Berawal dari keinginannya untuk hidup sehat, Solihin, salah seroang petani di Desa Pleret, Bantul, Yogyakarta, mencoba untuk menanam padi organik.
Pada mulanya, menanam padi organik dirasakan sangat sulit dan melelahkan. Namun didorong keinginannya untuk menjaga kesehatan, rasa lelah itu tidak dirasakannya. Bahkan sekarang hanya rasa senang yang diperolehnya ketika berada disawah.
Beras dari hasil panennya itu dia tawarkan ke beberapa orang terdekat. Dan ternyata nasi dari beras organik banyak yang disukai orang. Hal ini dikarenakan rasanya yang enak, sedikit gurih (tanpa perasa makanan). Sehingga sekarang banyak yang berminat untuk membeli beras organik.
Karena permintaan yang tidak seimbang, hasil produksi padinya tidak cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. Solihin terpaksa mengajak beberapa orang petani untuk dibina sebagai petani organik.
Dari binaannya, beberapa petani berhasil menjadi petani organik, tapi sebagian yang lain tidak berhasil.
Untuk menjadi petani organik ternyata tidak semudah yang dibayangkan banyak orang. Selain harus telaten, ternyata diperlukan juga mental yang kuat.
Produksi padi organik biasanya lebih rendah dari padi yang dikelola secara konvensional., apalagi bila terserang hama, hal ini dapat menghancurkan tanaman padi. Namun demikian produksi yang rendah tersebut dapat diimbangi dengan harga yang lebih tinggi dari pada beras biasa.
Melihat kondisi seperti itu beberapa petani mundur untuk menjadi petani organik. Namun sebagaian yang lain memilih untuk tetap maju. Bahkan sebagian petani organik sudah memiliki pasar tersendiri untuk beras organiknya, selain untuk kebutuhannya sendiri.
Jogakarta, 14 Januari 2006
Selasa, 28 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar