifos , Lindan, Endosulfan, BPMC, dan Karbofuran dengan residu yang telah melebihi batas aman.
Siapkah Anda mempertaruhkan kesehatan Anda setelah mengetahui fakta-fakta tersebut? Kita masih mempunyai banyak pilihan untuk menuju gaya hidup sehat. Diantaranya dengan memulai mengkonsumsi bahan makanan yang sehat dan bebas residu pestisida berbahaya.
Kamis, 22 Januari 2009
Impor Beras dan Nasib Petani
Republika. Selasa, 05 September 2006
Wahyudin Munawir
Dalam kalender nasional, tampaknya ada bulan-bulan tertentu di mana isu impor beras mencuat. Yaitu bulan-bulan ketika musim kering sedang mencapai puncaknya. Kali ini, di tahun 2006, isu impor beras kembali mencuat di bulan September. Di tahun 2005, isu impor beras juga muncul di bulan September. Begitu pula tahun sebelumnya.
Namun, ada hal berbeda pada isu impor beras tahun 2005 dan 2006. Pada September 2005 waktu isu impor beras mencuat, harga beras masih di bawah Rp 3.500 per kilogram (kg). Saat itu ada kesepakatan, kalau harga beras masih di bawah Rp 3.500 per kg, pemerintah berjanji tidak akan impor beras. Saat itu, masyarakat dan para pemerhati perberasan mengingatkan kepada pemerintah agar jangan mengimpor beras. Bila impor beras tetap dilakukan, artinya sama dengan 'membunuh' petani. Tapi apa yang terjadi? Pemerintah, tanpa sepengetahuan rakyat dan DPR, tetap impor beras. Alasannya, harga beras di beberapa tempat sudah di atas Rp 3.500 per kg, meski kemudian alasan itu terbukti tidak benar.
Pada tahun 2006, kejadian itu kembali berulang. Alasannya juga sama, harga beras pada September sudah sangat tinggi, yaitu Rp 5.091 per kg, naik 58,23 persen dibandingkan harga rata-rata Agustus 2005. Perhitungan itu diketahui dari 614 transaksi di 16 provinsi. Betukah? Pengalaman tahun 2005, ternyata alasan tersebut tidak benar. Tapi seandainya alasan itu benar, kenaikan itu sangat wajar karena didorong kenaikan harga BBM. Dari sanalah patut dipertanyakan: apakah impor beras itu akan berdampak baik terhadap kehidupan mayoritas bangsa Indonesia yang sebagian besar petani miskin?. Ketika pemerintah baru saja memutuskan untuk impor beras, harga beras langsung anjlok di beberapa sentra perdagangan beras. Di pasar beras terbesar di Jakarta, Cipinang, misalnya, harga beras langsung turun Rp 100 - Rp 200 per kg. Di sentra produksi beras, penurunan harga beras makin tajam lagi. Di Kecamatan Cimalaya, Cikampek, Jabar, misalnya, harga beras langsung turun hingga Rp 3.850 per kg. Ini adalah penurunan yang amat drastis dan sangat merugikan petani karena sejak kenaikan BBM Oktober 2005, kebutuhan untuk penanaman padi seperti pupuk dan pestisida naik tinggi sekali. Jika kondisi tersebut dibiarkan petani akan 'mati suri'.
Beberapa catatan
Dari gambaran tersebut, ada beberapa catatan yang perlu kita perhatikan. Pertama, harga beras pada September 2006 mencapai Rp 5.091 per kg. Ini artinya, naik sekitar 68 persen dibanding harga beras rata-rata pada bulan September tahun 2005, yang mencapai Rp 3500 per kg. Kenaikan itu, jelas dipicu kenaikan harga BBM pada Oktober 2005. Dibanding kenaikan harga minyak tanah yang sekitar 280 persen, kenaikan harga beras yang hanya mencapai 68 persen tersebut, jelas 'masih terlalu kecil'. Ini artinya, harga beras tersebut masih merugikan petani. Jadi, ketika pemerintah menyatakan harga beras sudah terlalu tinggi sebetulnya pernyataan tersebut menyesatkan karena tidak di-compare dengan kenaikan harga minyak tanah.
Kedua, pemerintah tampaknya abai terhadap dampak kenaikan harga BBM. Kita tahu sejak kenaikan harga BBM Oktober 2005 yang rata-rata sekitar 200 persen, semua kebutuhan hidup harganya naik. Namun, apa yang terjadi? Pemerintah tetap memakai Inpres No 13/2005 untuk menetapkan harga gabah petani --yaitu Rp 3.350 per kg. Ini jelas tidak realistis dengan perkembangan harga kebutuhan hidup para petani, termasuk kenaikan pupuk dan pestisida yang naik rata-rata di atas 30 persen. Jadi, bila ada tuntutan dari masyarakat bahwa harga beli gabah dari petani hendaknya dinaikkan, hal itu sangat wajar. Sebab jika tidak, petani akan sangat dirugikan.
Apa arti semua ini? Pemerintah memang kurang mendengar suara rakyat dan tidak mau melihat realitas yang sebenarnya. Yaitu, ketika harga beras di dalam negeri sebetulnya sudah sangat murah, pemerintah mau impor lagi dengan alasan untuk menurunkan harga beras yang sudah tinggi. Padahal harga beras impor sangat tinggi dan pemerintah akan mensubsidi harga beras tersebut agar beras lokal turun. Ini namanya kebijakan jungkir balik. Dampaknya, harga beras lokal pun terguncang, lalu anjlok. Yang dirugikan adalah petani. Alasan masyarakat dan sebagian anggota DPR yang anti-impor beras pun cukup rasional. Kenapa harus impor beras padahal harga beras sudah sangat murah dibanding harga yang semestinya?
Pemerintah selalu membuat kriteria yang sulit dibuktikan kesahihannya. Persediaan beras di Indonesia sudah mulai kritis karena cadangan beras di Bulog kurang dari satu juta ton (Itu pernyataan pada tahun 2005. Sekarang, tahun 2006, berubah lagi, yaitu persediaan beras aman kalau cadangan beras di Bulog mencapai 350 ribu ton). Jika tahun 2005 impor beras dilakukan untuk memenuhi cadangan beras satu juta ton, sekarang impor beras dilakukan untuk memenuhi cadangan beras 350 ribu ton. Asumsi tersebut kini dipertanyakan karena pemerintah sendiri plin-plan dalam menggunakan asumsi tersebut dari tahun ke tahun.
Persoalan berikutnya, pemerintah selalu memutuskan impor beras tanpa mempertimbangkan pendapat publik. Ketika debat publik impor beras baru berlangsung dan mayoritas masyarakat tidak setuju impor beras, pemerintah memutuskan untuk impor beras sebesar 210 ribu ton. Alasannya klasik, impor harus dilakukan karena persediaan beras berdasarkan data BPS sudah tipis. Terkadang ada alasan lagi, yaitu pemerintah tak bisa membatalkan kontrak dengan pihak penjual di luar negeri. Ini kasus tahun 2005 karena secara diam-diam pemerintah (yang didikte swasta) sudah bikin kesepakatan dulu dengan pihak luar negeri untuk impor beras padahal belum ada keputusan di dalam negeri.
Alasan pemerintah tersebut jelas menimbulkan reaksi keras masyarakat. Pers kemudian mengendus ternyata ada keanehan-keanehan dari impor beras tersebut. Antara lain, soal jumlah beras impor sebenarnya, soal catatan harga beras di pasar internasional dan nasional, soal kualitas beras, dan lain-lain. Kesimpulan pers, ada indikasi impor beras ini bersifat KKN. Uniknya, pemerintah tetap bertekad impor beras. Dari pengalaman tersebut, wajarlah jika kemudian banyak pihak yang curiga, jangan-jangan impor beras 2006 pun penuh rekayasa.
Dari perspektif itulah, kita bisa memahami kenapa impor beras tersebut bermasalah. Wapres Jusuf Kalla pernah mengingatkan bahwa harga beras semahal itu sudah di luar jangkauan sebagian besar rakyat miskin yang mayoritas petani. Padahal tidak seperti BBM, masyarakat tidak mungkin menurunkan konsumsi berasnya. "Berapa pun harga beras, pasti konsumsinya akan 120 kg per orang per tahun," kata Kalla. Apa yang dikatakan Wapres sebagian ada benarnya. Tapi juga ada salahnya karena para petani miskin yang terbiasa menderita, cukup lentur dalam memenuhi kebutuhan pangan pokoknya.
Saya yang tinggal di sebuah kampung di Cikijing, Ciamis, misalnya, tahu persis bagaimana orang-orang miskin makan nasi campur jagung plus singkong jika harga beras mahal. Jika pun mereka punya beras atau gabah simpanan, kalau harganya mahal mereka akan menjualnya agar mendapat uang yang cukup untuk memenuhi keperluan hidup yang lain (biaya anak sekolah, beli baju, dll). Sementara untuk menu makan sehari-hari bisa dikompromikan. Melihat fenomena tersebut, kita bisa melihat bahwa impor beras lebih besar mudharatnya bagi petani.
* Anggota Komisi VII DPR RI, Fraksi PKS
Sumber: http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=263201&kat_id=16&kat_id1=&kat_id2=
© nasih@ugm.ac.id : 2006-10-04
Wahyudin Munawir
Dalam kalender nasional, tampaknya ada bulan-bulan tertentu di mana isu impor beras mencuat. Yaitu bulan-bulan ketika musim kering sedang mencapai puncaknya. Kali ini, di tahun 2006, isu impor beras kembali mencuat di bulan September. Di tahun 2005, isu impor beras juga muncul di bulan September. Begitu pula tahun sebelumnya.
Namun, ada hal berbeda pada isu impor beras tahun 2005 dan 2006. Pada September 2005 waktu isu impor beras mencuat, harga beras masih di bawah Rp 3.500 per kilogram (kg). Saat itu ada kesepakatan, kalau harga beras masih di bawah Rp 3.500 per kg, pemerintah berjanji tidak akan impor beras. Saat itu, masyarakat dan para pemerhati perberasan mengingatkan kepada pemerintah agar jangan mengimpor beras. Bila impor beras tetap dilakukan, artinya sama dengan 'membunuh' petani. Tapi apa yang terjadi? Pemerintah, tanpa sepengetahuan rakyat dan DPR, tetap impor beras. Alasannya, harga beras di beberapa tempat sudah di atas Rp 3.500 per kg, meski kemudian alasan itu terbukti tidak benar.
Pada tahun 2006, kejadian itu kembali berulang. Alasannya juga sama, harga beras pada September sudah sangat tinggi, yaitu Rp 5.091 per kg, naik 58,23 persen dibandingkan harga rata-rata Agustus 2005. Perhitungan itu diketahui dari 614 transaksi di 16 provinsi. Betukah? Pengalaman tahun 2005, ternyata alasan tersebut tidak benar. Tapi seandainya alasan itu benar, kenaikan itu sangat wajar karena didorong kenaikan harga BBM. Dari sanalah patut dipertanyakan: apakah impor beras itu akan berdampak baik terhadap kehidupan mayoritas bangsa Indonesia yang sebagian besar petani miskin?. Ketika pemerintah baru saja memutuskan untuk impor beras, harga beras langsung anjlok di beberapa sentra perdagangan beras. Di pasar beras terbesar di Jakarta, Cipinang, misalnya, harga beras langsung turun Rp 100 - Rp 200 per kg. Di sentra produksi beras, penurunan harga beras makin tajam lagi. Di Kecamatan Cimalaya, Cikampek, Jabar, misalnya, harga beras langsung turun hingga Rp 3.850 per kg. Ini adalah penurunan yang amat drastis dan sangat merugikan petani karena sejak kenaikan BBM Oktober 2005, kebutuhan untuk penanaman padi seperti pupuk dan pestisida naik tinggi sekali. Jika kondisi tersebut dibiarkan petani akan 'mati suri'.
Beberapa catatan
Dari gambaran tersebut, ada beberapa catatan yang perlu kita perhatikan. Pertama, harga beras pada September 2006 mencapai Rp 5.091 per kg. Ini artinya, naik sekitar 68 persen dibanding harga beras rata-rata pada bulan September tahun 2005, yang mencapai Rp 3500 per kg. Kenaikan itu, jelas dipicu kenaikan harga BBM pada Oktober 2005. Dibanding kenaikan harga minyak tanah yang sekitar 280 persen, kenaikan harga beras yang hanya mencapai 68 persen tersebut, jelas 'masih terlalu kecil'. Ini artinya, harga beras tersebut masih merugikan petani. Jadi, ketika pemerintah menyatakan harga beras sudah terlalu tinggi sebetulnya pernyataan tersebut menyesatkan karena tidak di-compare dengan kenaikan harga minyak tanah.
Kedua, pemerintah tampaknya abai terhadap dampak kenaikan harga BBM. Kita tahu sejak kenaikan harga BBM Oktober 2005 yang rata-rata sekitar 200 persen, semua kebutuhan hidup harganya naik. Namun, apa yang terjadi? Pemerintah tetap memakai Inpres No 13/2005 untuk menetapkan harga gabah petani --yaitu Rp 3.350 per kg. Ini jelas tidak realistis dengan perkembangan harga kebutuhan hidup para petani, termasuk kenaikan pupuk dan pestisida yang naik rata-rata di atas 30 persen. Jadi, bila ada tuntutan dari masyarakat bahwa harga beli gabah dari petani hendaknya dinaikkan, hal itu sangat wajar. Sebab jika tidak, petani akan sangat dirugikan.
Apa arti semua ini? Pemerintah memang kurang mendengar suara rakyat dan tidak mau melihat realitas yang sebenarnya. Yaitu, ketika harga beras di dalam negeri sebetulnya sudah sangat murah, pemerintah mau impor lagi dengan alasan untuk menurunkan harga beras yang sudah tinggi. Padahal harga beras impor sangat tinggi dan pemerintah akan mensubsidi harga beras tersebut agar beras lokal turun. Ini namanya kebijakan jungkir balik. Dampaknya, harga beras lokal pun terguncang, lalu anjlok. Yang dirugikan adalah petani. Alasan masyarakat dan sebagian anggota DPR yang anti-impor beras pun cukup rasional. Kenapa harus impor beras padahal harga beras sudah sangat murah dibanding harga yang semestinya?
Pemerintah selalu membuat kriteria yang sulit dibuktikan kesahihannya. Persediaan beras di Indonesia sudah mulai kritis karena cadangan beras di Bulog kurang dari satu juta ton (Itu pernyataan pada tahun 2005. Sekarang, tahun 2006, berubah lagi, yaitu persediaan beras aman kalau cadangan beras di Bulog mencapai 350 ribu ton). Jika tahun 2005 impor beras dilakukan untuk memenuhi cadangan beras satu juta ton, sekarang impor beras dilakukan untuk memenuhi cadangan beras 350 ribu ton. Asumsi tersebut kini dipertanyakan karena pemerintah sendiri plin-plan dalam menggunakan asumsi tersebut dari tahun ke tahun.
Persoalan berikutnya, pemerintah selalu memutuskan impor beras tanpa mempertimbangkan pendapat publik. Ketika debat publik impor beras baru berlangsung dan mayoritas masyarakat tidak setuju impor beras, pemerintah memutuskan untuk impor beras sebesar 210 ribu ton. Alasannya klasik, impor harus dilakukan karena persediaan beras berdasarkan data BPS sudah tipis. Terkadang ada alasan lagi, yaitu pemerintah tak bisa membatalkan kontrak dengan pihak penjual di luar negeri. Ini kasus tahun 2005 karena secara diam-diam pemerintah (yang didikte swasta) sudah bikin kesepakatan dulu dengan pihak luar negeri untuk impor beras padahal belum ada keputusan di dalam negeri.
Alasan pemerintah tersebut jelas menimbulkan reaksi keras masyarakat. Pers kemudian mengendus ternyata ada keanehan-keanehan dari impor beras tersebut. Antara lain, soal jumlah beras impor sebenarnya, soal catatan harga beras di pasar internasional dan nasional, soal kualitas beras, dan lain-lain. Kesimpulan pers, ada indikasi impor beras ini bersifat KKN. Uniknya, pemerintah tetap bertekad impor beras. Dari pengalaman tersebut, wajarlah jika kemudian banyak pihak yang curiga, jangan-jangan impor beras 2006 pun penuh rekayasa.
Dari perspektif itulah, kita bisa memahami kenapa impor beras tersebut bermasalah. Wapres Jusuf Kalla pernah mengingatkan bahwa harga beras semahal itu sudah di luar jangkauan sebagian besar rakyat miskin yang mayoritas petani. Padahal tidak seperti BBM, masyarakat tidak mungkin menurunkan konsumsi berasnya. "Berapa pun harga beras, pasti konsumsinya akan 120 kg per orang per tahun," kata Kalla. Apa yang dikatakan Wapres sebagian ada benarnya. Tapi juga ada salahnya karena para petani miskin yang terbiasa menderita, cukup lentur dalam memenuhi kebutuhan pangan pokoknya.
Saya yang tinggal di sebuah kampung di Cikijing, Ciamis, misalnya, tahu persis bagaimana orang-orang miskin makan nasi campur jagung plus singkong jika harga beras mahal. Jika pun mereka punya beras atau gabah simpanan, kalau harganya mahal mereka akan menjualnya agar mendapat uang yang cukup untuk memenuhi keperluan hidup yang lain (biaya anak sekolah, beli baju, dll). Sementara untuk menu makan sehari-hari bisa dikompromikan. Melihat fenomena tersebut, kita bisa melihat bahwa impor beras lebih besar mudharatnya bagi petani.
* Anggota Komisi VII DPR RI, Fraksi PKS
Sumber: http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=263201&kat_id=16&kat_id1=&kat_id2=
© nasih@ugm.ac.id : 2006-10-04
PERTANIAN TERPADU SEBAGAI PILAR KEBANGKITAN BANGSA INDONESIA
Oleh: R. Umar Hasan Saputra
I. PENDAHULUAN
Sejak Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya tahun 1945, bangsa ini telah melalui berbagai orde dalam upaya membangun dan menata dirinya. Tercatat orde yang telah dilalui adalah orde lama, orde baru dan orde reformasi, sampai entah orde apa namanya pada saat ini. Orde pembangunan yang telah silih berganti tersebut ternyata belum mampu mensejahterakan kehidupan rakyat, bahkan saat ini terdapat indikasi bahwa kehidupan rakyat semakin menderita.
Seandainya benar Indonesia digambarkan sebagai ibu pertiwi maka orde pembangunan yang selama ini ada masih membuat ibu pertiwi “bersusah hati” dan “berwajah muram”. Belum ada satu orde pun yang mampu membuat ibu pertiwi “bahagia”, “berwajah cantik” dan “berseri”. Memang sangat ironis, Indonesia sebagai suatu negeri yang sangat kaya bagai untaian zamrud katulistiwa harus mengalami kejadian seperti sekarang ini, sangat memilukan sekaligus memalukan.
Dalam perjalanannya, diakui atau tidak, sesungguhnya orde baru-lah yang pernah membuat pembangunan di Indonesia terencana dan terlaksana dengan cukup baik melalui program PELITA-nya. Sampai PELITA ketiga, pembangunan diprogramkan secara benar dan dilaksanakan dengan sangat baik dengan pertanian sebagai basis utama, sehingga Indonesia yang tadinya merupakan negara pengimpor beras terbesar di dunia menjadi negara pengekspor beras. Setelah pertanian “dikuasai”, mulai PELITA keempat Indonesia mengalihkan arah pembangunannya ke pembangunan sektor industri dengan sumber dana utama berasal dari investasi asing yang biasanya berbentuk pinjaman baik pinjaman pemerintah maupun swasta. Mengingat saat itu Indonesia merupakan negara yang sangat stabil dengan kemajuan ekonomi yang sangat nyata maka investasi atau pinjaman tersebut mengalir sangat deras masuk ke Indonesia.
Secara teori pembangunan sektor industri yang dimaksud pada saat itu tidak meninggalkan sektor pertanian. Hanya saja pada kenyataannya sektor pertanian pada masa itu dinomorduakan dibanding sektor industri. Akibatnya Indonesia jatuh kembali menjadi negara pengimpor beras, atau bahkan pengimpor sumber-sumber pangan yang lainnya seperti sekarang ini. Mulai saat itu hampir tidak ada lagi kemandirian pangan dari bangsa ini karena pertanian diabaikan dan banyak segala sesuatunya harus diimpor.
Terlepas ada tidaknya skenario global dalam masalah ini, ternyata banyak dari pinjaman yang diberikan mulai jatuh tempo harus dibayar mulai tahun 1997. Pada tahun yang sama pun terjadi krisis finansial pada bath Thailand yang ternyata berdampak pada rupiah Indonesia. Ironisnya krisis finansial dari Thailand yang seharusnya merupakan angin sepoi-sepoi, di Indonesia angin tersebut menjadi badai. Di Indonesia krisis finansial ini terus berlanjut menjadi krisis ekonomi yang salah satunya ditandai dengan banyaknya industri berbahan baku impor mengalami kebangkrutan yang kemudian disusul dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawannya.
Krisis ekonomi ini menjadi semakin parah karena Indonesia telah mengabaikan pertaniannya. Pada saat itulah orang Indonesia mulai kekurangan pangan. Hungri man angri man, karena kekurangan pangan (lapar) inilah rakyat Indonesia mulai sulit untuk diatur dan tidak taat hukum dan aturan sehingga krisis yang terjadi di Indonesia terus berlanjut menjadi krisis multidimensi, yang belum dapat diatasi sampai kini.
II. DASAR PEMIKIRAN
Apa yang telah terjadi pada bangsa Indonesia saat ini merupakan buah dari apa yang telah dilakukan oleh bangsa ini sebelumnya. Namun demikian tidak benar pula apabila kita terus menyalahkan apa yang telah dilakukan pada masa sebelumnya tanpa adanya upaya keras dari kita untuk memperbaiki keadaan. Apa yang dilakukan bangsa Indonesia sebelumnya, walaupun merupakan suatu kesalahan adalah suatu proses atau perjalanan sejarah yang tidak perlu terlalu disesali, tetapi harus dikaji agar tidak terulang pada masa selanjutnya. Yang harus dilakukan bangsa ini adalah bagaimana menyongsong masa hadapan dan tidak terjebak dalam kungkungan kesalahan-kesalahan masa lalu.
Pertanian yang terabaikan adalah salah satu contoh kesalahan masa lalu yang berdampak sangat luas terhadap kondisi Indonesia saat ini secara keseluruhan. Suatu kepastian bahwa pertanian sebagai penyedia kebutuhan dasar manusia, yakni pangan, harus kembali menjadi prioritas utama pembangunan di Indonesia disamping sektor pendidikan. Permasalahannya kini, pertanian seperti apakah yang harus dikembangkan agar mampu menyediakan pangan yang aktual bagi bangsa ini secara berkelanjutan.
Secara harfiah, pertanian dapat diartikan sebagai upaya pemanenan sinar matahari, atau transformasi energi matahari menjadi energi organik. Ditinjau dari komoditasnya, pertanian terdiri pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, hortikultura, peternakan dan perikanan, sedangkan apabila ditinjau dari ilmu yang membangunnya, pertanian dibangun dari ilmu-ilmu keras (hard sciences) dan ilmu-ilmu lunak (soft sciences) baik pada kekuatan ilmu-ilmu dasar, terapan dan lanjutan maupun ilmu-ilmu kawinannya.
Berdasarkan pengertian pertanian di atas, terlihat bahwa pertanian merupakan suatu ilmu dan produk dari suatu komoditi dengan cakupan yang sangat luas. Selanjutnya memandang cakupannya yang demikian maka pengembangan ilmu-ilmu pertanian tidak dapat berdiri sendiri. Mereka harus dipadukan sehingga dihasilkan suatu teknologi yang mampu menyediakan pangan bagi bangsa ini secara berkelanjutan (sustainable). Dengan demikian pada gilirannya nanti teknologi yang dihasilkan tidak lagi terkungkung pada satu bidang ilmu saja, tetapi sudah merupakan teknologi frontier. Oleh karena itu ditinjau dari ilmu-ilmu yang membangunnya ilmu pertanian yang harus dikembangkan adalah ilmu pertanian terpadu.
Walaupun ditinjau dari komoditinya cakupan pertanian sangat luas, namun sesungguhnya mereka saling mengadakan interaksi dalam suatu ekosistem. Ekosistem inilah yang membentuk pertanian secara keseluruhan. Sebagai contoh sederhana adalah apabila dalam suatu kawasan ditanam jagung, maka ketika jagung tersebut panen, hasil sisa tanaman merupakan limbah yang harus dibuang oleh petani. Tidak demikian halnya apabila di kawasaan tersebut tersedia ternak ruminansia, limbah tersebut merupakan berkah karena akan menjadi makanan bagi hewan ruminansia tersebut. Hubungan timbal balik akan terjadi ketika ternak mengeluarkan kotoran yang digunakan untuk pupuk bagi tanaman yang ditanam di kawasan tersebut.
Apabila pertanian dikembangkan secara sendiri-sendiri maka sisa tanaman, atau kotoran dari ternak merupakan limbah yang dapat menimbulkan masalah dan penanganannya memerlukan biaya tinggi sehingga akan meningkatkan biaya produksi usaha pertanian. Bila demikian halnya sama seperti pada pengembangan ilmu pertanian, secara produksi pun pertanian memerlukan keterpaduan atau pertanian terpadu. Oleh karena itu pertanian terpadu merupakan pilar utama kebangkitan bangsa Indonesia karena akan mampu menyediakan pangan yang aktual bagi bangsa ini secara berkelanjutan.
Pertanian terpadu pada hakekatnya merupakan pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya sehingga aliran nutrien dan energi terjadi secara seimbang. Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien.
III. PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU
A. Pendidikan Pertanian Terpadu
Sebelumnya telah diungkapkan bahwa pertanian yang harus dikembangkan di Indonesia adalah pertanian terpadu. Seperti juga pembangunan sektor-sektor lain maka pendidikan sebagai upaya penyedia sumberdaya manusia dalam bidang pertanian terpadu harus dilaksanakan. Pendidikan pertanian terpadu merupakan langkah utama yang harus dilaksanakan dalam upaya pengembangan pertanian secara keseluruhan. Pendidikan inilah yang akan mencetak tenaga-tenaga ahli pertanian terpadu sehingga sanggup siap serta mampu mengaplikasikan dan bekerja secara nyata di lapangan di lapangan. Hanya manusia-manusia yang telah melalui pendidikan secara benarlah yang akan mampu mengadakan lompatan-lompatan teknologi dalam bidang pertanian terpadu ini.
Permasalahannya kini bagaimana pendidikan pertanian terpadu secara formal dapat dilaksanakan terutama pada tingkat pendidikan tinggi. Paradigma pendidikan tinggi pertanian Indonesia saat ini dari mulai awal (baik strata S0 maupun S1) telah mengacu pada suatu komoditas. Dengan demikian apabila pendidikan pertanian terpadu ini dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung akan merubah paradigma yang selama ini ada.
Untuk menjawab permasalah di atas, ada baiknya dibahas terlebih dahulu pada taraf mana masing-masing strata tersebut berada. Strata 0 dan 1 (diploma atau sarjana) merupakan strata pendidikan yang berada pada taraf aksiologi atau pemanfaatan ilmu. Pada taraf ini lulusan tidak dituntut untuk memahami metode dari suatu ilmu namun mereka harus mampu mengaplikasikan ilmu tersebut di lapangan. Selain itu pada taraf ini mereka dianggap belum mempunyai kemampuan yang cukup untuk melakukan pengembangan ilmu melalui penelitian. Hal inilah yang menyebabkan dalam tulisan S0 maupun S1 tidak dikatakan melakukan penelitian, tetapi melakukan percobaan.
Strata 2 (magister) dikatakan berada pada taraf epistimologi atau metode ilmu. Pada taraf ini lulusan disamping telah mampu mengaplikasikan ilmu, mereka pun harus mampu mengembangkan aplikasi dari ilmu tersebut berdasarkan metode-metode yang telah dipelajari. Pada taraf S2 inilah maka lulusan sudah cukup dipercaya untuk melaksakan penelitian untuk pengembangan ilmunya, dan pada tulisannya tidak lagi dikatakan percobaan.
Strata 3 (doktor) merupakan strata terakhir dan berada pada taraf ontologi atau hakekat ilmu. Pada taraf ini seorang lulusan disamping telah memahami tentang metode-metode dalam ilmunya, mereka pun harus memahami posisi maupun hakekat dari ilmu yang dipelajarinya.
Tinjauan aksiologi, epistimologi maupun ontologi telah menunjukkan bahwa pertanian terpadu hanya dapat dilaksanakan pada taraf aksiologi. Dengan demikian pendidikan tinggi pertanian terpadu hanya berada pada tingkat diploma dan sarjana dan tidak pada tingkat pascasarjana baik magister maupun doktor.
Menurut pemikiran penulis berdasarkan tinjauan di atas dan keadaan di lapangan yang menuntut keterpaduan berbagai bidang ilmu, program pendidikan yang sebaiknya dikembangkan pada strata 0 dan I adalah program pendidikan pertanian terpadu. Pada strata II adalah program pendidikan berdasarkan komoditas seperti peternakan, perikanan, pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan holtikultura sedangkan pada strata III program pendidikan berdasarkan ilmu seperti fisiologi, nutrisi, genetika dan sebagainya. Keterpaduan yang dimaksud pada strata I disamping mempelajari masalah produksi, pun dipelajari masalah pengolahan maupun pemasarannya sehingga lulusan pada taraf S0 dan S1 ini akan sanggup siap serta mampu mengelola alam ini secara benar dan bertanggung jawab.
B. Produksi Pertanian Terpadu
Produksi dalam bidang pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada kawasan ini sebaiknya ada sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya. Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai.
IV. METODE SAINS FALSAFIYYAH DALAM PERTANIAN TERPADU
Metode sains falsafiyyah mengukur kebenaran sesuatu dalam 3 taraf. Ketika kebenaran diperoleh hanya berdasarkan nalar dengan dukungan teori-teori universal dan biasanya bersifat deduktif, maka kebenaran berada pada taraf ilm al-yaqin (baca ilmul yaqin), sedangkan ketika kebenaran diperoleh dari hasil percobaan atau pengamatan secara empiris, maka kebenaran tersebut berada pada taraf ain al-yaqin (baca ainul yaqin). Selanjutnya kebenaran ketiga adalah kebenaran yang didasarkan pada firman Tuhan yang ada dalam kitab suci. Kebenaran ketiga ini biasa dikatakan dalam kebenaran mutlak atau berada pada taraf haq al-yaqin (baca haqqul yaqin) (Nasoetion, 1999).
Permasalahannya kini, apakah benar pertanian terpadu merupakan pilar utama dalam upaya bangsa Indonesia untuk bangkit dan memperbaiki keadaan dengan menyediakan pangan yang aktual. Oleh karena itu kebenaran pertanian terpadu ini akan ditinjau dengan metode sains falsafiyyah pada masing-masing taraf.
A. Taraf Kebenaran Ilm Al-yaqin
Berdasarkan teori-teori yang ada, argumentasi kebenaran pertanian terpadu sebagai penyedia pangan yang paling efektif dan efisien sudah tidak diragukan lagi. Siklus dan keseimbangan nutrien serta energi yang akan membentuk suatu ekosistem secara keseluruhan akan terjadi dalam sistem pertanian terpadu. Dengan demikian secara deduktif pertanian terpadu akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi yang berupa peningkatan hasil produksi dan penurunan biaya produksi.
B. Taraf Kebenaran Ain Al-yaqin
Pengamatan dan percobaan secara empiris telah menunjukkan bahwa pertanian terpadu merupakan bentuk pertanian yang paling baik karena hampir tidak ada komponen (yang dalam pertanian tidak terpadu dapat saja dikatakan limbah) yang terbuang. Tercatat beberapa negara telah mengembangkan pertanian terpadu secara sukses seperti Cina dan Ekuador. Selain itu pengalaman penulis di salah satu lokasi pertanian di Jawa Barat dengan menerapkan sistem pertanian terpadu telah mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi. Dengan demikian berdasarkan apa yang telah dilakukan bangsa lain dan pengamatan serta pengalaman empiris penulis maka disimpulkan kebenaran pertanian terpadu pun berada pada taraf ain al-yaqin. Walaupun contoh-contoh yang diambil belum banyak namun pengambilan kesimpulan ini bersifat induktif.
C. Taraf Kebenaran Haq Al-yaqin
Taraf kebenaran haq al-yaqin didasarkan pada firman Tuhan dalam kitab suci, dan karena penulis seorang muslim maka kitab yang menjadi rujukan adalah Al-qur’an. Dalam Al-qur’an surat Al-Hijr ayat 19-20 Tuhan berfirman sebagai berikut :
“Dan kami hamparkan bumi, kami jadikan pada bumi tersebut gunung-gunung, dan kami tumbuhkan segala sesuatunya (di bumi) dengan menjaga keseimbangan (ekosistemnya) agar bumi ini kami jadikan sebagai sumber rezeki bagi kamu (manusia) dan bagi mahluk lain yang rezekinya bukan urusan kamu” (QS.15:19-20).
Dari firman di atas telah jelas bahwa Tuhan menggambarkan bahwa menumbuhkan sesuatu (pertanian) harus dengan menjaga keseimbangan ekosistemnya. Sementara dalam bagian sebelumnya penulis telah menyatakan bahwa pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem adalah pertanian terpadu. Dengan demikian Tuhan pun menginginkan adanya pertanian terpadu.
Dengan pertanian terpadu (keseimbangan ekosistem yang terjaga) maka setidaknya ada 2 tujuan Tuhan:
1. Tuhan akan menjadikan bumi ini sebagai sumber rezeki bagi umat manusia.
2. Tuhan akan menjadikan bumi ini sebagai sumber rezeki bagi mahluk lain di luar manusia yang rezekinya pun bukan urusan manusia.
Secara sederhana apa yang diinginkan Tuhan tersebut dapat dipahami karena dengan pertanian terpadu kita tidak pernah mematikan bahkan mengajak hidup organisme lain. Contoh organisme tersebut adalah cacing dan bakteri perombak bahan organik yang ikut hidup ketika kita bertani walaupun mungkin organisme tersebut tidak kita tumbuhkan atau kita tidak bermaksud menghidupi organisme tersebut. Inilah yang dimaksud bahwa Tuhan pun akan menjadikan bumi ini sebagai sumber rezeki bagi mahluk lain yang rezekinya bukan urusan kita. Secara ilmiah aktivitas dari “mahluk lain” tersebut akan meningkatkan produktivitas dari lahan kita dan secara agamawi mahluk lain akan terus berdoa akan keberhasilan dan keberlanjutan pertanian terpadu ini agar mereka pun dapat terus melanjutkan kehidupannya.
V. PENUTUP
Pertanian terpadu merupakan pilar kebangkitan bangsa Indonesia dengan cara menyediakan pangan yang aktual bagi rakyat bangsa ini. Pengujian kebenaran melalui metode sains falsafiyyah menunjukkan bahwa kebenaran pertanian terpadu berada pada taraf ilm al-yaqin, ain al-yaqin dan haq al-yaqin. Dengan demikian tidak ada keraguan dari kita terhadap kebenaran pertanian terpadu sehingga apabila hal ini dapat dilaksanakan dan dikembangkan, dapat diharapkan bangsa ini dapat tampil sebagai bangsa yang disegani dan menyongsong masa hadapan dengan mantap, apalagi pada era kesejagatan (globalisasi) nanti.
PUSTAKA
Nasoetion, A.H. 1999. Pengantar ke filsafat sains. Litera Antar Nusa. 229 hal.
Sumber: http://tumoutou.net/702_04212/r_umar_hs.htm
I. PENDAHULUAN
Sejak Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya tahun 1945, bangsa ini telah melalui berbagai orde dalam upaya membangun dan menata dirinya. Tercatat orde yang telah dilalui adalah orde lama, orde baru dan orde reformasi, sampai entah orde apa namanya pada saat ini. Orde pembangunan yang telah silih berganti tersebut ternyata belum mampu mensejahterakan kehidupan rakyat, bahkan saat ini terdapat indikasi bahwa kehidupan rakyat semakin menderita.
Seandainya benar Indonesia digambarkan sebagai ibu pertiwi maka orde pembangunan yang selama ini ada masih membuat ibu pertiwi “bersusah hati” dan “berwajah muram”. Belum ada satu orde pun yang mampu membuat ibu pertiwi “bahagia”, “berwajah cantik” dan “berseri”. Memang sangat ironis, Indonesia sebagai suatu negeri yang sangat kaya bagai untaian zamrud katulistiwa harus mengalami kejadian seperti sekarang ini, sangat memilukan sekaligus memalukan.
Dalam perjalanannya, diakui atau tidak, sesungguhnya orde baru-lah yang pernah membuat pembangunan di Indonesia terencana dan terlaksana dengan cukup baik melalui program PELITA-nya. Sampai PELITA ketiga, pembangunan diprogramkan secara benar dan dilaksanakan dengan sangat baik dengan pertanian sebagai basis utama, sehingga Indonesia yang tadinya merupakan negara pengimpor beras terbesar di dunia menjadi negara pengekspor beras. Setelah pertanian “dikuasai”, mulai PELITA keempat Indonesia mengalihkan arah pembangunannya ke pembangunan sektor industri dengan sumber dana utama berasal dari investasi asing yang biasanya berbentuk pinjaman baik pinjaman pemerintah maupun swasta. Mengingat saat itu Indonesia merupakan negara yang sangat stabil dengan kemajuan ekonomi yang sangat nyata maka investasi atau pinjaman tersebut mengalir sangat deras masuk ke Indonesia.
Secara teori pembangunan sektor industri yang dimaksud pada saat itu tidak meninggalkan sektor pertanian. Hanya saja pada kenyataannya sektor pertanian pada masa itu dinomorduakan dibanding sektor industri. Akibatnya Indonesia jatuh kembali menjadi negara pengimpor beras, atau bahkan pengimpor sumber-sumber pangan yang lainnya seperti sekarang ini. Mulai saat itu hampir tidak ada lagi kemandirian pangan dari bangsa ini karena pertanian diabaikan dan banyak segala sesuatunya harus diimpor.
Terlepas ada tidaknya skenario global dalam masalah ini, ternyata banyak dari pinjaman yang diberikan mulai jatuh tempo harus dibayar mulai tahun 1997. Pada tahun yang sama pun terjadi krisis finansial pada bath Thailand yang ternyata berdampak pada rupiah Indonesia. Ironisnya krisis finansial dari Thailand yang seharusnya merupakan angin sepoi-sepoi, di Indonesia angin tersebut menjadi badai. Di Indonesia krisis finansial ini terus berlanjut menjadi krisis ekonomi yang salah satunya ditandai dengan banyaknya industri berbahan baku impor mengalami kebangkrutan yang kemudian disusul dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawannya.
Krisis ekonomi ini menjadi semakin parah karena Indonesia telah mengabaikan pertaniannya. Pada saat itulah orang Indonesia mulai kekurangan pangan. Hungri man angri man, karena kekurangan pangan (lapar) inilah rakyat Indonesia mulai sulit untuk diatur dan tidak taat hukum dan aturan sehingga krisis yang terjadi di Indonesia terus berlanjut menjadi krisis multidimensi, yang belum dapat diatasi sampai kini.
II. DASAR PEMIKIRAN
Apa yang telah terjadi pada bangsa Indonesia saat ini merupakan buah dari apa yang telah dilakukan oleh bangsa ini sebelumnya. Namun demikian tidak benar pula apabila kita terus menyalahkan apa yang telah dilakukan pada masa sebelumnya tanpa adanya upaya keras dari kita untuk memperbaiki keadaan. Apa yang dilakukan bangsa Indonesia sebelumnya, walaupun merupakan suatu kesalahan adalah suatu proses atau perjalanan sejarah yang tidak perlu terlalu disesali, tetapi harus dikaji agar tidak terulang pada masa selanjutnya. Yang harus dilakukan bangsa ini adalah bagaimana menyongsong masa hadapan dan tidak terjebak dalam kungkungan kesalahan-kesalahan masa lalu.
Pertanian yang terabaikan adalah salah satu contoh kesalahan masa lalu yang berdampak sangat luas terhadap kondisi Indonesia saat ini secara keseluruhan. Suatu kepastian bahwa pertanian sebagai penyedia kebutuhan dasar manusia, yakni pangan, harus kembali menjadi prioritas utama pembangunan di Indonesia disamping sektor pendidikan. Permasalahannya kini, pertanian seperti apakah yang harus dikembangkan agar mampu menyediakan pangan yang aktual bagi bangsa ini secara berkelanjutan.
Secara harfiah, pertanian dapat diartikan sebagai upaya pemanenan sinar matahari, atau transformasi energi matahari menjadi energi organik. Ditinjau dari komoditasnya, pertanian terdiri pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, hortikultura, peternakan dan perikanan, sedangkan apabila ditinjau dari ilmu yang membangunnya, pertanian dibangun dari ilmu-ilmu keras (hard sciences) dan ilmu-ilmu lunak (soft sciences) baik pada kekuatan ilmu-ilmu dasar, terapan dan lanjutan maupun ilmu-ilmu kawinannya.
Berdasarkan pengertian pertanian di atas, terlihat bahwa pertanian merupakan suatu ilmu dan produk dari suatu komoditi dengan cakupan yang sangat luas. Selanjutnya memandang cakupannya yang demikian maka pengembangan ilmu-ilmu pertanian tidak dapat berdiri sendiri. Mereka harus dipadukan sehingga dihasilkan suatu teknologi yang mampu menyediakan pangan bagi bangsa ini secara berkelanjutan (sustainable). Dengan demikian pada gilirannya nanti teknologi yang dihasilkan tidak lagi terkungkung pada satu bidang ilmu saja, tetapi sudah merupakan teknologi frontier. Oleh karena itu ditinjau dari ilmu-ilmu yang membangunnya ilmu pertanian yang harus dikembangkan adalah ilmu pertanian terpadu.
Walaupun ditinjau dari komoditinya cakupan pertanian sangat luas, namun sesungguhnya mereka saling mengadakan interaksi dalam suatu ekosistem. Ekosistem inilah yang membentuk pertanian secara keseluruhan. Sebagai contoh sederhana adalah apabila dalam suatu kawasan ditanam jagung, maka ketika jagung tersebut panen, hasil sisa tanaman merupakan limbah yang harus dibuang oleh petani. Tidak demikian halnya apabila di kawasaan tersebut tersedia ternak ruminansia, limbah tersebut merupakan berkah karena akan menjadi makanan bagi hewan ruminansia tersebut. Hubungan timbal balik akan terjadi ketika ternak mengeluarkan kotoran yang digunakan untuk pupuk bagi tanaman yang ditanam di kawasan tersebut.
Apabila pertanian dikembangkan secara sendiri-sendiri maka sisa tanaman, atau kotoran dari ternak merupakan limbah yang dapat menimbulkan masalah dan penanganannya memerlukan biaya tinggi sehingga akan meningkatkan biaya produksi usaha pertanian. Bila demikian halnya sama seperti pada pengembangan ilmu pertanian, secara produksi pun pertanian memerlukan keterpaduan atau pertanian terpadu. Oleh karena itu pertanian terpadu merupakan pilar utama kebangkitan bangsa Indonesia karena akan mampu menyediakan pangan yang aktual bagi bangsa ini secara berkelanjutan.
Pertanian terpadu pada hakekatnya merupakan pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya sehingga aliran nutrien dan energi terjadi secara seimbang. Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien.
III. PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU
A. Pendidikan Pertanian Terpadu
Sebelumnya telah diungkapkan bahwa pertanian yang harus dikembangkan di Indonesia adalah pertanian terpadu. Seperti juga pembangunan sektor-sektor lain maka pendidikan sebagai upaya penyedia sumberdaya manusia dalam bidang pertanian terpadu harus dilaksanakan. Pendidikan pertanian terpadu merupakan langkah utama yang harus dilaksanakan dalam upaya pengembangan pertanian secara keseluruhan. Pendidikan inilah yang akan mencetak tenaga-tenaga ahli pertanian terpadu sehingga sanggup siap serta mampu mengaplikasikan dan bekerja secara nyata di lapangan di lapangan. Hanya manusia-manusia yang telah melalui pendidikan secara benarlah yang akan mampu mengadakan lompatan-lompatan teknologi dalam bidang pertanian terpadu ini.
Permasalahannya kini bagaimana pendidikan pertanian terpadu secara formal dapat dilaksanakan terutama pada tingkat pendidikan tinggi. Paradigma pendidikan tinggi pertanian Indonesia saat ini dari mulai awal (baik strata S0 maupun S1) telah mengacu pada suatu komoditas. Dengan demikian apabila pendidikan pertanian terpadu ini dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung akan merubah paradigma yang selama ini ada.
Untuk menjawab permasalah di atas, ada baiknya dibahas terlebih dahulu pada taraf mana masing-masing strata tersebut berada. Strata 0 dan 1 (diploma atau sarjana) merupakan strata pendidikan yang berada pada taraf aksiologi atau pemanfaatan ilmu. Pada taraf ini lulusan tidak dituntut untuk memahami metode dari suatu ilmu namun mereka harus mampu mengaplikasikan ilmu tersebut di lapangan. Selain itu pada taraf ini mereka dianggap belum mempunyai kemampuan yang cukup untuk melakukan pengembangan ilmu melalui penelitian. Hal inilah yang menyebabkan dalam tulisan S0 maupun S1 tidak dikatakan melakukan penelitian, tetapi melakukan percobaan.
Strata 2 (magister) dikatakan berada pada taraf epistimologi atau metode ilmu. Pada taraf ini lulusan disamping telah mampu mengaplikasikan ilmu, mereka pun harus mampu mengembangkan aplikasi dari ilmu tersebut berdasarkan metode-metode yang telah dipelajari. Pada taraf S2 inilah maka lulusan sudah cukup dipercaya untuk melaksakan penelitian untuk pengembangan ilmunya, dan pada tulisannya tidak lagi dikatakan percobaan.
Strata 3 (doktor) merupakan strata terakhir dan berada pada taraf ontologi atau hakekat ilmu. Pada taraf ini seorang lulusan disamping telah memahami tentang metode-metode dalam ilmunya, mereka pun harus memahami posisi maupun hakekat dari ilmu yang dipelajarinya.
Tinjauan aksiologi, epistimologi maupun ontologi telah menunjukkan bahwa pertanian terpadu hanya dapat dilaksanakan pada taraf aksiologi. Dengan demikian pendidikan tinggi pertanian terpadu hanya berada pada tingkat diploma dan sarjana dan tidak pada tingkat pascasarjana baik magister maupun doktor.
Menurut pemikiran penulis berdasarkan tinjauan di atas dan keadaan di lapangan yang menuntut keterpaduan berbagai bidang ilmu, program pendidikan yang sebaiknya dikembangkan pada strata 0 dan I adalah program pendidikan pertanian terpadu. Pada strata II adalah program pendidikan berdasarkan komoditas seperti peternakan, perikanan, pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan holtikultura sedangkan pada strata III program pendidikan berdasarkan ilmu seperti fisiologi, nutrisi, genetika dan sebagainya. Keterpaduan yang dimaksud pada strata I disamping mempelajari masalah produksi, pun dipelajari masalah pengolahan maupun pemasarannya sehingga lulusan pada taraf S0 dan S1 ini akan sanggup siap serta mampu mengelola alam ini secara benar dan bertanggung jawab.
B. Produksi Pertanian Terpadu
Produksi dalam bidang pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada kawasan ini sebaiknya ada sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya. Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai.
IV. METODE SAINS FALSAFIYYAH DALAM PERTANIAN TERPADU
Metode sains falsafiyyah mengukur kebenaran sesuatu dalam 3 taraf. Ketika kebenaran diperoleh hanya berdasarkan nalar dengan dukungan teori-teori universal dan biasanya bersifat deduktif, maka kebenaran berada pada taraf ilm al-yaqin (baca ilmul yaqin), sedangkan ketika kebenaran diperoleh dari hasil percobaan atau pengamatan secara empiris, maka kebenaran tersebut berada pada taraf ain al-yaqin (baca ainul yaqin). Selanjutnya kebenaran ketiga adalah kebenaran yang didasarkan pada firman Tuhan yang ada dalam kitab suci. Kebenaran ketiga ini biasa dikatakan dalam kebenaran mutlak atau berada pada taraf haq al-yaqin (baca haqqul yaqin) (Nasoetion, 1999).
Permasalahannya kini, apakah benar pertanian terpadu merupakan pilar utama dalam upaya bangsa Indonesia untuk bangkit dan memperbaiki keadaan dengan menyediakan pangan yang aktual. Oleh karena itu kebenaran pertanian terpadu ini akan ditinjau dengan metode sains falsafiyyah pada masing-masing taraf.
A. Taraf Kebenaran Ilm Al-yaqin
Berdasarkan teori-teori yang ada, argumentasi kebenaran pertanian terpadu sebagai penyedia pangan yang paling efektif dan efisien sudah tidak diragukan lagi. Siklus dan keseimbangan nutrien serta energi yang akan membentuk suatu ekosistem secara keseluruhan akan terjadi dalam sistem pertanian terpadu. Dengan demikian secara deduktif pertanian terpadu akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi yang berupa peningkatan hasil produksi dan penurunan biaya produksi.
B. Taraf Kebenaran Ain Al-yaqin
Pengamatan dan percobaan secara empiris telah menunjukkan bahwa pertanian terpadu merupakan bentuk pertanian yang paling baik karena hampir tidak ada komponen (yang dalam pertanian tidak terpadu dapat saja dikatakan limbah) yang terbuang. Tercatat beberapa negara telah mengembangkan pertanian terpadu secara sukses seperti Cina dan Ekuador. Selain itu pengalaman penulis di salah satu lokasi pertanian di Jawa Barat dengan menerapkan sistem pertanian terpadu telah mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi. Dengan demikian berdasarkan apa yang telah dilakukan bangsa lain dan pengamatan serta pengalaman empiris penulis maka disimpulkan kebenaran pertanian terpadu pun berada pada taraf ain al-yaqin. Walaupun contoh-contoh yang diambil belum banyak namun pengambilan kesimpulan ini bersifat induktif.
C. Taraf Kebenaran Haq Al-yaqin
Taraf kebenaran haq al-yaqin didasarkan pada firman Tuhan dalam kitab suci, dan karena penulis seorang muslim maka kitab yang menjadi rujukan adalah Al-qur’an. Dalam Al-qur’an surat Al-Hijr ayat 19-20 Tuhan berfirman sebagai berikut :
“Dan kami hamparkan bumi, kami jadikan pada bumi tersebut gunung-gunung, dan kami tumbuhkan segala sesuatunya (di bumi) dengan menjaga keseimbangan (ekosistemnya) agar bumi ini kami jadikan sebagai sumber rezeki bagi kamu (manusia) dan bagi mahluk lain yang rezekinya bukan urusan kamu” (QS.15:19-20).
Dari firman di atas telah jelas bahwa Tuhan menggambarkan bahwa menumbuhkan sesuatu (pertanian) harus dengan menjaga keseimbangan ekosistemnya. Sementara dalam bagian sebelumnya penulis telah menyatakan bahwa pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem adalah pertanian terpadu. Dengan demikian Tuhan pun menginginkan adanya pertanian terpadu.
Dengan pertanian terpadu (keseimbangan ekosistem yang terjaga) maka setidaknya ada 2 tujuan Tuhan:
1. Tuhan akan menjadikan bumi ini sebagai sumber rezeki bagi umat manusia.
2. Tuhan akan menjadikan bumi ini sebagai sumber rezeki bagi mahluk lain di luar manusia yang rezekinya pun bukan urusan manusia.
Secara sederhana apa yang diinginkan Tuhan tersebut dapat dipahami karena dengan pertanian terpadu kita tidak pernah mematikan bahkan mengajak hidup organisme lain. Contoh organisme tersebut adalah cacing dan bakteri perombak bahan organik yang ikut hidup ketika kita bertani walaupun mungkin organisme tersebut tidak kita tumbuhkan atau kita tidak bermaksud menghidupi organisme tersebut. Inilah yang dimaksud bahwa Tuhan pun akan menjadikan bumi ini sebagai sumber rezeki bagi mahluk lain yang rezekinya bukan urusan kita. Secara ilmiah aktivitas dari “mahluk lain” tersebut akan meningkatkan produktivitas dari lahan kita dan secara agamawi mahluk lain akan terus berdoa akan keberhasilan dan keberlanjutan pertanian terpadu ini agar mereka pun dapat terus melanjutkan kehidupannya.
V. PENUTUP
Pertanian terpadu merupakan pilar kebangkitan bangsa Indonesia dengan cara menyediakan pangan yang aktual bagi rakyat bangsa ini. Pengujian kebenaran melalui metode sains falsafiyyah menunjukkan bahwa kebenaran pertanian terpadu berada pada taraf ilm al-yaqin, ain al-yaqin dan haq al-yaqin. Dengan demikian tidak ada keraguan dari kita terhadap kebenaran pertanian terpadu sehingga apabila hal ini dapat dilaksanakan dan dikembangkan, dapat diharapkan bangsa ini dapat tampil sebagai bangsa yang disegani dan menyongsong masa hadapan dengan mantap, apalagi pada era kesejagatan (globalisasi) nanti.
PUSTAKA
Nasoetion, A.H. 1999. Pengantar ke filsafat sains. Litera Antar Nusa. 229 hal.
Sumber: http://tumoutou.net/702_04212/r_umar_hs.htm
Langganan:
Postingan (Atom)